legi Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu
Oleh: Marsigit
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Hah... tiadalah satupun di depanku bisa lepas dari kendaliku.
Selama ini aku merasa punya kelebihan. Aku merasa tiada satu halpun di dunia ini lepas dari kesadaranku. Aku merasa lebih dari orang-orang disekitarku. Aku bahkan merasa kemampuanku bisa mengendalikan apapun yang aku inginkan. Hah.. orang-orang itu. Di hadapanku, mereka itu tidaklah lebih dari hanya kecoa-kecoa. Jika aku mau maka aku bisa tentukan semua nasib-nasibnya. Yah dasar aku. Aku memang sudah kondhang, dan ketenaranku itu akan aku pertahankan hingga titik darah penghabisan. Tetapi siapalah berani menghalangi setiap langkahku. Kiranya tak ada orang sebanding dengan diriku. Oleh karena itu mengapa aku harus risau. Ah risau tidak ada gunanya. Aku pun tidak memerlukan jasa baiknya. Aku paling banter hanya perlu mereka sebagai bahan bakarku. Yah jika mereka berbaik-baik dan membawa manfaat padaku maka barulah aku singkap ujung mataku. Tiadalah catatan dan kamusnya bahwa diriku tidak dapat menggapai tujuan-tujuan dan keinginanku. Mereka baru bangun aku sudah berpikir. Mereka baru mulai berpikir, aku sudah bertindak. Mereka baru mulai bertindak, aku sudah selesai. Lalu apalah daya mereka.
Maka tiadakah daya dan pikiran mereka mampu menghalangiku. Oleh karena kedudukanku yang istimewa maka tentulah aku harus dan harus mempunyai hak istimewa bagi mereka. Aku adalah previligeku. Maka kareka kuasaku yang berlebih bagi mereka maka aku tentulah punya hak atas mereka. Aku umumkan sepihak dan hanya perlu sepihak saja. Aku tidak memerlukan persetujuannya. Kalau perlu aku paksakan saja. Karena mareka sesungguhnya tiadalah arti bagiku. Aku adalah keinginanku. Aku adalah ambisiku. Yah, jika mereka ramai menamaiku bahwa aku adalah nafsuku, peduli amat. Biarkan mereka berkata semaunya. Bahkan jika mereka katakan bahwa aku adalah syaitannya, aku juga tidak perduli. Peduli amat, syaitan dan bukan kan tergantung kacamatanya. Jika kacamataku adalah sensualku maka syaitan itu bisa saja bidadariku. Demikainlah gumamku. Siapakah ingin menguji diriku? Siapakah ingin menjadi kompetitorku. Mari kita bertarung di sembarang ruang dan waktu pun aku okey-okey saja. Ha..ha..ha..sebenar-benar diriku adalah pemangsa ruang dan waktu.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu memberi perintah kepada wakilnya:
Wahai wakilku tahukah engkau apa tugas-tugasmu? Aku mengangkatmu bukanlah sekedar kebetulan. Aku sengaja mengangkatmu untuk menyubur-suburkan aku. Aku kuutus engkau pergi kemanapun untuk mencari bahan bakar penyuburku. Maka, patuh adalah absolut untuk mu. Kamu hanya boleh melaporkan yang baik-baik saja kepadaku. Yakinkan bahwa di dunia ini tidak ada yang melebihiku. Jika kau temukan ada orang yang melebihiku, maka segera musnahkanlah. Jika engkau tidak mampu maka laporkanlah kepadaku. Jika engkau tidak lapor kepadaku maka engkau pulalah yang akan aku musnahkan.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu mencari tempat berteduh:
Aduhai tidak kusangka aku menemukan tempat begitu teduhnya bagiku. Ah ada makanan juga di sini. Tetapi mengapa aku musti perlu tempat berlindung. Ah keparat. Bukankah seyogyanya aku itu yang menjadi pelindung bagi mereka. Mengapa mesti aku menemukan istilah bahwa aku mesti berlindung. Walaupun tempat berlindungku sekedar tempat. Andaikata ini bukan tempat. Andaikata ini sesama manusia pasti sudah aku hancurkan.
Tempat berteduh ternyata bisa berkata:
Wahai seseorang yang tidak tahu diri. Mengapa engkau datang bertamu tidak meminta ijin terlebih dulu. Lebih dari itu, disamping tidak sopan engkau juga telah memakan makanan yang ada di sini tanpa ijin juga. Lebih dari itu, engkau juga telah bergumam ingin menghancurkanku. Sungguh angkau adalah orang yang tidak tahu balas berbudi. Engkau lahap dan telan apapun yang ada di depanmu.
Engkau rampas setiap hak-hak orang lain. Engkau rampas setiap kesempatan yang ada. Engkau tulisi kertas putihku. Engkau koreksi pekerjaanku tanpa legalitas. Bahkan engkau butakan penglihatanmu. Engkau tidak dapat membedakan batas-batas wilayahku. Engkau tidak mau membaca tanda-tanda. Engkau telah berlaku begitu sombongnya. Engkau telah berlaku sebagai hakim bagi semua manusia. Engkau ambil aku setiap saat, tetapi engkau campakkan pula aku setiap saat. Pantaslah kemudian jika orang-orang menyebutmu sebagai pemangsa ruang dan waktu. Sebenar-benar pemangsa ruang dan waktu adalah jika seseorang tidak kenal ruang dan waktu. Tidak kenal ruang karena engkau tidak mau tahu kepada siapa engkau bicara, apa yang dibicarakan, kepada siapa engkau menuntut hak. Tidak kenal waktu karena engkau tidak peduli kapan engkau bicara, kapan engkau bertindak dan bagaimana engkau bertindak. Sungguh luar biasakah engkau itu. Perilakumu tidak hanya merugikan mereka, tetapi telah mengeliminasi mereka. Tahukah engkau dosa-dosa yang engkau tanggung? Mengeliminasi sifat-sifat sesama tidak lian tidak bukan adalah membunuh sebagian karakter mereka. Maka terkutuklah engkau, wahai pemakan ruang dan waktu. Tetapi ingatlah bahwa aku tidaklah dalam posisi membetul-betulkan perilakumu. Bahkan sebaliknya, jika engkau masih mau, maka aku masih akan menawarkan perlindunganku kepadamu dari teriknya matahari. Itulah semata-mata fungsi dan tugasku, yaitu menolong sesama.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Ha..ha..dari banyak kalimatmu yang tidak enak, maka kalimat terakhirmu itulah yang masih bagus. Jika memang engkau mempunyai tugas menolong sesama, maka sekarang akan engkau uji dirimu itu. Tolong pinjamkan pada diriku anak panah dan pedangmu itu kepadaku, karena aku memerlukannya untuk berperang.
Tempat berteduh:
Tengoklah pada lengan dan leherku. Jikalau engkau cermat maka apakah warna darahku itu. Warna darahku adalah putih, itu artinya aku memang ditakhdirkan untuk selalu ikhlas membantu orang lain. Maka apapun permintaanmu kepadaku, begitu memang telah engkau lantunkan, aku kabulkan. Maka ambillah anak panah dan pedangku itu.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Terimakasih. Ha..ha.. dasar bodoh. Ketahuilah wahai tempat berlindung, karena dungumu, maka engkau tidak mengetahui bahayamu. Ketahuilah, orang pertama yang akan kubunuh dengan pedangmu ini tidak lain tidak bukan adalah dirimu itu.
Maka terimalah tebasan padangku ini. (Dalam cerita, matilah tempat berteduh tersebut).
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Wahai semuanya, dimanakah engkau semua. Inilah diriku. Jika tiadalah yang menemuiku maka aku akan protes dan menggugat siapakah penyebab adaku ini.
Mengapa aku harus diciptakan di dunia ini? Kalaupun pertanyaanku tiadalah yang menjawab, maka akan aku bunuh pula sang penciptaku.
