MATEMATIKA
DAN BAKSO SEBUAH AKSIOLOGI FENOMENA GURU PROFESIONAL
Makalah Dibuat Dalam Rangka Melengkapi Tugas-tugas Perkuliahan
Filsafat Ilmu dari Prof. Dr Marsigit M.A., Th 2012/2013

Disusun oleh:
Doni Setiyo Ardiyanto, S.Pd.Si
NIM. 12709259002
Jurusan
Pendidikan Matematika
Program
Pascasarjana
Universitas
Negeri Yogyakarta

BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru profesional
merupakan istilah yang baru naik daun sejak munculnya Undang-undang Nomor 14
tahun 2005 tentang profesi guru dan dosen. Hal ini berkaitan dengan
sertifikasi guru, dimana yang disebut
guru profesional adalah guru yang memiliki sertifikat profesi guru dan mendapat
tunjangan profesi.
Guru yang memiliki
sertifikat profesi guru harapannya adalah guru yang benar-benar profesional
dalam bidang pendidikan dan pembelajaran sesuai bidangnya, namun kenyataan
kurang lebih jauh dari harapan. Hal yang terjadi tidak sesegnifikan dengan yang
di harapkan. Berdasarkan pengamatan di lapangan
guru bersertifikasi masih ada yang datang terlambat, pulang cepat, RPP
dan prangkat pembelajaran masih copy-paste,
tidak melakukan penelitian, pembelajaran konvensional dan lain sebagainya. Ini
adalah kontradiksi harapan sertifikasi guru. Bahkan masih terbaca dan terdengar
di media massa masih guru menganiaya murid ataupun melakukan hal yang tak
senono kepada siswa-siswinya di berbagai penjuru negeri ini.
Secara normatif
kejadian di atas bisa disebut aksiden atau kecelakaan dalam artian seharusnya
tidak terjadi pasca sertifikasi guru. Normatif yang lainnya adalah kesalahan
prosedur, yaitu prosedur guru profesional belum semua terlaksana dalam proses
yang dilakukan guru bersertifikat profesi. Filsafatnya masih dalam pragmatism
atau bahkan menuju hedonism. Hanya saja kejadian di atas merupakan fenomena
gunung es yang perlu di sikapi oleh berbagai pihak yang berwenang.
Apapun yang terjadi di
atas, tidak dapat digeneralisir untuk semua
guru bersertifikasi melakukan hal tersebut. Faktanya masih banyak
guru-guru yang benar profesional, dimana mereka berprestasi, berdaya juang
tinggi, melakukan penelitian, membuat perangkat pembelajaran secara kreatif dan
inovatif serta melayani siswa-siswinya secara bijaksana.
Ada seorang guru
matematika yang fenomenal di Indonesia pada saat ini. Beliau berulangkali masuk
TV karena melakukan inovasi dalam pembelajaran matematika yang unik, seperti
dalam acara Kick Andi dan Hitam Putih serta Golden Ways Mario Teguh. Beliau
adalah Bapak Julianto Eko Sarwono seorang guru matematika di SMP Negeri 19
Purworejo Jawa Tengah.
B. Rumusan Masalah
Oleh sebab fenomenalnya
guru ini dalam melakukan inovasi pembelajaran matematika, maka menjadi menarik
mengulasnya secara filsafat. Sebagai rumusan masalah dalam tulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa
yang ada dan mungkin ada dalam pembelajaran yang beliau lakukan?
2. Bagaimana
beliau sebagai pengada, yang mengada dan telah ada?
3. Bagaiman
beliau melakukan yang ada dan yang mungkin ada sejauh yang ada?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Profil Sang Guru Matematika
Juli Eko Sarwono lahir
di kota gudeg Jogjakarta dari keluarga sederhana ,lahir pada tanggal 21 juli
1963 dari ibunda Ngadiyem dan ayahanda Buwang Hadi Suwarno (Alm). Tamat SD
Panca Arga magelang pada tahun 1976, Tamat SMP A.Yani pada tahun 1980, dan
melanjutkan SMA N Tidar tamat pada tahun 1983 di Panca Arga Magelang. Pada
tahun 1986 tamat sekolah PGSMTP N jurusan matematika di Magelang. Di terima
sebagai PNS pada tahun 1989 dan di tempatkan di SMP N 19 purworejo.
Kegiatan sehari-hari
adalah guru matematika, melatih beladiri dan berjualan bakso keliling di
lingkungan tempat tinggal dari pukul empat sore sampai pukul sebelas malam. Berjuang
untuk memberi hidup pendidikan adalah tujuaan hidupnya
Pengalaman; guru berprestasi tingkat sekolah
pada tahun 2003 dan pada tahun 2004. Gelar guru faforit tingkat sekolah pada
tahun 2005. Penghargaan GOOD PRACTICES Jawa tengah dari DBE 3 jateng (USAID
Amerika) pada tahun 2008, Agustus 2008 mendapat kehormatan presentasi
pembelajaran dengan barang bekas di LABORATORIUM MATEMATIKA UNES Semarang.Sebagai
nara sumber di acara Kick Andy Metro TV Jakarta pada 18 Nopember 2009.Sebagai
acuan acara MARIO TEGUH GOLDEN WAES 6 APRIL 201O Metro TV dengan tema Guru
bangsaku.Sebagai Nominator Kick Ady heroes 2010.Pada tahun 2009 dan 2010
mendapatkan penghagaan sebagai PNS berprestasi Tingkat kabupaten
Purworejo.Gelar guru terpuji Jawa Tengah di peroleh pada tahun 2009 .Mewakili
DBE 3 jawa tengah untuk pameran media pembelajaran Matematika tingkat nasional
tahun 2010 di gedung dikti Jakarta, (Kerja sama Indonesia dengan USAID
Amerika). Mewakili kedu pameran pembelajaran matematika pada hari ulang tahun
PGRI Jawa tengah di Semarang tahun 2009. Pada tanggal 14 febuari 2011 sebagai
bintang tamu dan mendapat penghargaan Inspirational Moment dari PT Tigaraksa Jakarta.Pada
bulan Maret 2011 sebagai nara sumber inspiring teacher pada acara perencanaan
national DBE Amerika di Hotel Mariot Surabaya.
