PETUALANGAN INTLEKTUAL BERLAYAR DAN MENANGKAP IKAN DI ATAS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
PETUALANGAN INTLEKTUAL
BERLAYAR DAN MENANGKAP IKAN DI ATAS
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
Paper disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fisafat Ilmu
yang diampu oleh Dr. Marsigit

Disusun oleh:
Doni Setiyo Ardiyanto,
S.Pd.Si
NIM. 12709259002
Jurusan
Pendidikan Matematika
Program
Pascasarjana
Universitas
Negeri Yogyakarta

BAB I
PENDAHULAN
A. Latar
Belakang Masalah
Secara fisafat kita hidup dalam masa kontemporer.
Kontemporer dimana zamannya setelah zaman moderen fisafat yaitu pada abad
ke-17. Kontemporer dimana banyak pemikiran para fiusuf yang telah melahirkan
ide-ide membentuk madzab aliran-aliran filsafat. Kontemporer dimana aliran
filsafat sudah sedemikian rupa membentuk sungai-sungai,sampai-sampai airnya
sudah sampai ke lautan dalam samudra filsafat.
Dunia pada waktu sekarang adalah berasal dari perkembangan
dunia masa sebelumnya. Benua-benua yang ada sekarang adalah perubahan dari satu
benua dari jutaan tahun yang lampau. Pohon yang besar sekarang dulunya adalah
benih kecil. Bahkan diri kita yang lengkap sekarang berawal dari sel satu yang
tumbuh di dalam rahim. Ide-ide yang
berkembang sekarang adalah bentuk perkembangan dari ide-ide masa sebelumnya. Aliran-aliran
filsafat yang ada sekarang merupakan hasil perkembangan dari aliran-aliran sebeumnya,
baik itu dari penyempurnaan maupun hasil kajian kritis yang menghasilkan dua
kutub aliran yang bertentangan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini tertarik untuk
menyibak dan mengungkap beberapa jenis aliran filsafat dan bagaimana
aliran-aliran filsafat tersebut berkembang. Tulisan ini bertujuan sebagai
berikut: (1) menguraikan jenis
aliran-aliran filsafat; (2) mengungkap tokoh-tokoh lahirnya aliran filsafat;
(3) menguraikan secara seobjektif; dan (4)
menyimpulkan dan mencoba menjawab pertanyaan, “ Apakah di zaman
kontemporer seperti sekarang akan terlahir lagi aliran-aliran filsafat baru
yang mampu mengubah haluan dan laju dunia ?”.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Aliran-aliran Filsafat
Tujuan
belajar filsafat bukanah untuk mengetahui apa yang dulu pernah dipikirkan
manusia tentang banyak perkara, mealinkan bagaimana kebenaran perkara-perkara
tersebut digeluti. (Thomas Aquinas dalam Simon Petrus, 2004, 5)
Ada berbagai
macam aliran filsafat telah berkembang sejak lahirnya filsafat. Beberapa aliran
yang telah ada yaitu rasionalisme, idealisme, empirisme, positivisme, pragmatisme
dan lain sebagainya. Aliran-airan tersebut ada berasal dari pemikiran manusia. Dimana menurut Heraclitus “Apa pun yang ada
bagi ada dan bagi berpikir pastilah ia ada, sebab ia bisa ada, dan tidak ada
satu ketentuan tentang yang ada”. (Grahan Higgin: 2000). Aliran-airan tersebut ada karena ada
pemikirnya dan penganutnya.
Endro
(2010) mengatakan bahwa “Pandangan dan gagasan filsafat ilmu berkembang dalam
dialektika yang sangat dinamis. Hal ini karena berbagai pemikiran baru muncul
menggantikan konsep-konsep dan pikiran lama. Namun demikian, walaupun
masing-masing aliran ada kelebihan dan kelemahannya, setiap aliran filsafat
ilmu saling berkonstribusi dengan saling menyapa secara kritis.”. Hal tersebut
karena Endro telah menguraikan jenis-jenis aliran filsafat adalah sebagai
seperti dalam kutipan berikut:
Rasionalisme
Rasionalisme adalah mashab filsafat ilmu yang
berpandangan bahwa rasio adalah sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian, kriteria
kebenaran berbasis pada intelektualitas. Strategi pengembangan ilmu
model rasionalisme, dengan demikian, adalah mengeksplorasi gagasan dengan
kemampuan intelektual manusia.
Empirisme
Empirisme adalah sebuah orientasi filsafat yang
berhubungan dengan kemunculan ilmu pengetahuan modern dan metode ilmiah.