Hamba penjaga ruang dan waktu datang:
Astaghfirullah aladzhim, ya Allah ampunilah segala dosa dan kekhilafanku. Ampunilah dosa-dosa leluhurku. Ampunilah dosa-dosa para pemimpinku. Ampunilah dosa-dosa orang-orang yang telah berbuat aniaya dan berbuat kerusakan di atas bumi ini. Ya Allah ya Robbi, turunkan dan berikan rakhmat danhidayah Mu kepada orang-orang yang sabar dan tawakal. Tiadalah daya dan upayaku kecuali atas ridhlo dan kehendakmu ya Allah.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu berjumpa hamba penjaga ruang dan waktu
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Wahai orang asing yang berperilaku aneh. Aku perhatikan engkau komat-kamit sendiri. Sedang bicara apakah engkau. Orang seburuk engkau kenapa engkau duduk di situ. Bukankah tempatmu itu hanya pantas bagi tempat duduk orang-orang seperti ku. Kenapa juga engkau mempunyai banyak harta dan peralatan di situ? Bukankah harta dan peralatan itu hanyalah orang-orang sepertiku yang pantas memilikinya. Aneh juga, mengapa engkau mempunyai banyak rencana-rencana? Bukankah rencana-rencana itu sesungguhnya akulah yang paling pantas memilikinya? Aneh pula mengapa engkau punya banyak program-program, bukankah program-program itu, akulah yang paling pantas mengembangkannya. Aneh pula mengapa engkau punya banyak teman-teman, bukankah teman-temanmu itu sesungguhnya paling pantas adalah temanku. Coba lihat rencanamu, oh kaya beginikah rencanamu itu? Mengapa rencanamu tidak sesuai dengan pikiranku. Kenapa engkau sempat pula berpikir, bukankah hanya dirikulah orang yang paling berhak berpikir? Kenapa engkau sempat menulis, bukankah itu sebenar-benar adalah hak istimewaku? Kenapa engkau sempat bicara lantang, bukankah itu juga hak istimewaku? Maka tidak terimalah diriku ini atas keadaan ini. Tetapi kenapakah engkau tidak duduk di antara ruang-ruang, karena ketika engkau duduk disitulah aku akan mudah memangsamu. Dan kenapa pula engkau tidak duduk di antara waktu-waktu, karena ketika engkau duduk di situlah aku akan lebih mudah memangsamu. Aku tidak peduli engkau kena kutukan atau bukan. Tetapi aku juga tidak peduli titah nenek moyangmu bahwa janganlah berkeliaran di waktu maghrib. Aku tidak pedula nenek moyangmu mengutukku sebagai candik ala.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Alhamdullilah, bahwa Tuhan telah memberi aku kesempatan bersilaturakhim kepadamu. Semoga keselamatan ada pada diri anda dan tentunya diriku juga. Amien.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Hah, jangan sok pura-pura alim. Pakai doa-doa segala. Ini, ni ini, engkau tidak becus. Kamu punya banyak hal tetapi semuanya tidak ada yang tepat. Ketahuilah bahwa tepat tidaknya sesuatu milikmu itu jika sesuai dengan pikiranku. Maka tiadalah sebenar-benar kebenaran, jika dia berada di luar diriku. Maka semestinyalah bahwa engkau seharusnya selalu minta ijin kepadaku sebelum engkau melakukan berbagai hal. Tetapi yang sebenar-benar terjadi adalah aku tidak akan pernah ridhlo kepadamu walaupun engkau sudah minta restu kepadaku sekalipun. Satu-satunya ikhlasku adalah jikalau engkau enyah dari depanku. Maka terimalah pukulan dan tebasan padangku ini.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu tersungkur terkena pedangnya sendiri
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Wadala .. oh kenapa Tuhan tidak adil? Kenapa musti aku bisa dikalahkan oleh seseorang buruk rupa. Wahai orang buruk rupa, apa pula yang engkau lakukan kepadaku sehingga aku tersungkur, terkena pedangku sendiri.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Ketahuilah bahwa sebenar-benar yang terjadi adalah aku tidak berbuat apa-apa terhadapmu. Tetapi ulah perbuatan dirimu sendirilah yang telah menyebabkan engkau jatuh tersungkur.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Tidak mungkin. Aku tahu persis bahwa engkaulah yang memukulku.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Terserah dirimulah. Tetapi perlu engkau ketahui bahwa yang sebenar-benar terjadi adalah kamu telah diperingatkan oleh Tuhan atas perilakumu yang merusak di atas bumi ini.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Wah semakin sombong saja engkau ini. Coba kalau aku mampu berdiri, pasti engkau sudah ku bunuh.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Ketahuilah, inilah sebenar-benar yang akan terjadi. Umurmu tidak akan lama lagi. Adalah kodrat Nya bahwa engkau segera akan mati dan akan menghuni neraka jahanam. Inilah sebenar-benar peringatan agar manusia ingat dan paham akan ruang dan waktu. Sebenar-benar malapetaka di dunia adalah jika orang-orang sudah tidak sadar akan ruang dan waktu. Maka sebenar-benar dirimu adalah godfathernya orang-orang yang tidak kenal dan tidak mau tahu ruang dan waktu. Bukankah mengurusi hal yang bukan haknya itu pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu? Bukankah pekerjaan yang melampaui batas itu pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah menggunakan peralatan tidak sesuai dengan peruntukannya, itu pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu? Bukankah memaksakan kehendak itu pertanda bahwa engkau tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah menginginkan sesuatu diluar kemampuan dan wewenang itu juga pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah usul yang tidak proporsional itu juga pertanda bahwa engkau tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah terlambat kerja itu pertanda bahwa engkau tidak paham ruang dan waktu? Bukankah terlambat shalat itu pertanda engkau tidak paham ruang dan waktu? Bukankah promosi diri berlebihan itu juga pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu? Bukankah berpakaian yang tidak pantas itu juga pertanda tidak kenal ruang dan waktu? Bukankah berbicara yang tidak sopan itu juga tidak kenak ruang dan waktu? Dan inapropriate behaviour itu juga tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah menyalahi prosedur itu juga tidak kenal ruang waktu. Bukankah orang jawa mengatakan bahwa orang-orang demikian sering disebut pula “nggege mangsa”. Jikalaulah tidak demikian maka ada orang menyebutnya sebagai meritokrasi, yaitu ikhtiar, yaitu kerja keras, yaitu perjuangan, yaitu mengisi kemerdekaan. Bukankah Wal a’sri artinya adalah demi masa.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Bukankah sadar ruang dan waktu itu sebenar-benarnya adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Itulah sebenar-benar hermeneutika. Maka agar engkau sadar ruang dan waktu, maka pandai-pandailah menterjemahkan dan ikhlaslah untuk diterjemahkan. Bukankah kita belajar sejak nenek moyang bahwa sebenar-benar rakhmat adalah bagi orang-orang yang sadar akan ruang dan waktu. Itulah sebenar-benar orang Jawa mengatakan sebagai “ruwatan” adalah cara agar orang menjadi sadar ruang dan waktu. Maka perlulah diruwat bagi orang-orang yang tidak sadar ruang dan waktu agar dunia menjadi tenteram dan damai. Maka yang sebenar-benar terjadi pada dirimu inilah sebuah ruwatan dimana engkau sebagai Bathara Kala, yaitu orang yang tidak paham ruang dan waktu, diruwat tertembus oleh senjata Cakra nya Bathara Khrisna, yaitu perlambang orang-orang yang sadar akan ruang dan waktu. Kematianmu adalah kematian Bathara Kala, yaitu kematiannya orang-orang yang tidak sadar ruang dan waktu. Kemenanganku adalah kemenangannya Batara Khrisna, yaitu kemenangan bagi orang-orang yang sadar akan ruang dan waktu. Maka ingat dan waspadalah wahai orang-orang untuk selalu ingat ruang dan waktu. Maka waktu atau mandala itu memang senjatanya sang raja dewa.
Datanglah seorang hamba menggapai ruang dan waktu
Hamba menggapai ruang dan waktu:
Terimakasih hamba penjaga ruang dan waktu. Sebenar-benar yang terjadi adalah aku telah menyaksikan semuanya yang terjadi. Lebih dari itu, aku bahkan mendengar semua yang engkau katakan. Maka terimakasihlah aku kepadamu yang telah menolongmu dari kekejaman Makhluk pemangsa ruang dan waktu.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Bukankah engkau telah mati karena dibunuh Makhluk pemangsa ruang dan waktu?
Hamba menggapai ruang dan waktu:
Wahai hamba penjaga ruang dan waktu. Sesungguhnya atas jasa dan keikhlasan para saudara-saudara dan akar-rumput disekitarku itulah aku dapat bangkit kembali. Sebenar-benar yang terjadi adalah bahwa tiadalah kata kematian itu ada pada diriki. Karena sebenar-benar diriku adalah tempat berteduh bagi mereka. Aku adalah kendarannya mereka. Aku adalah sistemnya mereka. Aku adalah fasilitas bagi mereka. Aku yang satu adalah mereka yang banyak. Aku yang banyak bisa juga dia yang satu. Aku boleh koperasi. Aku boleh organisasi. Aku boleh fakultas. Aku boleh jurusan. Aku boleh bis kota. Aku boleh pegadaian. Aku boleh komputer. Aku boleh sekolahan. Aku boleh laboratorium. Aku boleh sepatu. Aku boleh baju. Aku boleh kacamata. Dan aku boleh apa saja selama engkau dan mereka bermaksud menggunakanku. Sehingga aku pun bisa sebagai badanmu, jikalau engkau telah mengaku sebagai rohmu. Maka sebenar-benar diriku adalah hamba menggapai ruang dan waktu.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Hah... tiadalah satupun di depanku bisa lepas dari kendaliku.