Pada tahun 2010 di angkat film sebagai best
practice pembelajaran matematika oleh direktorat pembinaan SMP, kementrian pendidikan
Nasional Jakarta.Bulan september 2011 sebagai nara sumber pada acara sarasehan
DBE Amerika dengan UNES tingkat Jateng yang di hadiri wakil gubernur Rutri
Ningsih di UNES Semarang.Bamyak karya siswa SMP N 19 Purworejo yang di
Pamerkan pada acara itu.Pada bulan septembwr
dan oktober 2011 TV RI menayangkan pembelajaran saya pada acara gigih.
Sering disebut dengan
julukan “guru edan”, di sebabkan karena cara pembelajaran pada siswa-siswinya
yang dilakukan dengan berbagai macam metode dan menggunakan berbagai macam
sumber belajar. Sumber belajar matematika adalah lingkungan sekitar bahkan
menggunakan berbagai macam permaianan daerah.
Oleh sebab itu, secara
olah pikir filsafat maka istilah guru edan sebenarnya salah. Edan dalamartian
bahasa jawa ke bahasa Indonesia adalah gila. Gila di artikan orang yang
kehilangan kesadaran akan jiwanya. Kontradiksi dengan apa yang dilakukan oleh
Julinto Eko Sarwono yang sebenar-benarnya ia adalah dalam kondisi yang sadar
akan ruang dan waktu. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar matematika
merupakan hal yang paling sadar bagi seorang guru matematika yang memfahami
matematika sekolah.
B.
Motivasi Sang Guru dan Pedagang Bakso
Dalam
sebuah tulisannya Eko Sarwono berkata, “Saya adalah sosok guru yang tidak perlu
ditiru, karena sebagai guru nyambi jualan bakso keliling”. Guru dimana fisafatnya bisa idealism, rasionalism, empirisism,
kontuktivism, dan lain sebagainya. Sedangkan pedagang Bakso filsafatnya bisa
pragmatism, kapitalism. Namun kontradiksinya dia dapat melakukan keduanya
dengan sempurna. Sempurna dalam artian normatif harmoni.
Oleh karena fakta
tersebut, pasti ada sebabnya berikut adalah sejarah singkat kejadian guru
matematika dan pedagang bakso, cerita adalah berikut ini: Dimulai dari beliau diangkat menjadi guru tahun
1989 dan di tempatkan di SMP N 19 Purworejo, dengan jarak 35 km dari rumah beliau di dusun Kemaran RT 3
kelurahan Jogonegoro, kecamatan Mertoyudan, Magelang. Di SMP N 19 Purworejo beliau mendapat tugas mengajar mata pelajaran
Matematika dan ektra kulikuler beladiri pencak silat juga membantu melatih
drumben. Kehidupan seorang guru lumayan dengan gaji cukup .
Kehidupan beliau mulai
memburuk saat anak beliau mulai sekolah lanjutan dan diperparah dengan
anak-anak mulai kuliyah, beliau merasa gaji yang beliau terima sudah tidak
cukup lagi. Mulailah beliau mencari tambahan penghasilan pada tahun 1996,
dengan cara mengojek pakai sepada motor berangkat jam tujuh malam pulang jam
satu malam. Pada tahun 2000, beliau dan istri berjualan makann dan nasi di
pangkalan angkutan pedesaan. Namun pada 2003 warungnya kena gusur.
Oleh sebab itu, beliau bersama
istri berjualan bakso. Istri berjualan bakso mangkal di pinggir jalan,
sedangkan beliau berjualan bakso dengan berkeliling dari desa satu ke desa yang
lain mulai jam empat sore sampai jam sebelas malam. Ternyata dengan berjualan
bakso keliling inilah Tuhan memberikan kehidupan yang luar biasa, karena mendapat penghasilan lebih dari gaji
guru negeri, apalagi kami sering di borong pesta pernikahan dan borongan
lainnya.
Meskipun demikian
seperti di atas, beliau tidak melupakan tugasnya sebagai guru matematika.
Beliau menunjukan kemampuan dalampembelajaran
matematika. Beliau menggunakan berbagai
macam metode pembelajaran, yang tentunya
berbeda dengan rekan guru yang lain. Kata Eko Sarwano, “ Karena saya bukan sarjana
dan teman - teman semua sarjana, saya menggunakan metode kontekstual yang
dibuat dari barang bekas dan kami sajikan dengan metode permainan “.
Semisal pembelajaran
kompentensi dasar menentukan luas dan keliling lingkaran, pada pembelajaran ini
peserta didik menentukan luas dan keliling lingkaran dengan menghitung langsung
media yang berbentuk lingkaran misalnya kaset sidi, tutup kaleng roti, ember
dan sebagainya. Untuk menguji kompentensi peserta didik di lakukan dengan
bemain, contohnya soal -soal di tulis di pesawat terbang dari kertas dan di
terbangkan kemudian peserta didik mengerjakan dengan berkelompok sambil bermain
pesawat terbang,metode ini sungguh sangat menyenangkan.
Contoh yang lain yaitu
dalam pembelajaran dengan kopentensi dasar persamaan garis lurus dengan metode
permainan misalnya untuk menentukan gradien peserta didik bisa menggunakan
wayang dan jalangkung, dari pembelajaran ini berlangsung sangat menyenangkan
dan hasil nilainya berhasil di atas KKM.
Pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 19
Purworejo terdapat Laboratorium
Matematika. Di dalam laboratorium matematika penuh dengan hasil karya siswa dan
banyak karya siswa yang sering dipamerkan di luar kota Purworejo, misalnya di
jakarta pada acara pameran DBE tingkat nasional tahun 2010, tahun 2008 di hotel
The Sunan Solo pada acara pameran pendidikan Tingkat Jawa Tengah, tahun 2008
pameran pendidikan di Ambarawa pada acara HUT PGRI, tahun 2011 pameran
pendidikan Nasional di hotel JW Mariot Surabaya, dan tahun 2010 ikut pameran
pendidikan bersama UNICEF di hotel Senturi Jakarta.
Kesimpulannya ternyata
jualan bakso tidak mengganggu beliau dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.
Kata beliau, “yang penting adalah melakukan tugas dengan sepenuh hati dan tidak
melupakan tugas sebagai suami untuk menyejahterakan keluarga”. Barangkali inilah filsafatnya Imam Gozali
yaitu kerjakan. Kerjakan maka semua akan ada hasilnya tentunya tidak sembarang
mengerjakan namun dengan kesadaran penuh akan ruang dan waktu sehingga secara
harmoni dapat membagi peran dimana spiritualnya adalah amanah.
C.
Pembelajaran Matematika Secara Unik
Pembelajaran
matmatika sekolah tentulah berbeda dengan matematika universitas. Matematika
sekolah hakekatnya adalah kegiatan, penyelidikan, penemuan pola, dan
penyelesaian masalah sehingga di angkat dari hal-hal kongkrit. Dimana
tahapannya adalah matematika kongkrit, model kongkrit, model formal dan
matematika formal.
Hal
inilah yang barangkali dilakukan oleh Julianto Eko Sarwono dalampembelajaran
matematika. Beikut ini yang tertulis
pada krjogja.com, yang pada 31 januari 2012.
“Raut ceria selalu tampak pada wajah Juli
Eko Sarwono (49), guru matematika SMP Negeri 19 Kabupaten Purworejo. Dengan
sabar, ia berpindah dari meja kelompok satu ke kelompok lainnya. Sembari
melempar dadu terbuat dari kertas, ia dengan sabar meminta muridnya melakukan
uji statistik peluang munculnya angka. Dimeja lain, ia meminta murid
perempuannya mempresentasikan rumus volume kerucut dengan caping kertas bekas
sebagai modelnya.
Biasanya, pelajaran matematika merupakan momok
bagi pelajar. Hingga sekarang, mungkin masih ada sebagian pelajar yang masih
merasa dipusingkan dengan angka dan rumus. Bergelut dengan kalkulator hingga
sempoa, serta menghitung berbagai fungsi dan persamaan.
Namun tidak bagi kelas yang diampu Juli Eko
Sarwono. Wajah riang, penuh semangat dan serasa tanpa beban tampak pada raut
murid-muridnya. "Saya mencoba membuat matematika menjadi menyenangkan,
jika murid sudah suka, transfer ilmu akan mudah," ujarnya kepada
KRjogja.com, sekolahnya, Selasa (31/1).
Model yang digunakan Juli sebenarnya
sederhana. Ia mencoba merubah paradigma pelajaran matematika yang tidak lepas
dari angka dengan memasukkan alat peraga. "Saya menyebut cara ini metode
kontekstual, apa adanya," paparnya. Lanjutnya, metode tersebut terbilang
jitu untuk diterapkan pada anak usia SMP. Lanjutnya, pelajar mampu
mengimajinasikan rumus-rumus yang ada dalam buku dengan menerapkan langsung
pada berbagai alat peraga.
Sebelum menerapkan metode tersebut, ia
mengaku otoriter dalam mengajar. Selain itu, semua harus kaku diterapkan
berdasarkan buku pelajaran yang digunakan. Namun, jelang kenaikan kelas, murid
mengecap Juli sebagai guru galak dan mereka merasa tidak nyaman selama belajar.
"Target nilai matematika terpenuhi, disisi lain, murid menganggap saya
galak, mereka jadi tidak nyaman. Itu yang membuat saya berpikir untuk merubah
cara mengajar siswa," katanya.
Bahkan, guru yang hanya lulusan
Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) tahun 1986 itu mengaku kerap
memasukkan sepeda motornya ke dalam kelas sebagai media belajar siswa. Sepeda
motor itu, ia jadikan contoh ketika Juli mengajarkan tentang lingkaran dan
benda tabung. "Mereka praktik sendiri, mengukur sepeda motor saya, dan
akhirnya menerapkan rumus matematika untuk menghitung," ucapnya.
Mengajar dengan cara seperti Juli bukan
tanpa tantangan. Saat mengawali metode itu beberapa tahun silam, rekan sekerja
melayangkan protes. Setiap kali usai mengajarkan matematika, ia meminta murid
menempelkan hasil perhitungan berbagai rumus di tembok kelas. Selain itu, alat
peraga juga dianggap bikin sumpek dan mengotori ruang kelas. Ia juga pernah
dianggap sebagai guru 'edan' lantaran cara mengajar yang dinilai aneh.
Namun, setelah metodenya berhasil
mencetak nilai bagus dan kenyamanan dalam belajar, ia justru didukung teman
sekerjanya. Bahkan, sekolah meminjaminya satu kelas khusus untuk laboratorium
matematika. "Kelas ini khusus matematika, jadi seperti laboratorium namun
sederhana. Setiap pelajaran matematika untuk kelas sembilan, diajarkan di kelas
khusus ini," paparnya.
Keberhasilan cara mengajar Juli juga
membuatnya menjadi pembicara pada sejumlah seminar nasional bertema pendidikan
di sejumlah tempat dan stasiun televisi. Ia tidak mempersoalkan dirinya tidak
pernah lulus sebagai sarjana. Ia juga mengaku tidak masalah jika belum lolos
uji sertifikasi. Juli merasa cukup dengan penghasilannya sebagai guru dan
berwiraswasta. Sepulang mengajar di SMP 19 Purworejo, ia berjualan bakso
keliling di lingkungan rumahnya di Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang. "Lumayan, dapat tambahan penghasilan sedikitnya Rp 70
ribu setiap hari," ujarnya.