Empirisme menekankan bahwa ilmu pengetahuan manusia bersifat terbatas pada apa
yang dapat diamati dan diuji. Oleh karena itu, aliran empirisme memiliki sifat
kritis terhadap abstraksi dan spekulasi dalam membangun dan memperoleh ilmu.
Strategi utama pemerolehan ilmu, dengan demikian, dilakukan dengan penerapan
metode ilmiah.
Realisme
Dalam pemikiran filsafat, realisme berpandangan bahwa
kenyataan tidaklah terbatas pada pengalaman inderawi ataupun gagasan yang
tebangun dari dalam. Dengan demikian realisme dapat dikatakan sebagai bentuk
penolakan terhadap gagasan ekstrim idealisme dan empirisme. Dalam membangun
ilmu pengetahuan, realisme memberikan teori dengan metode induksi empiris.
Gagasan utama dari realisme dalam konteks pemerolehan pengetahuan adalah bahwa
pengetahuan didapatkan dari dual hal, yaitu observasi dan pengembangan
pemikiran baru dari observasi yang dilakukan. Dalam konteks ini, ilmuwan dapat
saja menganalisa kategori fenomena-fenomena yang secara teoritis eksis walaupun
tidak dapat diobservasi secara langsung.
Idealisme
Idealisme adalah tradisi pemikiran filsafat yang
berpandangan bahwa doktrin tentang realitas eksternal tidak dapat dipahami
secara terpisah dari kesadaran manusia. Dengan kata lain kategori dan gagasan
eksis di dalam ruang kesadaran manusia terlebih dahulu sebelum adanya
pengalaman-pengalaman inderawi. Pandangan Plato bahwa semua konsep eksis
terpisah dari entitas materinya dapat dikatakan sebagai sumber dari pandangan
idealism radikal.
Positivisme
Positivisme adalah doktrin filosofi dan ilmu pengetahuan
sosial yang menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai
basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian. Terminologi positivisme dikenalkan
oleh Auguste Comte untuk menolak doktrin nilai subyektif, digantikan oleh fakta
yang bisa diamati serta penerapan metode ini untuk membangun ilmu pengetahuan
yang diabdikan untuk memperbaiki kehidupan manusia.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah mashab pemikiran filsafat ilmu yang
dipelopori oleh C.S Peirce, William James, John Dewey, George Herbert Mead,
F.C.S Schiller dan Richard Rorty. Tradisi pragmatism muncul atas reaksi
terhadap tradisi idealis yang dominan yang menganggap kebenaran sebagai entitas
yang abstrak, sistematis dan refleksi dari realitas. Pragmatisme berargumentasi
bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu pengetahuan transendental dan
menggantinya dengan aktifitas manusia sebagai sumber pengetahuan. Bagi para
penganut mashab pragmatisme, ilmu pengetahuan dan kebenaran adalah sebuah
perjalanan dan bukan merupakan tujuan.
Enam
aliran besar filsafat yaitu rasionalisme, emperisme, realisme, idealisme,
positivisme, dan pragmatisme.
Rasionalisme dimana sumber ilmu berasal dari rasio atau akal. Emperisme
dimana sumber ilmu melalui metode atau pengalaman. Realisme dimana sumberimu
penggabungan dari apa yang ada didalam dan diluar manusia. Idealisme dimana
ilmu berasal dari apa yang ada dalam pikiran. Positivisme dimana ilmu merupakan
bangunan fakta yang bisa di amati. Pragmatisme dimana ilmu merupakan aktifitas
manusia.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPUAN
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa
1.
Ada enam aliran
besar filsafat
2.
Aliran aliran
tersebut lahir karena dasar kritik dari airan-aliran yang sebelumnya telah ada.
3.
Oleh karena itu,
sangat dimungkinkan di era kontemporer akan lahir kembali aliran-aliran
filsafat baru.
B.
DAFTAR PERTANYAAN
1.
Dalam aliran-aliran
tersebut dimana posisi Filsafat Islam?
2.
Apakah pancasila
lahir dari aliran-aliran filsafat tersebut?
Daftar Pustaka
Endro Dwi Hatmanto. 2010. Macam-Macam Aliran Filsafat
Ilmu. http://endro.staff.umy.ac.id/?p=87 diunduh tanggal 24 September 2012.
Simon Petrus L. 2004. Petualangan Intlektual Konfrontasi
Dengan Para Filsuf Dari Zaman Yunani Hingga Zaman Moderen. Yogyakarta:
Kanisius.
Grahan
Higgin. Diterjemahkan oleh Basuki
. 2000. Antologi Filsafat. Yogyakarta :Bentang
Komentar
Posting Komentar