Selama ini aku merasa punya kelebihan. Aku merasa tiada satu halpun di dunia ini lepas dari kesadaranku. Aku merasa lebih dari orang-orang disekitarku. Aku bahkan merasa kemampuanku bisa mengendalikan apapun yang aku inginkan. Hah.. orang-orang itu. Di hadapanku, mereka itu tidaklah lebih dari hanya kecoa-kecoa. Jika aku mau maka aku bisa tentukan semua nasib-nasibnya. Yah dasar aku. Aku memang sudah kondhang, dan ketenaranku itu akan aku pertahankan hingga titik darah penghabisan. Tetapi siapalah berani menghalangi setiap langkahku. Kiranya tak ada orang sebanding dengan diriku. Oleh karena itu mengapa aku harus risau. Ah risau tidak ada gunanya. Aku pun tidak memerlukan jasa baiknya. Aku paling banter hanya perlu mereka sebagai bahan bakarku. Yah jika mereka berbaik-baik dan membawa manfaat padaku maka barulah aku singkap ujung mataku. Tiadalah catatan dan kamusnya bahwa diriku tidak dapat menggapai tujuan-tujuan dan keinginanku. Mereka baru bangun aku sudah berpikir. Mereka baru mulai berpikir, aku sudah bertindak. Mereka baru mulai bertindak, aku sudah selesai. Lalu apalah daya mereka.
Maka tiadakah daya dan pikiran mereka mampu menghalangiku. Oleh karena kedudukanku yang istimewa maka tentulah aku harus dan harus mempunyai hak istimewa bagi mereka. Aku adalah previligeku. Maka kareka kuasaku yang berlebih bagi mereka maka aku tentulah punya hak atas mereka. Aku umumkan sepihak dan hanya perlu sepihak saja. Aku tidak memerlukan persetujuannya. Kalau perlu aku paksakan saja. Karena mareka sesungguhnya tiadalah arti bagiku. Aku adalah keinginanku. Aku adalah ambisiku. Yah, jika mereka ramai menamaiku bahwa aku adalah nafsuku, peduli amat. Biarkan mereka berkata semaunya. Bahkan jika mereka katakan bahwa aku adalah syaitannya, aku juga tidak perduli. Peduli amat, syaitan dan bukan kan tergantung kacamatanya. Jika kacamataku adalah sensualku maka syaitan itu bisa saja bidadariku. Demikainlah gumamku. Siapakah ingin menguji diriku? Siapakah ingin menjadi kompetitorku. Mari kita bertarung di sembarang ruang dan waktu pun aku okey-okey saja. Ha..ha..ha..sebenar-benar diriku adalah pemangsa ruang dan waktu.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu memberi perintah kepada wakilnya:
Wahai wakilku tahukah engkau apa tugas-tugasmu? Aku mengangkatmu bukanlah sekedar kebetulan. Aku sengaja mengangkatmu untuk menyubur-suburkan aku. Aku kuutus engkau pergi kemanapun untuk mencari bahan bakar penyuburku. Maka, patuh adalah absolut untuk mu. Kamu hanya boleh melaporkan yang baik-baik saja kepadaku. Yakinkan bahwa di dunia ini tidak ada yang melebihiku. Jika kau temukan ada orang yang melebihiku, maka segera musnahkanlah. Jika engkau tidak mampu maka laporkanlah kepadaku. Jika engkau tidak lapor kepadaku maka engkau pulalah yang akan aku musnahkan.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu mencari tempat berteduh:
Aduhai tidak kusangka aku menemukan tempat begitu teduhnya bagiku. Ah ada makanan juga di sini. Tetapi mengapa aku musti perlu tempat berlindung. Ah keparat. Bukankah seyogyanya aku itu yang menjadi pelindung bagi mereka. Mengapa mesti aku menemukan istilah bahwa aku mesti berlindung. Walaupun tempat berlindungku sekedar tempat. Andaikata ini bukan tempat. Andaikata ini sesama manusia pasti sudah aku hancurkan.
Tempat berteduh ternyata bisa berkata:
Wahai seseorang yang tidak tahu diri. Mengapa engkau datang bertamu tidak meminta ijin terlebih dulu. Lebih dari itu, disamping tidak sopan engkau juga telah memakan makanan yang ada di sini tanpa ijin juga. Lebih dari itu, engkau juga telah bergumam ingin menghancurkanku. Sungguh angkau adalah orang yang tidak tahu balas berbudi. Engkau lahap dan telan apapun yang ada di depanmu.
Engkau rampas setiap hak-hak orang lain. Engkau rampas setiap kesempatan yang ada. Engkau tulisi kertas putihku. Engkau koreksi pekerjaanku tanpa legalitas. Bahkan engkau butakan penglihatanmu. Engkau tidak dapat membedakan batas-batas wilayahku. Engkau tidak mau membaca tanda-tanda. Engkau telah berlaku begitu sombongnya. Engkau telah berlaku sebagai hakim bagi semua manusia. Engkau ambil aku setiap saat, tetapi engkau campakkan pula aku setiap saat. Pantaslah kemudian jika orang-orang menyebutmu sebagai pemangsa ruang dan waktu. Sebenar-benar pemangsa ruang dan waktu adalah jika seseorang tidak kenal ruang dan waktu. Tidak kenal ruang karena engkau tidak mau tahu kepada siapa engkau bicara, apa yang dibicarakan, kepada siapa engkau menuntut hak. Tidak kenal waktu karena engkau tidak peduli kapan engkau bicara, kapan engkau bertindak dan bagaimana engkau bertindak. Sungguh luar biasakah engkau itu. Perilakumu tidak hanya merugikan mereka, tetapi telah mengeliminasi mereka. Tahukah engkau dosa-dosa yang engkau tanggung? Mengeliminasi sifat-sifat sesama tidak lian tidak bukan adalah membunuh sebagian karakter mereka. Maka terkutuklah engkau, wahai pemakan ruang dan waktu. Tetapi ingatlah bahwa aku tidaklah dalam posisi membetul-betulkan perilakumu. Bahkan sebaliknya, jika engkau masih mau, maka aku masih akan menawarkan perlindunganku kepadamu dari teriknya matahari. Itulah semata-mata fungsi dan tugasku, yaitu menolong sesama.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Ha..ha..dari banyak kalimatmu yang tidak enak, maka kalimat terakhirmu itulah yang masih bagus. Jika memang engkau mempunyai tugas menolong sesama, maka sekarang akan engkau uji dirimu itu. Tolong pinjamkan pada diriku anak panah dan pedangmu itu kepadaku, karena aku memerlukannya untuk berperang.
Tempat berteduh:
Tengoklah pada lengan dan leherku. Jikalau engkau cermat maka apakah warna darahku itu. Warna darahku adalah putih, itu artinya aku memang ditakhdirkan untuk selalu ikhlas membantu orang lain. Maka apapun permintaanmu kepadaku, begitu memang telah engkau lantunkan, aku kabulkan. Maka ambillah anak panah dan pedangku itu.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Terimakasih. Ha..ha.. dasar bodoh. Ketahuilah wahai tempat berlindung, karena dungumu, maka engkau tidak mengetahui bahayamu. Ketahuilah, orang pertama yang akan kubunuh dengan pedangmu ini tidak lain tidak bukan adalah dirimu itu.
Maka terimalah tebasan padangku ini. (Dalam cerita, matilah tempat berteduh tersebut).
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Wahai semuanya, dimanakah engkau semua. Inilah diriku. Jika tiadalah yang menemuiku maka aku akan protes dan menggugat siapakah penyebab adaku ini.
Mengapa aku harus diciptakan di dunia ini? Kalaupun pertanyaanku tiadalah yang menjawab, maka akan aku bunuh pula sang penciptaku.