Dicap 'edan' ternyata tidak membuat Juli Eko
Sarwono minder. Justru hal itu makin terlecut semangatnya untuk terus maju
menjadi yang terbaik. Bahkan, karena kiprahnya, Juli mendapat penghargaan
sebagai 'Good Practices' di bidang pendidikan oleh lembaga donatur asing
Decentralized Basic Education 3 (DBE 3) - USAID.
Dalam artikel di blog
Kick Andi (2009) tetulis resum hasil dialog di acara Kick Andi yang bertajuk “Satu Hati Cerdaskan Bangsa” yaitu sebagi berikut:
Julianto Eko Sarwono misalnya. Guru matematika
SMP Negeri Purworejo, Jawa Tengah ini adalah guru matematika yang sudah banyak
mendapat penghargaan. Oleh Depdiknas Jawa Tengah, Eko sering diundang untuk
memberikan tip dan trik cara mengajar matematika kepada sejumlah guru. Walau
Eko mengaku tidak sarjana seperti guru-guru lain, pria setengah baya itu tidak
berkecil hati.
Ia mempunyai cara unik dalam
mengimplementasikan pelajaran sekolah kepada anak didiknya. Selain membuat
sejumlah alat peraga sendiri, Eko juga merangsang murid dengan sejumlah hadiah.
“Setiap soal saya berikan harga sesuai tingkat kesulitan. Yang paling sulit
harganya Rp 5 ribu, yang agak gampang Rp 3 ribu dan seterusnya. Bahkan ada yang
saya hadiahi semangkuk bakso kepada murid yang bisa mengerjakan soal dengan
baik,” ujarnya. Memang Eko ini adalah guru yang benar-benar unik. Untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari ia berjualan bakso berkeliling kampung. Namun
demikian ia mengaku tak pernah mengeluh. Ia sangat mencintai pekerjaannya
sebagai guru dan selalu berdoa agar anak didiknya pandai dan berhasil.
Matematika tidak
sekedar rumus namun hal-hal yang nyata dilkukan oleh siswa. Siswa memperoleh
ilmu dari intuisi dan pengalaman yang di berikan guru sehingga pembelajaran
lebih bermakna. Oleh karena dilakukan dalam bentuk permainan maka dapat membuat
anak gembira dan senang yang hikmahnya siswa menjadi senang dengan pembelajaran
matematika.
D.
Foto-foto Kegiatan Pembeajaran Matematika dan Normatifnya
|

.Gambar 1. Guru terlibat kegiatan
seperti halnya siswa.
Normatifnya adalah contoh.
Sepiritualnya adalah amanah.

Gambar 2. Poster Taman Bermain
Matematika
Normatifnya adalah ruang. Spiritualnya
adalah ilmu.

Gambar 3. Mengerjakan Matematika sambil
bermain enggrang sangat menyenangkan, pikiran jadi tidak tegang.
Normatifnya adalah pengalaman.
Sepiritualnya adalah khusuk atau konsentrasi.

Gambar 4. Permen dengan harga
limaratusan rupiah sebagai peraga gradien garis.
Normatifnya adalah inovatif.
Spiritualnya adalah ilmu.

Gambar 5. Ketapel untuk mengukur sudut
Normatifnya adalah inovasi. Spiritualnya
adalah ilmu.

Gambar 6. Matemtika dan karya seni
Normatifnya adalah harmoni. Spiritualnya
adalah khusyuk.

Gambar 7. SATU HATI CERDASKAN BANGSA
Normatifnya adalah prestasi.
Spiritualnya adalah amanah.
D.
Alat Peraga Pembelajaran Matematika dari
Bahan Bekas
Contoh hakekatnya
adalah ilmu, alat peraga hakekatnya
adalah contoh maka alat peraga merupakan ilmu.
Pemanfaatan barang bekas hakekatnya adalah penyeamatan, dalam artian
penyelamatan bumi dari kehabisan sumber
daya alam. Oleh sebab itu penggunaan alat peraga dari bahan bekas megandung
fasafah yang tinggi yaitu selain sebaga sumber ilmu juga sebagai penyelamat
ilmu.
Meskipun barang bekas
di sekitar sekolah dan tempat tinggal peserta didik , banyak dan mudah didapat, Juianto Eko Sarwono memilih barang bekas
tersebut yang tepat dan bersih. Misalnya kaleng bekas susu, sebelum digunakan
harus di bersihkan terlebih dahulu agar tidak menimbulkan masalah kesehatan
bagi siswa. Kayu dan ranting di pilih yang sesuai kebutuhan dan tahan lama, dan
tidak berbubuk.
Sesuai fungsi alat peraga adalah untuk
membantu proses pembelajaran sampai pada tujuan yang di maksud yaitu siswa
dapat lebih mudah menangkap materi pelajaran dengan baik dan dapat memperoleh
nilai matematika dengan maksimal. Eko Sarwono sering menggunakan alat peraga , berikut
contoh pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dari barang bekas.
1. Pembelajaran
pada KD penjumlahan bilangan bulat.
Tempat minuman gelas
untuk menjelaskan penjumlahan,minuman gelas yang kosong mewakili bilangan
negatif sedangkan minuman gelas yang utuh masih tertutup mewakili bilangan
positive.
Cotoh ; -3 + 4 =….. Dengan peraga kita
sediakan 3 tempat minuman gelas kosong dan empat tempat minuman gelas yang
masih isi dan tertutup. Cara kerja
sangat sederhana yaitu tiga tempat minuman kosong di masuki empat tempat
minuman isi yang masih tertutup satu - persatu .maka akan ada satu tempat minuman
yang masih utuh tidak masuk tempat minuman kosong. Kesimpulannya setelah tempat minuman kosong dan isi di masukan
dengan berpasanga Satu-satu maka aka ada
sisa satu tempat minuman yang isi, karena tempat minuman yang isi mewakili
bilangan positive maka -3 + 4 hasilnya adalah satu.
Penjelasan penjumlahan bilangan bulat
dengan menggunakan alat peraga miniatur tiang bendera, cara kerjanya sama
seperti menggunakan garis bilangan,bedanya kalau peraga tiang bendera dilakukan
keatas positif dan kebawah jika negativ, bilangan nol diletakkan di
tengah-tengah miniatur tiang bendera . Media miniatur tiang bendera yang di
pasang bendera merah putih , akan bermanfaat, yaitu untuk menanamkan karakter
cinta terhadap tanah air Indonesia
2. Pembelajaran
dengan KD sudut
Pembelajaran mengukur sudut ,penulis sering
menggunankan ranting pohon,cara kerjannya adalah sangat sederhana peserta didik
menyediakan ranting pohon yang ada di sekitar sekolah untuk kemudian peserta
didik mengukur besar sudut ranting ter sebut yang kemudian menuliskan hasilnya
pada lembar kerja yany tersedia untuk selanjutnya mendiskusikan atar kawan dan
kelompok dan hasil kerjanya di presentasikan kepada kelompok lain.Penulis
mengajak peserta didik untuk saling meneliti hasilnya terdap hasil temannya dan
penulis mengamati setiap kelompok dan menyimpulkannya yaitu mengukur sudut
dengan menggunakan busur yang benar.
3. Pembelajaran
dengan K D Lingkaran
Pembelajaran lingkaran sebaiknya
peserta didik membawa lingkaran dari barang bekas yang ada di sekitar tempat
dimana mereka tinggal. Barang bekas tersebut meliputi kaset cd, tutup toples,
alas tempat nasi yang berbentuk lingkaran .tutup kaleng roti, kaleng semir , tutup
gelas, alas gelas, bisa juga tempayan dari bambu yang di gunting berbentuk
lingkaran, dan sebagainya. Cara kerjanya adalah intinya peserta didik bisa
mengindentifikasi unsur- unsurelingkaran yang meliputi jari-jari diameter , pi,
untuk selanjutnya peserta didik bisa mengukur jari-jari dan diameter dari
barang bekas berbentuk lingkaran milik mereka kemudian menghitung keliling
lingkaran dan luas lingkaran. Dari hasil yang mereka lakukan kemudian ditulis
pada Lembar Kerja kemudian mereka peserta didik saling mendiskusikan hasilnya
kepada teman-temannya guru sebagai moderator menarik kesimpulan bersama peserta
didik .
4.Pembelajaran dengan KD Persamaan garis lurus
Materi persamaan garis lurus
merupakan materi yang amat sulit bagi peserta didik pada umumnya,tapi tidak
bagi peserta didik kami,karena penulis telah menemukan cara yang jitu untuk
menyampaikan pembelajaran persamaan garis lurus dengan gamblang, berikut
penulis jelaskan ; Model jelangkung , cara kerjanya adalah sumbu y dan x kita
gunakan dari kayu ,kayu dibentuk + kayu tegak sebagai sumbu Y dan kayu vertikal
sebagai sumbu X ,supaya menarik rangkaian sumbu tersebut di hias layaknya
jelangkung.Pada sumbu Y dan sumbu X di beri angka sebagai bidang
koordinat,untuk mencoba, misalnya peserta didik meletakkan kayu yang panjang
dan lurus pada bidang koordinat tersebut dan temannya di suruh membaca ,kayu
panjang tersebut memotong pada sumbu Y dan memotong sunbu X ,guru sebagai
moderator memberi arahan sehinga peserta didik dapat mengetahui besar
kemiringannya, mengetahui gradien ,jadi intinya peserta didik di arahkan agar
mampu membaca grafik dari alat peraga jelangkung tersebut.
5,Bangun ruang balok dan kubus;
Kotak tempat sabun,kotak tempat pasta gigi
yang terbuat dari kertas tersebut sangat mudah di dapat,barang tersebut sangat
cocok untuk menjelaskan Pembelajaran bangun ruang balok dan kubus,cara kerjanya
adalah peserta didik diharapkan sudah membawa dari rumah kotak tempat sabun,
kotak tempat pastagigi, bungkus rokok, bungkus korek api, bungkus obat nyamuk
yang mereka sukai, selanjutnya mereka masing-masing mengamati,mengukkur dan
menghitung ukuran panjang ,lebar dan tinggi dari barang yang mereka bawa. Dilanjutkan
menghitung luas sisi ,volume dan menentukan jaring-jaring bangun tersebut
,menghitung panjang rusuk ,panjang diagonal ruang dan sebagainya sesuai urutan
pada RPP.Karena mereka menghitung barang nyata maka diharapkan tujuan
pembelajaran bisa tercapai dengan maksimal.
6. Pembelajaran dengan KD Bangun ruang sisi lengkung,tabung
dan kerucut
a)
.Luas Tabung., Luas selimut tabung dan luas sisi tabung.
Untuk mempermudah menjelaskan cara
menghitung luas selimut tabung ,penulis menggunakan kaleng roti ,kaleng minuman
dan kaleng susu,berikut cara kerjanya .
Kaleng roti dibungkus dengan kertas
sesuai ukurannya, kertas pembungkus dipotong sesuai ukuran badan kaleng
tersebut dan sebagian kertas di tempelkan dengan perekat pada kaleng
tersebut,dari kerja tersebut peserata didik akan mengetahui bahwa ternyata
selimut tabung tersebut bisa diwakili oleh kertas pembungkus kaleng dengan
keliling lingkakaran mulut tabung menjadi ukuran panjang pada kertas pembungkus
dan tinggi ukuran pada tabung akan menjadi ukuran lebar pada kertas
pembungkus.Kemudian dapat disimpulkan oleh peserta didik bahwa luas selimut
tabung adalah panjang kali lebar pada kertas pembumgkus dan dua kali pi kali
jari-jari pada tabung. Selanjutnya guru menekankan saja.Sedangkan luas sisi
tabung adalah luas selimut tabung di tambah dengan luas lingkaran alas dan di
tambah dengan luas lingkaran tutup.