Hamba penjaga ruang dan waktu datang:
Astaghfirullah aladzhim, ya Allah ampunilah segala dosa dan kekhilafanku. Ampunilah dosa-dosa leluhurku. Ampunilah dosa-dosa para pemimpinku. Ampunilah dosa-dosa orang-orang yang telah berbuat aniaya dan berbuat kerusakan di atas bumi ini. Ya Allah ya Robbi, turunkan dan berikan rakhmat danhidayah Mu kepada orang-orang yang sabar dan tawakal. Tiadalah daya dan upayaku kecuali atas ridhlo dan kehendakmu ya Allah.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu berjumpa hamba penjaga ruang dan waktu
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Wahai orang asing yang berperilaku aneh. Aku perhatikan engkau komat-kamit sendiri. Sedang bicara apakah engkau. Orang seburuk engkau kenapa engkau duduk di situ. Bukankah tempatmu itu hanya pantas bagi tempat duduk orang-orang seperti ku. Kenapa juga engkau mempunyai banyak harta dan peralatan di situ? Bukankah harta dan peralatan itu hanyalah orang-orang sepertiku yang pantas memilikinya. Aneh juga, mengapa engkau mempunyai banyak rencana-rencana? Bukankah rencana-rencana itu sesungguhnya akulah yang paling pantas memilikinya? Aneh pula mengapa engkau punya banyak program-program, bukankah program-program itu, akulah yang paling pantas mengembangkannya. Aneh pula mengapa engkau punya banyak teman-teman, bukankah teman-temanmu itu sesungguhnya paling pantas adalah temanku. Coba lihat rencanamu, oh kaya beginikah rencanamu itu? Mengapa rencanamu tidak sesuai dengan pikiranku. Kenapa engkau sempat pula berpikir, bukankah hanya dirikulah orang yang paling berhak berpikir? Kenapa engkau sempat menulis, bukankah itu sebenar-benar adalah hak istimewaku? Kenapa engkau sempat bicara lantang, bukankah itu juga hak istimewaku? Maka tidak terimalah diriku ini atas keadaan ini. Tetapi kenapakah engkau tidak duduk di antara ruang-ruang, karena ketika engkau duduk disitulah aku akan mudah memangsamu. Dan kenapa pula engkau tidak duduk di antara waktu-waktu, karena ketika engkau duduk di situlah aku akan lebih mudah memangsamu. Aku tidak peduli engkau kena kutukan atau bukan. Tetapi aku juga tidak peduli titah nenek moyangmu bahwa janganlah berkeliaran di waktu maghrib. Aku tidak pedula nenek moyangmu mengutukku sebagai candik ala.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Alhamdullilah, bahwa Tuhan telah memberi aku kesempatan bersilaturakhim kepadamu. Semoga keselamatan ada pada diri anda dan tentunya diriku juga. Amien.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Hah, jangan sok pura-pura alim. Pakai doa-doa segala. Ini, ni ini, engkau tidak becus. Kamu punya banyak hal tetapi semuanya tidak ada yang tepat. Ketahuilah bahwa tepat tidaknya sesuatu milikmu itu jika sesuai dengan pikiranku. Maka tiadalah sebenar-benar kebenaran, jika dia berada di luar diriku. Maka semestinyalah bahwa engkau seharusnya selalu minta ijin kepadaku sebelum engkau melakukan berbagai hal. Tetapi yang sebenar-benar terjadi adalah aku tidak akan pernah ridhlo kepadamu walaupun engkau sudah minta restu kepadaku sekalipun. Satu-satunya ikhlasku adalah jikalau engkau enyah dari depanku. Maka terimalah pukulan dan tebasan padangku ini.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu tersungkur terkena pedangnya sendiri
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Wadala .. oh kenapa Tuhan tidak adil? Kenapa musti aku bisa dikalahkan oleh seseorang buruk rupa. Wahai orang buruk rupa, apa pula yang engkau lakukan kepadaku sehingga aku tersungkur, terkena pedangku sendiri.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Ketahuilah bahwa sebenar-benar yang terjadi adalah aku tidak berbuat apa-apa terhadapmu. Tetapi ulah perbuatan dirimu sendirilah yang telah menyebabkan engkau jatuh tersungkur.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Tidak mungkin. Aku tahu persis bahwa engkaulah yang memukulku.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Terserah dirimulah. Tetapi perlu engkau ketahui bahwa yang sebenar-benar terjadi adalah kamu telah diperingatkan oleh Tuhan atas perilakumu yang merusak di atas bumi ini.
Makhluk pemangsa ruang dan waktu:
Wah semakin sombong saja engkau ini. Coba kalau aku mampu berdiri, pasti engkau sudah ku bunuh.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Ketahuilah, inilah sebenar-benar yang akan terjadi. Umurmu tidak akan lama lagi. Adalah kodrat Nya bahwa engkau segera akan mati dan akan menghuni neraka jahanam. Inilah sebenar-benar peringatan agar manusia ingat dan paham akan ruang dan waktu. Sebenar-benar malapetaka di dunia adalah jika orang-orang sudah tidak sadar akan ruang dan waktu. Maka sebenar-benar dirimu adalah godfathernya orang-orang yang tidak kenal dan tidak mau tahu ruang dan waktu. Bukankah mengurusi hal yang bukan haknya itu pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu? Bukankah pekerjaan yang melampaui batas itu pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah menggunakan peralatan tidak sesuai dengan peruntukannya, itu pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu? Bukankah memaksakan kehendak itu pertanda bahwa engkau tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah menginginkan sesuatu diluar kemampuan dan wewenang itu juga pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah usul yang tidak proporsional itu juga pertanda bahwa engkau tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah terlambat kerja itu pertanda bahwa engkau tidak paham ruang dan waktu? Bukankah terlambat shalat itu pertanda engkau tidak paham ruang dan waktu? Bukankah promosi diri berlebihan itu juga pertanda engkau tidak kenal ruang dan waktu? Bukankah berpakaian yang tidak pantas itu juga pertanda tidak kenal ruang dan waktu? Bukankah berbicara yang tidak sopan itu juga tidak kenak ruang dan waktu? Dan inapropriate behaviour itu juga tidak kenal ruang dan waktu. Bukankah menyalahi prosedur itu juga tidak kenal ruang waktu. Bukankah orang jawa mengatakan bahwa orang-orang demikian sering disebut pula “nggege mangsa”. Jikalaulah tidak demikian maka ada orang menyebutnya sebagai meritokrasi, yaitu ikhtiar, yaitu kerja keras, yaitu perjuangan, yaitu mengisi kemerdekaan. Bukankah Wal a’sri artinya adalah demi masa.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Bukankah sadar ruang dan waktu itu sebenar-benarnya adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Itulah sebenar-benar hermeneutika. Maka agar engkau sadar ruang dan waktu, maka pandai-pandailah menterjemahkan dan ikhlaslah untuk diterjemahkan. Bukankah kita belajar sejak nenek moyang bahwa sebenar-benar rakhmat adalah bagi orang-orang yang sadar akan ruang dan waktu. Itulah sebenar-benar orang Jawa mengatakan sebagai “ruwatan” adalah cara agar orang menjadi sadar ruang dan waktu. Maka perlulah diruwat bagi orang-orang yang tidak sadar ruang dan waktu agar dunia menjadi tenteram dan damai. Maka yang sebenar-benar terjadi pada dirimu inilah sebuah ruwatan dimana engkau sebagai Bathara Kala, yaitu orang yang tidak paham ruang dan waktu, diruwat tertembus oleh senjata Cakra nya Bathara Khrisna, yaitu perlambang orang-orang yang sadar akan ruang dan waktu. Kematianmu adalah kematian Bathara Kala, yaitu kematiannya orang-orang yang tidak sadar ruang dan waktu. Kemenanganku adalah kemenangannya Batara Khrisna, yaitu kemenangan bagi orang-orang yang sadar akan ruang dan waktu. Maka ingat dan waspadalah wahai orang-orang untuk selalu ingat ruang dan waktu. Maka waktu atau mandala itu memang senjatanya sang raja dewa.
Datanglah seorang hamba menggapai ruang dan waktu
Hamba menggapai ruang dan waktu:
Terimakasih hamba penjaga ruang dan waktu. Sebenar-benar yang terjadi adalah aku telah menyaksikan semuanya yang terjadi. Lebih dari itu, aku bahkan mendengar semua yang engkau katakan. Maka terimakasihlah aku kepadamu yang telah menolongmu dari kekejaman Makhluk pemangsa ruang dan waktu.
Hamba penjaga ruang dan waktu:
Bukankah engkau telah mati karena dibunuh Makhluk pemangsa ruang dan waktu?
Hamba menggapai ruang dan waktu:
Wahai hamba penjaga ruang dan waktu. Sesungguhnya atas jasa dan keikhlasan para saudara-saudara dan akar-rumput disekitarku itulah aku dapat bangkit kembali. Sebenar-benar yang terjadi adalah bahwa tiadalah kata kematian itu ada pada diriki. Karena sebenar-benar diriku adalah tempat berteduh bagi mereka. Aku adalah kendarannya mereka. Aku adalah sistemnya mereka. Aku adalah fasilitas bagi mereka. Aku yang satu adalah mereka yang banyak. Aku yang banyak bisa juga dia yang satu. Aku boleh koperasi. Aku boleh organisasi. Aku boleh fakultas. Aku boleh jurusan. Aku boleh bis kota. Aku boleh pegadaian. Aku boleh komputer. Aku boleh sekolahan. Aku boleh laboratorium. Aku boleh sepatu. Aku boleh baju. Aku boleh kacamata. Dan aku boleh apa saja selama engkau dan mereka bermaksud menggunakanku. Sehingga aku pun bisa sebagai badanmu, jikalau engkau telah mengaku sebagai rohmu. Maka sebenar-benar diriku adalah hamba menggapai ruang dan waktu.
(Adhetia M. 06301241045 P.Mat.R'06)
Oleh: Nur Safitri Wakhyuningsih(06301241003PmatR06)
1. Siapa dan bagaimanakah bentuk dari seorang wakil pemangsa ruang dan waktu.
2.Apakah dengan mendisiplinkan diri saja kita akan aman dari kelupaan kita terhadap ruang dan waktu.
3. Pada kenyataannya, ketika kita merencanakan sesuatu, tidak semuanya akan berjalan sesuai rencana, apakah itu juga salah satu ciri-ciri orang yang lupa akan ruang dan waktu? Terimakasih.