Selimut tabung Sisi tabung
b.Bangun ruang sisi lengkung [tinggi dan sisi
kerucut]
Pada pelaksanaan Proses pembelajaran
matematika dengan kopentensi bangun ruang sisi lengkung saya menemukan temuan
yang tidak diduga sebelumnya ,yaitu peserta didik pada saat akan menentukan
tinggi bangun kerucut.
Sebagian peserta didik kebingungan, karena
pada umumnya saat kita mengajar jarang menyiapkan alat peraga bangun kerucut
secara kontektual.Kadang peserta didik hanya melihat gambar bangun kerucut di
papan tulis yang di sajikan oleh pahlawan tampa tanda jasa ini,Dari temuaan ini
maka wajib hukumnya saya membawa kerucut utuh sebagai gambaran pada peserta
didik,kerucut belah yaitu kerucut dibagi menjadi dua bagian sehingga akan
kelihatan ruang dalam kerucut.
Dari bangun kerucut
yang terbelah tadi kita persilahkan peserta didik untuk menghitung tinggi
kerucut dan panjang sisi kerucut , selanjutnya peserta didik diajak untuk
menghubungkan tinggi kerucut ,sisi kerucut dan jari-jari lingkaran yang
merupakan alas dari bangun kerucut tersebut.Nah peserta didik dengan kelompok
belajarnya menggambar segitiga dari gabungan tinggi kerucut,sisi kerucut dan
jari-jari alas kerucut menjadi gambar segitiga siku-siku.Dari temuan-temuan tadi
jelas yang harus banyak belajar justru saya ,akan menjadi sebuah mala petaka
yang amat menyedihkan dan mengerikan jika ke alpaan seorang guru membiarkan
temuan –temuan tadi dan tidak mengadakan perbaikan serta tidak diikuti
sekenario perbaikan RPP yang merupakan tindak lanjut dari temuan –temuan
tadi,agar tujuan akhir dari proses pembelajaran tercapai.ALLAHU AKBAR Tuhan
menunjukaan kekurangan pada saya.
c.BANGUN SISI LENGKUNG [Menentukan luas
permukaan kerucut]
Pada pembelajaran bangun ruang sisi lengkung
menentukan dan menghitung luas permukaan kerucut sering kali ditemukan peserta
didik yang mengalami kesulitan menghitung permukaan kerucut .Mengapa sering
terjadi ,karena pemahaman tentang luas kerucut yang disampaikan ke peserta
didik tidak kontektual yaitu masih sebatas gambar kerucut .Suatu ketika saya
menyampaikan materi bangun ruang sisi lengkung menentukan luas permukaan
kerucut ,saya sudah menyiapkan alat peraga berupa bangun kerucut yng dibuat
dari kertas stopmap bekas , dengan bergai gaya metode yang menyenangkan tapi
pada saat peserta didik kita coba berikan latihan soal yang berkaitan
menghitung luas permukaan kerucut ternyata ditemukan banyak peserta didik yang
belum mampu menyelesaikan soal –soal latihan.Padahal pada saat menyampaikan
konsep tersebut sudah sedemikian hebatnya. Dari temuaan tersebut saya merivisi
RPP dan membuat dua bangun kerucut ditempel jadi satu dengan dua alas
kerucut,bagian sisi kerucut yang kedua di gunting vertikal,dan alas kerucut
bagian bawah dilepas.Dari sampel kerucut tadi akan kelihatan kerucut utuh di
bungkus kerucut yang ke dua,tapi akan terlihat bungkus kerucut ke dua
mengelupas.Dari pengalaman yang saya lakukan dengan menggunakan peraga bangun
kerucut ganda ternyata bisa mejawab persoalan tadi sehingga peserta didik mampu
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menentukan luas bangun kerucut
sehingga tujuan akhir pembelajaran bisa tercapai. Dari pengalaman tadi maka
pada saat melakukan proses pembelajaran tidak cukup sekali saja membuat RPP
mungkin bisa dalam satu pertemuaan mengubah dan memperbaiki RPP lebih dari dua
kali agar RPP bisa tepat sasaran yaitu RPP yang mampu menghantarkan peserta
didik menyelasaikan soal- soal yang berkaitan tentang menentukan luas permukaan
kerucut.
(Termuat di blog ekosarwono.blogspot.com)
E.
Inovasi Pembelajara Matematika
Hakekat dari
pembeljaran matematika sekolah adalah kegiatan, penelitian, pencarian pola, dan
penyelesaan masalah. Pembelajaran konvensional cendrung menghiangkan hal-hal
tersebut hanya mereduksi dengan kegiatan matematika formal. Untuk sadar akan kontradiksi hakekat dengan
pembelajaran matematika konvensional maka lahirlah solusi-solusi yang dinamakan
inovasi pembelajaran matematika.
Sadar akan hal tersebut
di atas, maka Julianto Eko Sarwono melakukan inovasi dalam pembelajaran
matematika. Pembelajaran Matematika dilakukan dengan memilih metode yang
menyenangkan dan dapat mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran yang di
harapkan.Berikut metode pembelajaran yang menyenangkan, di antaranya adalah :
1. BOM SOAL
Pembelajaran terasa indah dan dengan tehnik
lemparan soal ,peserta didik membuat soal dan melemparkan soal tersebut kepada
temannya .Kertas soal diremas membentuk bom bulat di lemparkan pada sesama
temannya ,biasanya kami melaksanakan soal saling lempar di kelas dan di luar
kelas.Setelah soal selesai di kerjakan,jawaban di berikan pada teman yang
membuat soaluntuk dikoreksi dan di nilai .Tentu saja hasil tersebut kurang
valid,maka untuk menghindari dari kerugian peserta didik mendiskusikan hasil
mereka.Setelah terjadi kesepakatan baru hasilnya di laporkan pada gurunya
selanjutnya dicatat di buku nilai.Pemberian hadiyah kepada peserta didik yang
berhasil mendapatkan nilai baik , dilakukan bersamaan dengan penutupan akhir
pertemuan pembelajaran.Pemberian hadiyah sangat di perlukan agar peserta didik
senang,bersemangat dan mencintai matematika.Dan pada saat itulah kesempatan
kita untuk memberikan rejeki kita untuk di infakkan pada pendidikan,kita akan
praktik berbuat dermawan.