(Dini KF/06301241033
1. Pemangsa ruang dan waktu adalah seseorang yang ucapan, sikap dan perbuatanya tidak dapat menyesuaikan diri kapan dan di mana dia berada. Sehingga orang yang demikian lebih banyak menimbulkan masalah bagi yang lain ketimbang sumbang sihnya. Kecerdasan yang tinggi yang tidak diimbangi hati yang soleh itulah calon-calon pemangsa ruang dan waktu. Sekarang mereka itu semakin banyak berkeliaran di sekitar kita. Oleh karena itulah saya menulis elegi ini.
2. Disiplin merupakan salah satu bentuk komitmen. Komitmen adalah keadaan baik tertinggi yang perlu diraih setiap insan. Tiadalah orang dapat dikatakan beragama dengan baik jika tidak berkomitmen.
3. Tidak paham ruang dan waktu adalah ancaman bagi semuanya. Tiadalah ada sesorangpun bisa menggapai ruang dan waktu dalam arti yang sebenarnya. Sebenar-benar yang terjadi adalah kita hanya berusaha menggapai ruang dan waktu. Tetapi sungguh merugilah bagi mereka yang tidak paham ruang dan waktu.
Jujur saya kurang paham akan makna sebenarnya, mungkin karena saya kurang memahami bahasa filsafat.
Namun yang saya tangkap, intinya kita harus lebih menghargai ruang dan waktu.
Makna tersebut bagi saya cukup dalam, karena selama ini saya sadar kurang menghargai akan ruang dan waktu.
Terimakasih atas semua pelajaran yang dapat dipetik dari semua itu...
Di luar elegi tersebut ada hal yang ingin saya tanyakan:
1. bagaimana agar kita lebih memahami filsafat dan merasakan manfaatnya bagi kita?
2. apa sebenarnya hubungan matematika dan filsafat, seberapa besar peran filsafat dalam matematika?
terimakasih atas penjelasannya...
Jujur saya kurang paham akan makna sebenarnya, mungkin karena saya kurang memahami bahasa filsafat.
Namun yang saya tangkap, intinya kita harus lebih menghargai ruang dan waktu.
Makna tersebut bagi saya cukup dalam, karena selama ini saya sadar kurang menghargai akan ruang dan waktu.
Terimakasih atas semua pelajaran yang dapat dipetik dari semua itu...
Di luar elegi tersebut ada hal yang ingin saya tanyakan:
1. bagaimana agar kita lebih memahami filsafat dan merasakan manfaatnya bagi kita?
2. apa sebenarnya hubungan matematika dan filsafat, seberapa besar peran filsafat dalam matematika?
terimakasih atas penjelasannya...
Nurwastiyana_PmatR_06
Terimakasih atas kesempatlan yang diberikan pada kami untuk membaca artike ini..Artikel ini telah mnyadarkan saya bahwa tanpa disadarai saya telah mnjadi pmakan ruang dan waktu..dan mnjadikan saya berusaha untuk mnjadi lbih baik..untuk tidak menjadi pemangsa ruang dan waktu..
Yang ingin saya tanyakan..
"dapatkah sifat pemangsa ruang dan waktu dan penjaga ruang dan waktu terdapat dalam satu jiwa manusia dalam waktu yang bersamaan?"
Good, pertanyaanmu sangat orisinil tetapi kreatif. Itulah sebenar-benar kodrat manusia untuk selalu hidup menterjemahkan dan diterjemahkan. Dalam pikiran, maka tiadalah ada manusia yang sebenar-benarnya memahami ruang dan waktu. Tetapi dalam hati, maka hal tersebut sebenar-benar atas kuasa Tuhan. Menterjemahkan berarti mensyukuri nikmat dan karunia Tuhan, diterjemahkan berarti mencari sebanyak-banyak ilmu. Maka sebenar-benar manusia hanyalah berusaha agar tidak menjadi pemangsa-pemangsa waktu; dan juga hanyalah berusaha agar mampu menjadi penjaga-penjaga waktu. Ketentuan akhir, Tuhanlah penentunya.
Kedzaliman kadang melekat halus dalam hati dan diri tanpa kita sadar...ketika kita menyatakan dan menyadarkan diri "tidak sedang dzalim" sangat mungkin bahwa kita justru menegaskan yang sebaliknya...ketika kita merasa tidak sedang memaksakan sesuatu, membebaskan orang lain, mendukung segala hal berjalan sesuai dengan kodrat terbaiknya, jangan-jangan kita tengah berlaku sebaliknya....
Bila kedzaliman mewujud seperti Bathara Kala, tidak akan sulit bagi Krishan untuk memanahkan cakranya. tetapi, ketika kedzaliman muncul seperti sel kanker, kecil, pelan, dan tiba-tiba mematikan, sekaligus Krishna si pemegang cakra, maka kedzaliman seperti itu jauh lebih berbahaya dan mengerikan...dan the subtle unfairness can be on anyone of us...
Ruang dan waktu adalah satu pasang paket tidak bisa dipisahkan. Untuk dikatakan bijaksana
seseorang harus menggunakan ruang dan waktu secara proporsional, jika tidak, ia termasuk
kedalam orang-orang yang merugi. Dalam sebuah hadist, Rasul SAW. berkata: Jika engkau memasuki waktu sore, maka janganlah menunggu pagi; dan jika engkau memasuki waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore; ambillah
kesempatan dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa hidupmu untuk matimu." Riwayat
Bukhari. Dalam hadist lain: jagalah lima sebelum datangnya lima. Semoga kita semua bisa
terus berusaha menggapai ruang dan waktu dengan sebaik-baiknya. Amin.
Indah dunia bila menusia dapat menempatkan sesuatu tepat pada tempatnya, dapat melakukan sesuatu tepat pada waktunya. Dimana bumi dipijak, disitu pula langit dijunjung. Ini merupakan sebuah pepatah lama, hampir semua manusia telah mengetahuinya, tapi bagaimana dengan implementasinya? Apakah manusia telah dapat memerankan “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”?. sungguh saya juga sedang belajar dan terus belajar menerapkannya dalam kehidupanku. Maha Kuasa Allah SWT dengan memberikan akal dan pikiran kepada manusia.
Tanpamu aku takkan ada untukmu
Dirimu adalah kehidupanku
Dirimu adalah saksi hidupku
Saksi metamorfosis dalam perjalanan hidupku
Dan aku ada karenamu
Saya pernah dengar dan mencoba memahami kata ini pak.
"Berkatalah yang sebenar-benarnya dan berbuatlah sejujur-jujurnya"
Perkataan yang benar adalah hati, maksudnya pak selama sudah 6 (enam) tahun saya merantau di negeri orang (mataram,NTB) selalu saya mengedepankan berkata jujur tetapi ketika aku dihadapkan dengan masalah yang memaksa aku untuk berkata bohong. Apakah aku pemangsa ruang dan waktu? padahal yang aku katakan demi kebaikan sahabatku.
Kesadaran waktu dan ruangku membangkitkan diriku untuk menuliskan kembali uraianmu sebagai berikut:
Ruangku dan waktuku adalah hidupku
Tanpa Mu aku takkan ada untuk Mu
Diri Mu adalah kehidupanku
Diri Mu adalah saksi hidupku
Saksi metamorfosis dalam perjalanan hidupku
Dan aku ada karena Mu
Amiin
ruang dan waktu merupakan dunia ku
hati dan pikiran ku mencerminkan diriku
katakan jujur walaupun itu pahit, akan tetapi realitanya ada juga yang melanggar itu
ruag dan waktu ku itulah diriku,
Wass....
Hidupku dibatasi ruang dan waktu.
sebagian besar Sikap dan tingkah seseorang kadang mencerminkan kepribadiannya.
Tapi kita sering tidak sadar kalau hidup kita dibatasi ruang dan waktu.
Jangan tutupi hati dengan topeng jika ingin mejadi diri sendiri dan jujur pada diri sendiri dan orang lain
Wass.....
Bukankah semua yang ada dan yang mungkin ada, berada dalam ruang dan waktu, termasuk juga sang pemangsa ruang dan waktu.
ma,af saya baru komentar.
jujur saya pak. kapan kita bisa jujur? membaca elegi perlu di print dulu padahal itu gaya belajar anak SD.
Diriku sendiripun berada di antara ruang dan waktu.
pertanyaan saya sederhana,,kapan ruang dan waktu itu kosong??
Ass
Sungguh kejam makhluk pemangsa ruang dan waktu, entah siapa pun dia, tak mengenal hak-hak yang dimiliki makhluk yang lain, tidak memperdulikan kepentingan makhluk yang lain, bahkan akan memusnahkan pencipta. Lain halnya dengan tempat berteduh. Dia sangat mulia, memberikan dirinya untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Mungkinkan makhluk pemangsa ruang dan waktu adalah jelmaan syaitan ? Ataukah syaitan merasuki makhluk yang lain ?