2. Pesawat Tempur beramunisi soal
Proses pembelajaran matematika perlu dilakukan
dengan menyenangkan agar pembelajaran nenjadi menarik dan tidak membuat peserta
didik pusing dibuatnya,perlu penyegaran,diantaranya dengan menuliskan soal-soal
matematika pada mainan pesawat dari kertas,kemudian pesawat berisi soal
tersebut di terbangkan dan di tujukan pada sesama kawannya dan tentunya sangat
asyik bila dilakukan di luar kelas.Setelah masing-masing peserta didik menerima
pesawat soal tersebut ,langsung di kerjakan ,jika sudah selesai, jawaban
tersebut di berikan kepada kawan pembuat soal untuk di periksa dan di
nilai.Hasil nilai di diskusikan dulu,bila sudah sepakat nilai di berikan pada
guru untuk di catat.GURU memberikan hadiyah kepada peserta didik yang mendapat
nilai terbaik,lagi guru praktek menjadi orang yang dermawan,tindakan guru
memberikan hadiyah kepada peserta didik adalah merupan teladan agar kelak
peserta didik dapat menjadi orang dermawan yang budiman.
3. Pohon bergelantungan buah soal
matematika
Cuaca dilingkungan sekolah sering tidak
bersahabat,kadang udara panas sehingga peserta didik gerah di buatnya.Begitupun
yang terjadi di dalam kelas .Untuk menghidari hal demikian,kami sepakat untuk
melaksanakan pembelajarandi luar kelas .Kami pilih lokasi yang rimbun dan teduh
,soal-soal tersebut penulis buat dan di gantungkan pada dahan pohon-pohon
dengan ketinggian yang bisa di jangkau peserta didik.Penyelesaian soal-soal
tersebut dilakukan secara berkelompok.Mereka menghampiri pohon-pohon yang
berbuah soal matematika dan megerjakan soal –soal yang ada tersebut .Peserta
didik saling berdiskusi ,dan ada beberapa peserta didik yang tampak berani
mepresentasikan hasil yang di dapat kepada teman-temannya pembelajaran
kelihatan cair dan menyenangkan .Dalam hal ini guru mengamati, memberikan penekanan
dan membimbing peserta didik sesuai yang di butuhkan peserta didik.Pembelajaran
di akhiri dengan menarik kesimpulan bersama dan memberikan penekanan tujuan
pembelajaran yang di capai.
4. Presentasi hasil
Untuk melatih peserta didik ,maka pada pembelajaran
matematika ,peserta didik di berikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil
pekerjaanya di kelompoknya masing-masing,Pada kesempatan yang lain ,peserta
didik di berikan waktu untuk mempresentasikan hasil dari kesepakatan
kelompoknya di hadapan kelompok yang lain dan di sampaikan di depan
kelas,Peserta didik saling memberikan tanggapan dan kadang berdebat sangat
ramai,peran guru mutlak hanya sebagai moderator.Pembelajaran kali ini cocok
dilakukan di dalam laboratorium matematika.Walaupun pembelajaran ini sangat
gaduh tetapi tujuan pembelajaran tetep tercapai.
5. Soal Antar kawan
Keberhasilan Pembelajaran matematika sering di
ukur dari nilai yang diperoleh peserta didik.Orang tua peserta didik akan puas
jika nilai matematika pada rapot anaknyanya bagus.Oleh karena itu guru harus
sering memberikan latihan soal yang banyak.Dari soal yang mudah ,sedang dan
sulit .Pemberian motivasi sangat di perlukan agar peseserta didik tetap eksis.
Maka pada pembelajaran matematika di perlukan
soal yang berfariasi,contohnya peserta didik membuat soal yang di ambil dari
internet dan buku penunjang yang lain kemudian di rangkum dan di bukukan
,jadilah bang soal karya siswa .Bang soal tersebut bisa berjumlah 100 soal
misalnya,kemudian bang soal tersebut ditukarkan kepada kawannya untuk
dikerjakan ,hasilnya didiskusikan ,bila terdapat soal-soal yang sulit maka guru
bersama peserta didik membahasnya dan dicari penyelesainnya.Apabila setiap
peserta didik dapat membuat rangkuman soal berjumlah seratus saja yang
diperoleh dari berbagai buku dan internet,bila penulis mengampu enam kelas
,setiap kelas tiga puluh peserta didik ,maka akan terkumpul 180 buku bang soal
karya siswa,bila di jumlah seluruhnya terdapat 18000 butir soal.Penulis sudah
sering melakukan . Pembelajaran matematika walaupun dilakukan dengan
bermain,tertawa, dan gaduh,tetap harus dingat bahwa latihan soal harus di
lakukan dengan kontinyu dan berulang-ulang agar peserta didik dapat nilai yang
maksimal bagus,maka perlu sekali di bentuk kelompok belajar,agar peserta didik
rajin berlatih mengerjakan soal-soal dan tidak bosan
Soal antar kawan ini sangatlah perlu untuk
menunjang tercapainya niai maksimal atau nilai 10,mengapa ,karena peserta didik
akan mengenal berbagai macam soal dengan fersi bahasa yang bermacam-macam.Dari
kebiasaan peserta didik mengerjakan soal-soal yang banyak maka peserta didik
akan percaya diri dan selalu siap menhadapi tes misalnya.