Semua umat manusia akan menuai apa yang mereka tanam. Jika menanam kebaikan maka akan menuai kebaikan pula, bahkan bisa berlipat-lipat. Akan tetapi, jika menanam keburukan, maka akan menuai keburukan pula. Semoga kita menjadi orang yang selalu menanam kebaikan, agar kita akan menuai kebaikan pula. Amin.
Wsl.
07301244049
Pend Matematika Swa C
Filsafat Pend Matematika
Rabu jam 09.00
Orang yang sombong adalah orang yang tidak sadar ruang dan waktu. Begitu pula dengan orang yang berlindung dibawah kekuasaannya semata. Sudah seharusnya tiap manusia sadar akan batasan dirinya dan mampu menempatkan dirinya secara bijak.
07301244023
P.Matematika Swa C
Filsafat P.Matematika
Rabu, pukul 09.00-10.40
Kita sebagai manusia, hendakanya berusaha untuk hidup dengan menggapai ruang dan waktu.
Memahami bagaiaman seharusnya kita bertutur kata, bertingkah laku, hidup dalam ruang dan waktu.
Tidak ada manusia yang sempurna, kita hanya bisa menggapai ruang dan waktu, karena kita adalah makhluk ciptaan-Nya yang serba terbatas.
07301244020
P.Matematika Swa C
Filsafat P.Matematika
Rabu, pukul 09.00-10.40
Kita di dunia ini sesungguhnya berada dalam ruang dan waktu. Bagaimana kita bisa menggapai ruang dan waktu itu sendiri tergantung bagaimana kita bisa memahami akan apa yang harus kita lakukan untuk menyikapi ruang dan waktu ini karena sesungguhnya kita hanyalah manusia biasa yang mengharapkan ridha dari Allah SWT.
P.Mat Swa C/ 07301244030/ Filsafat PM/ Ruang 304 jam 9
Ass,
Elegi ini mengingatkan kita sebagai manusia untuk selalu mengingat kodrat kita sebagai manusia. Hidup bersama dengan sesama dan saling menghargai. Perilaku yang tercermin dalam tokoh pemangsa ruang dan waktu adalah seseorang yang tidak bisa memposisikan dirinya dalam ruang dan waktu dan lupa bahwa di atas dirinya masih ada penciptanya. Untuk sebagian orang menganggap kesombongan bisa menunjukkan kekuatannya tapi tanpa disadari justru kesombongan itulah yang dapat menghancurkan mereka.
07301244010
Pendidikan Matematika Swa C '07
Filsafat Pend.Matematika
Rabu, pukul 09.00-10.40
Saya sepakat dengan bapak mengenai filosofi bahwa manusia haruslah sadar akan ruang dan waktu. Kata Nabi, sungguh waktu itu tajam bagai mata pedang, yang apabila kita tak mahir menggunakannya maka ia akan menghunus diri kita sendiri… sebenarnya sampai detik ini saya masih belum bisa memahami konsep waktu. Sangat belum paham. Waktu ini sungguh unik dan kejam menurut saya. Berbeda dengan ruang. Waktu selalu berjalan tanpa kenal kembali. Walaupun seseorang beramal sholih, tidur, berdoa, berbuat maksiat, mencuri, bahkan diampun, ia tetap berjalan (pada siapapun). Sedangkan konsep ruang apabila seseorang tidak beranjak, bisa dipastikan ia tak kan berpindah ruang (namun hanya berbicara pada tingkat fisik manusia, bukan jiwanya Pak…). Semoga dilain kesempatan saya bisa berjumpa dengan bapak untuk bertanya tentang konsep ini…
07301241041
Pendidikan Matematika Sub '07
Filsafat Pend.Matematika
Kamis, pukul 07.00-08.40
Saya begitu tertarik pada bagian tulisan Bapak,
"Tidak paham ruang dan waktu adalah ancaman bagi semuanya. Tiadalah ada sesorangpun bisa menggapai ruang dan waktu dalam arti yang sebenarnya. Sebenar-benar yang terjadi adalah kita hanya berusaha menggapai ruang dan waktu. Tetapi sungguh merugilah bagi mereka yang tidak paham ruang dan waktu"
Kalimat di atas menjadikan koreksi pada diri saya Pak, karena ternyata selama ini saya tidak sopan santun terhadap ruang dan waktu.
Terimakasih Bapak,. tulisan Bapak begitu bermanfaat bagi saya.
07301244018
p. mat swa c
rabu, 09.00-10.40, 304
segala sesuatu harus sesuai pada ruang dan waktunya, suatu kebaikan akan menjadi keburukan jika tidak pada rung dan waktunya.
Dengan membaca elegi ini akhirnya saya pun bisa introspeksi diri,semoga saya bukanlah termasuk orang yang pemangsa ruang dan waktu dan selalu berusaha dengan ikhlas untuk dapat menjaga ucapan, sikap dan perbuatan sehingg dapat menyesuaikan diri kapan dan di mana saya berada. Sehingga keberadaan saya pun pada akhirnya tidak akan menimbulkan masalah bagi otang lain.
Semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang paham akan ruang dan waktu.
Wassalam...
Semoga saya bisa menjadi hamba yang sopan terhadap ruang dan waktu dan bukan hamba sang pemangsa ruang dan waktu. Dan semoga saya menjadi orang yang tepat dan di ruang dan waktu yang tepat dalam segala hal agar bisa bijaksana dan adil terhadap ruang dan waktu, baik sekarang maupun yang akan datang. Amin
Elegi ini menggambarkan betapa buruknya manusia yang tidak mengenal ruang dan waktu, yang akan berlaku seperti halnya syaitan, tidak ada lagi batasan2, semua dinggap benar.. A'uzubillahiminzalik, semoga kita tidak termasuk golongan manuasia tersebut, semoga Allah senantiasa mengingatkan akan kodrat kita & membukakan pintu hati kita untuk selalu berada di jalan kebenaran, amin...
Wassalam
Ass.Wr.Wb...
Dalam menggapai ruang dan waktu yang bisa kita lakukan adalah sadar akan apa yang kita lakukan, ikhlas dalam menjalani semuanya, serta bertindak secara bijaksana sesuai dengan porsinya. Buang sifat sombong kita, berusaha memberikan yang terbaik buat sesama. Karena kita hidup adalah untuk saling tolong menolong sesama umat manusia. Namun pada prakteknya pasti untuk menggapai ruang dan waktu bukanlah sesuatu yang mudah, diperlukan usaha dan doa yang tulus agar selalu di jalan Allah SWT.
jika dicermati dari elegi ini ternyata tidak ada seorangpun yang mampu menggapai ruang dan waktu yang sesungguhnya karena keterbatasan kita sebagai manusia yang penuh dengan kekeliruan dalam perbuatan dan perkataan. Akan tetapi kita sebagai manusia yang berbudi pekerti luhur mencoba untuk sopan terhadap ruang dan waktu dalam arti kita belum bisa menggapai ruang dan waktu dengan sempurna. Bagi mereka yang sombong karena tidak sopan terhadap ruang dan waktu semoga cepat-cepat sadar karena kesombongan itulah yang akan menghancurkan diri kita sendiri...
nuwun...
08301244015
P.Mat Swa 08
Ass
di dalam elegi ini, bahwa saya termasuk orang yang menggapai ruang dan waktu..
saya merasa hidup saya bermakna ketika saya sadar terhadap ruang dan waktu saya...
ketika saya tidak menyadari keduanya,saya termasuk orang yang mendapat ancaman besar..
walaupun saya tidak dapat menggapainya saya berusaha untuk menggapainya..
P mat swa 08
08301244033
Saya adalah salah satu dari hamba yang menggapai ruang dan waktu. Seorang hamba yang berusaha sopan terhadap ruang dan waktu namun banyak sekali godaan dari makhluk pemangsa ruang dan waktu. Hamba menggapai ruang dan waktu adalah tempat berlindung bagi makhluk pemangsa ruang dan waktu, dan tenpat berlindung itu dijadikannya sebagi korban pemangsaan. Pak apakah makhluk pemangsa ruang dan waktu itu adalah nafsu seseorang yang dapat mudah digoda oleh setan?
terimakasih.
pemangsa ruang dan waktu berarti ia tidak paham aakan ruang dan waktu,, melakukan hal2 yang tidak sesuai dengan ruang dan waktu...
setiap masnusia pasti pernah berbuat tidak sopan terhadap ruang waktu,, tetapi ketika ia menyadari dan langsung memperbaiki sikapnya, maka ialah hamba menggapai ruang dan waktu,, namun ketika ia menyadari itu dan malah bangga dengan drinya, maka ia lah pemangsa ruang dan waktu...
sungguh tidak mudah untuk manjadi hamba yang mengerti ruang dan waktu, namun jika ia bisa menyeimbangkan semua hal sesuai ruang dan waktu ia akan setingka lebih tinggi dari hamba2 lain yang menggapai ruang dan waktu...
hidup itu menterjemahkan dan diterjemahkan...selalu berfikir kritis dan ikhlas menerima kritikan dari orang-orang disekiling kita...menempatkan diri sebagaimana mestinya, bersikap sewajarnya dan tidak berlebihan...berusaha menyeimbangkan segala sesuatu, karena pada hakikatnya Tuhan menciptakan alam beserta isinya juga dalam keadaan yang seimbang pula...semoga kita bisa menempatkan diri sesuai ruang dan waktu...amin
PEND. MATEMATIKA
08301244013
Kesadaran akan ruang dan waktu sangat berpengaruh terhadap tindakan kita. Ketika kita sadar akan ruang dan waktu sudah barang tentu kita dapat menempatkan diri dengan baik sesuai dengan ruang dan waktunya. Tidak semena-mena terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Dengan kesadaran akan ruang dan waktu, kita dapat mengontrol diri kita sendiri harus seperti apa kita bersikap.