Dari pengalaman penulis ,pembelajaran model
soal antar kawan akan muncul kesadaran dari pesert didik bahwa matematika amat
sulit,maka pada kondisi ini guru sebagai moderator harus bisa membawakan acara
ini dengan piawai ,sabar, menarik ,humoris ,terampil,bijak sana,menguasai kelas
,paham karater masing-masing peserta didik ,dermawan,member aplus dan
hadiyah,mengapa demikian ?Harus, karena guru harus tetap membuat kondisi kelas
menyenangkan dan menenteramkan suasana.Bikin saja kelas kocak agar peserta
didik tetap der semangat dan senang.
6. Penyajian soal-soal latihan yang
kreatif
Pelaksanaann proses pembelajaran matematika
bisa dilaksanakan dengan sangat menyenangkan.Akan tetapi untuk memperoleh hasil
akhir yang maksimal tentu saja kita harus bisa menyajikan soal –soal dari
berbagai buku, dari buku murahan sampai buku yang berkelas kita harus rajin
mencari soal dari internet.Peserta didik tentu akan lebih percaya diri setelah
banyak melakukan latihan soal.Tehnik penulisan di sajikan bisa dengan cara-cara
yang kreatif contohnya pada pokok bahasan bangun datar menghitung luas dan
keliling .peserta didik membuat denah perumahan dengan di lengkapi taman
,kolam, lapangan basket dan ada bagian tanah yang ditamami rumput.Peserta didik
menghitung lokasi – lokasi yang ditentukan ada lokasi berbentuk jajaran genjang
belah ketupat, trapisium ,lingkaran,bujur sangkar,persegi panjang dan
layang-layang.
Latihan soal yang kontinyu dan dengan porsi
jumbo ,akan membuat peserta didik terbiasa mengerjakan soal.Dan untuk melatih
peserta didik agar terbiasa menghadapi soal tingkat tinggi bisa dengan cara
siswa diajak membuat bangun datar dengan berbagai ukuran dengan melubangi
kertas dibentuk bangun datar untuk selanjutnya peserta didik saling menukarkan
dengan temannya dan menyelesaikannya.Soal berbentuk cerita bisa di sajikan
dalam bentuk denah dan maket,Tehnik ini dibuat bertujuan agar peserta didik
tidak bosan.Penulisan soal akan kelihatan mengasikkan bila sesekali soal
ditulis pada kertas potongan – potongan kecil- kecil dengan bermacam-macam
aneka warna .Singkat kata penulisan soal yang cara penyajianya bervariasi akan
membuat peserta didik senang dengan mata pelajaran matematika.
Proses pembelajaran yang didukung dengan
kreatif ,baik yang dilakukan oleh peserta didik dan guru,akan membantu
tercapainya tujuan pembelajaran matematika secara maksimal.SMP N 19 Purworejo
adalah contoh sekolah yang sudah membuat peserta didik senang tehadap mata
pelajaran matematika. Peserta didik di SMP N 19 Purworejo tidak hanya
mengerjakan soal yang di siapkan oleh guru ,akan tetapi peserta didik juga
telah membuat soal –soal latihan yang diambil dari internet dan hebatnya soal
tersebut dibukukan dengan rapi dan amat bagus peserta didik juga mengekpresikan
kesenangan mereka terhadap mata pelajaran matematika dengan menulis dan
dibukukan ,dengan berbagai macam judul yang lucu- lucu sebagai ekpresi
kesenangan terhadap mata pelajaran matematika.
BAB
III
PENUTUP
Guru matematika adalah
juga manusia. Manusia yang memiliki multi tanggungjawab baik kepada profesinya,
keluarganya, bangsanya, negaranya, sampai dengan Tuhannya. Oleh karena hakekat
manusia adalah makhluk berpikir, maka manusia mampungemban tanggungjawab yang
banyak tersebut. Guru Matematika dapat pula menjadi pedagang bakso ataupun yang
lainya selama masih dalam koridor spiritual
ikhlas.
Guru matematika yang
profesional tidak mudah menyerah dengan himpitan ruang dan waktu. Halangan yang
terjadi dalam ruang dan waktu hakekatnya adalah tantangan yang mampu melejitkan
potensi menjadi kompetensi yang akhirnya berbuah prestasi. Secara normatif guru mateatika profesional
merupakan sebah profesi yang membangun. Secara spiritual guru matematika
profesional meupakan amanah.
Guru matematika yang
profesional adalah guru yang ada karena sebagai pengada dan mengada. Guru yang
mampu sebagai pengada dan mengada sumber belajar bagi siswa-siswinya. Guru yang
mampu sebagai pengada dan mengada inovasi daam pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika
normatifnya dalam bahasan ini adalah harmoni. Harmoni membuat matematika bukan
sekedar pelajaran melainkan sebuah aktivitas manusia.Dimana matematika
membangun siswa-siswi untuk memiliki matematikanya sendiri dan siap hidup di
masa depannya.
Daftar Pustaka
·
Agus Sigit. 2012. Mengajar
Matematika Secara Unik Dicap 'Guru Edan', Juli Eko Sarwono Justru Sabet
penghargaan. http://krjogja.com/read/116928/
dicap-guru-edan-juli-eko-sarwono-justru-sabet-penghargaan.kr
·
Juianto Eko Sarwono. 2011. PEMBELAJARAN
MATEMATIKA YANG MENYENANGKAN. http://ekoyulisarwono.blogspot.com/2011/11/kata-pengantar.html
·
Juianto Eko Sarwono. 2011. Motivasi Guru
dan Pedagang Bakso . http://ekoyulisarwono.blogspot.com/2011/11/motivasi-guru-dan-pedagang-bakso.html
·
Endro Dwi Hatmanto.
2010. Macam-Macam Aliran Filsafat Ilmu. http://endro.staff.umy.ac.id/?p=87
diunduh tanggal 24 September 2012.
·
Simon Petrus L.
2004. Petualangan Intlektual Konfrontasi Dengan Para Filsuf Dari Zaman Yunani
Hingga Zaman Moderen. Yogyakarta: Kanisius.
·
Grahan
Higgin. diterjemahkan oleh Basuki . 2000.
Antologi Filsafat. Yogyakarta :Bentang
Komentar
Posting Komentar