Terimakasiii^^
Mungkin dari elegi ini yang dapat saya tangkap bahwa pemangsa ruang dan waktu adalah suatu hal yang dilakukan secara sia sia, waktu itu tidak akan pernah dapat kembali sehingga apa yang telah kita lakukan pada waktu yang lampau tidak dapat kita ubah kembali. Karena itu baiknya kita melakukan hal hal yang bermanfaat dan berguna agar waktu yang diberikan didunia ini tidak sia sia, amien.
Setelah membaca dan memahami elegi ini, bahwa orang yang akan menggapai ruang dan waktu itu haruslah mempunyai adab atau sopan santun. Dimana orang yang akan menggapai ruang dan waktu itu haruslah jangan menyombongkan diri bahwa tanpa ruang dan waktu itu mereka bisa hidup. Itu merupakan musuh bagi ruang dan waktu. Sehingga jikalau akan memasuki ruang dan waktu kita hauslah sopan dan santun terhadap ruang dan waktu yang akan kita lalui. Akan tetapi godaan dari hal-hal yang buruk itu juga sangat besar ketika kia akan menggapai ruang dan waktu dengan sopan santun kita. Sehingga kita haruslah ingat kepada Allah SWT sebagai pelindung kita semu.
Dalam menggapai ruang dan waktu kita juga harus mengerti apa itu yang dimaksud sebahai hermenitika(yang dietrjemankan dan menterjemahkan).
Apakah dapat saya katakan bahwa orang yang tidak mengenal ruang dan waktu adalah orang yang sombong? Ataukah orang yang sombong adalah orang yang tidak mengenal ruang dan waktu? Orang yang menghormati ruang dan waktu adalah orang yang sopan dan menghargai orang lain.
08301244036
Pend.Matematika swa2008
Setiap manusia pasti berdekatan dnegamn ruang dan waktu,kita tidak bisa menghindar dari ruang dan waktu. jangan menyia - yiakan waktu karena itu adalah muruh dari waktu. dan jika kalian menyia - yiakan ruang atau keadaan, maka kalian juga musuh dari ruang. gunakanlah waktu sebaik mungkin agar kita bukan musuh dari waktu.
cobalah untuk memahami ruang dan waktu dengan ikhlas, agar kalian dan saya bisa menggapai ruang dan waktu.
Semua yang kita lakukan, katakan, dan perbuat semuanya dalam ruang dan waktu...
Akan tetapi jika saya tidak sadar atau sejenak melupakan ruang dan waktu, saya seperti berdiri dengan kaki satu saja karena ruang dan waktulah yang telah menahan kita saat kita berdiri...
Maka saya berusaha untuk menjadi seorang hamba yang berusaha sopan terhadap ruang dan waktu walaupun banyak sekali godaan dari makhluk pemangsa ruang dan waktu...
08301244055
Pend. Matematika Swa ’08
Dalam hidup kita berada dalam ruang dan waktu, belajarlah untuk bisa menyesuaikan pada ruang dan waktu yang tepat agar nantinya kita tidak akan terjebak dalam ruang dan waktu,,, pandai-pandailah kita memanfaatkan ruang dan waktu supaya kita dapat mengggapai ruang dan waktu…amin…..
PM A PPs S2 UNY
11709251043
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan dibatasi oleh ruang dan waktu. Bahkan semua makhluk di dunia ini begitu adanya diciptakan oleh Yang Menguasai Ruang dan Waktu, yaitu Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Oleh karena itu sangatlah sombong manusia-manusia yang lupa akan ruang dan waktu, yaitu manusia-manusia yang tidak bisa menempatkan dirinya kapan harus bersikap, berucap dan berbuat?
Agar bisa terhindar masuk dalam ruang dan waktu yang salah, menurut saya hanyalah dengan jalan IHLAS, SABAR, dan TAWAKAL. Ihlas dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab, diiringi dengan kesabaran dalam menghadapi segala hambatan/rintangan, dan menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Kuasa (Tawakal).
Dengan sikap IHLAS, SABAR dan TAWAKAL kita akan terhindar dari sikap memaksakan kehendak dalam segala keadaan.
11709251019
PPs UNY P. Mat 2011 Kelas B
Assalamualikum…
Selamat pagi Pak Marsigit, salam super buat kita semua. Penggalan kata “salam super” yang saya tuliskan tersebut mungkin juga tidak sesuai ruang dan waktunya. Tidak sesuai ruang dan waktu bisa benyak macamnya, namun penyebab terbesarnya menurut saya adalah kesombongan. Jika kita sudah “merasa bisa” maka itulah sebenar-benarnya godaan syaitan, yang dalam elegi ini disebut mahluk pemangsa ruang dan waktu. Syaitan selalu menggoda kita untuk tidak mensyukuri segala nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya kepada kita sehingga kita tidak peduli lagi akan ruang dan waktu.
Hamba penjaga ruang dan waktu menurut saya adalah peringatan atau teguran Allah SWT kepada kita yang telah terpedaya oleh godaan syaitan. Teguran ini sangat bergantung ruang dan waktunya.
Kemenangan kita dari syaitan adalah ketika kita sadar akan ruang dan waktu, ketika kita sudah “bisa merasa” dan tidak lagi “merasa bisa”. Setelah berbagai teguran, jika kita masih memiliki hati sebagai kompasnya maka jalan yang lurus dan benar itu akan segera terlihat dengan jelas. Sebenar-benarnya hamba menggapai ruang dan waktu adalah diri kita sendiri. Kita harus selalu Istighfar dan memohon ampun kepada Allah atas segala khilaf dan dosa. Semoga Allah memberikan ampunan-Nya kepada kita semua, Amin.
Wallaikumsalam wr. wb.
11709251003
Sesungguhnya makhluk pemangsa ruang dan waktu itu adalah makhluk yang tidak bisa menempatkan kemapuan yang dia miliki pada ruang dan waktu yang sesuai bahkan disini tercerminkan bahwa begitu angkuhnya dia atas ilmu yang sebenarnya masih belum cukup dan tak kan terbatas waktu untuk mencari dan memperluasnya.
sungguhlah kita merugi jika merasa cukup dengan keterbatasan ilmu yang kita miliki karena dengan hal itu bisa membuat kita bisa menjadi merasa angkuh dan sombong (musuh filsafat), bagaimana kita akan bisa berkembang dan berusaha jika kita merasa ilmu kita cukup? hal itulah yang sangat perlu kita garis bawahi.
NIM.11709251045
Filsafat Ilmu
PPs Pend. Matematika C
Makhluk pemangsa ruang dan waktu dalam elegi tersebut menggambarkan sikap seseorang yang belum "berilmu". maksud "berilmu" adalah memiliki ilmu sehingga dalam pribadinya tertanam unsur-unsur berilmu. Beberapa unsur-unsur seseorang berilmu yaitu sopan, tidak sombong, jujur, dan rendah hati, tawadhu'.
Ketika unsur-unsur ilmu itu tidak secara eksplisit tertanam pada diri seseorang berilmu, dapat dikatakan bahwa ilmu orang tersebut "lebur" dan akhirnya orang tersebut tidak menempatkan diri sesuai ruang dan waktu. Dengan kata lain, orang itu disebut sebagai pelanggar kekuasaan Yang Maha Hidup.
namun sebaliknya, ketika makhluk pemangsa ruang dan waktu mulai berbenah dengan Tempat berteduh yang sesuai dengan norma-norma agama, masyarakat, dan sosial budaya yang berlaku, maka secara perlahan tapi pasti makhluk pemangsa ruang dan waktu akan berada pada posisi sebagai Hamba penjaga ruang dan waktu datang dan pada akhirnya dia dapat menggapai ruang dan waktu dengan keikhlasan tertinggi hanya untuk sang Khaliq.
P.Mat C
Dalam elegi ini, menggapai ruang dan waktu adalah merupakan hal yang sulit. Yang tidak dapat menggunakan ruang dan waktu dengan baek merupakan perusak dimuka bumi, karena sesungguhnya kita berada dimuka bumi ini dengan ruang dan waktu.
Pemangsa ruang dan waktu selalu akan ada jika kita belum menggapai ruang dan waktu.
Untuk menggapai ruang dan waktu tersebut maka kita dapat memanfaatkan hamba menggapai ruang dan waktu. Seperti yang di contohkan dalam elegi tersebut yaitu: sekolah, kendaraan, jurusan, fakultas dan lain sebagainya
Apa yang bisa kita lakukan untuk bisa menjadi orang yang bisa memanfaatkan ruang dan waktu dalam tujuan menjadi hamba menggapai ruang dan waktu????
Assalamualaikum.wrwb.
Membaca elegy “Seorang Hamba Menggapai Ruang Dan Waktu” ini paling tidak telah menimbulkan kerisauanku. Kerisauanku akan diriku, keluargaku, guru-gruku, masyarakatku dan pemimpinku termasuk ke dalam Golongan Pemangsa-Pemangsa Ruang dan Waktu.
Pemangsa ruang yang aku maksud adalah menggunakan posisi, jabatan serta pangkat untuk memperdayakan umat manusia atau dengan kata lain “tidak Amanat” terhadap apa yang dipercayakan kepadanya.
Dan dari Jabir ra. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata :Kapan terjadi Kiamat ? » Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata : » Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya « . Berkata sebagian yang lain : » Rasul saw. tidak mendengar”. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya:” Mana yang bertanya tentang Kiamat ?” Berkata orang Badui itu:” Saya wahai Rasulullah saw. “. Rasul saw. berkata:” Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat”. Bertanya:” Bagaimana menyia-nyiakannya?”. Rasul saw. menjawab:” Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah Kiamat” (HR Bukhari)
Sedangkan Pemangsa Waktu adalah orang-orang yang tidak memanfaatkan waktu untuk melakukan yang terbaik buat diri dan orang lain baik untuk kehidupan di dunia yang fana ini maupun untuk kehidupan yang abadi nanti. Mereka menyia-nyiakan kesehatan dan waktu luang yang dimiliki. Hal ini sebagian besar manusia tidak menyadarinya. Sebagaimana Sabad Rasulullah SAW:
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya: kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari)
Smoga kita termasuk orang-orang yang sadar Ruang dan Waktu. Dan hanya kepada-Nya kita berserah diri.
Amin
11709251007
P. Mat B PPs
Seseorang yang tidak bisa menempatkan diri dan fungsinya secara tepat maka ia disebut sebagai pemangsa ruang dan waktu. Dan dia akan berakhir tragis dikarenakan tidak ada penerimaan yang disebabkan oleh perbuatannya sendiri.
sebenar-benarnya orang yang beruntung adalah orang yang bisa memanfaatkan hamba menggapai ruang dan waktu dengan sebaik-baiknya.
Karena hamba menggapai ruang dan waktu merupakan sarana bagi kita untuk melatih kepekaan sekaligus sarana evaluasi dan perbaikan dalam usaha menempatkan diri secara benar sesuai ruang dan waktu.
11709251048
PEND.MATEMATIKA KELAS C PPs UNY
Seseorang yang sadar akan posisi dirinya adalah orang yang sadar akan ruang dan waktu. Dia mampu menerjemahkan dan diterjemahkan sesuai fungsi dan kondisinya.
Orang yang sadar akan ruang dan waktu mampu menjaga apa yang dimilikinya dan apa yang menjadi hak orang lain.
Sebaliknya orang yang tidak sadar akan posisi dirinya berarti orang tersebut tidak sadar terhadap ruang dan waktu, dan akan menjadi pemangsa ruang dan waktu yang menyebabkan kesombongan pada diri. Orang seperti ini terancam celaka oleh mitos kesombongan.
pemangsa ruang dan waktu mungkin orng yang enggan menjaga amanah, berbuat kerusakan dimuka bumi, berbuat dzolim kpada semua makhluq, sehingga kejidupannyapun diwarnai dengan hitam pekatx lembah kehidupan, tidak ada sisi kebaikan untuk makhluq lain yang ia perbuat. dengan kesombongan dan keconkakannya ia berjalan dimuka bumi.
penjaga ruang dan waktu adalah makhluq yang selalu berbuat baik, berhati mulya, suka menolong, ringan memberi dan lain-lain..
waktu adalah ibarat pedang, jika kita menyalahgunakannya maka ia akan melukai sang pemilik, jika baik penggunaanx maka ia akan bersahabt dg pemilikx..
demikian, semoga kita sadar.. Aamiin..
Allah telah berfirman “ Demi masa , sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang beriman, beramal sholeh dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan dengan kesabaran”
Didalam elegi (Elegi seorang hamba menggapai ruang dan waktu) ini sangat sesuai dengan firman Allah tersebut, bahwa manusia itu akan sangat merugi jika berlaku sebagai makhluk pemangsa ruang dan waktu yaitu makhluk sombong yang tidak kenal kepada siapa berbicara, apa yang dibicarakan, kepada siapa menuntut hak, kapan bertindak dan bagaimana bertindak, merasa berkuasa, merasa lebih dari yang lain, sedangkan sebenarnya tiada daya dan upaya kecuali atas ridho dan kehendakNya. Sebenar-benar mala petaka di dunia jika orang sudah tidak kenal ruang dan waktu. Agar menjadi orang yang sadar ruang dan waktu pandai-pandailah menterjemahkan dan ikhlas diterjemahkan.
Semoga kita termasuk orang yang sadar ruang dan waktu. Amien
NIM 11709251028
P MAT Kelas A
Elegi ini menunjukkan bahwa pemangsa ruang dan waktu adalah orang yang over/GUMEDE yang tak tahu menempatkan posisinya pada ruang dan waktu yang tepat dan menganggap bahwa orang lain terlalu kecil tak berarti baginya. Orang yang tak mau mendengarkan pendapat orang lain, menganggap bahwa pendapatnya yang benar orang lain salah. Dia selalu bikin masalah dimanapun dan kapanpun tidak ada kontribusi apapun untuk orang lain, dengan kata lain orang yang selalu membuat kisruh tak ada sumbangan sih/ kontribusi pada orang lain. Maka salah satunya harus memahami ruang dan waktu
11709251023
PMat B
Dari elegi ini menurut saya dalam keterbatasannya seseorang mengklaim dirinya bahwasannya dialah yang paling hebat dalam ruang dan waktu tetapi pada kenyataannya dia tidak pernah hidup terikat oleh ruang dan waktu. Jadi, dia tidak mengenal yang namanya ada dan mungkin ada jika sesuatu itu terikat oleh ruang dan waktu. Hasilnya dia termakan oleh kesombongannya ketika hidupnya mulai terikat oleh ruang dan waktu. Hendaknya kita tidak perlu menyombongkan diri akan sesuatu yang kira peroleh saat ini karena susuatu itu akan sirna jika terikat oleh ruang dan waktu, dan teguhkan hati kita akan kebesaran Tuhan. Trimaksih.
Memang dibutuhkan keikhlasan dalam membaca setiap elegi, agar dapat memahami dan mengambil hikmah yang tersirat di dalamnya. MOhon maaf, Pak, saya merasa belum memahami benar pesan dari elegi ini.
Menuurut pemahaman saya, pesan moral dari elegi ini adalah mengenai sisi manusia yang tidak santun terhadap ruang dan waktu, tidak sadar akan posisinya, sehingga merasa dirinya sempurna.
Meskipun dia sempat terfikir bahwa suatu saat dia bukanlah yang dia pikirkan, tapi dengan angkuhnya menolak kesadaran itu.
Akan tetapi yang masih saya kurang paham, mengenai "tempat berlindung", pada akhir elegi dijelaskan bahwa dia bisa berupa macam-macam, kalau saya lihat mengarah pada sarana dan prasarana.. segala sesuatu yang bisa memudahkan atau memfasilitasi manusia dalam berkembang. nah, mungkinkah artinya manusia dalam usaha menggapai ruang dan waktu, memanfaatkan "tempat berlindung" itu?
Ya Tuhan... Bantulah aku agar aku bisa menjadi hambamu yang sadar akan ruang dan waktu sesuai kehendakMu.
11709251012
Di dunia ini tiadalah sesuatu tanpa terikat ruang dan waktu. Tiadalah seseorang dapat terlepas dari ruang dan waktu selama ia masih berada di dunia. Oleh karenanya sebagai manusia kita harus bisa santun terhadap ruang dan waktu. Sikap, perilaku, perkataan, cara berpakaian, semuanya harus appropriate terhadap ruang dan waktu. Tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini adalah juga termasuk bentuk kesantunan kita terhadap ruang dan waktu. Hidup kita di dunia ini tidak lain tidak bukan atas kehendak Ilahi. Segala perbuatan kita semata-mata haruslah bermuara kepadaNya. Menjaga keharmonisan di bumi adalah tanggung jawab kita sebagai umat manusia. Kita harus selalu bersyukur dan bertawakal untuk kelak dapat menghadap kepadaNya dalam keadaan yang baik. Amin..
Prodi Pendidikan Matematika kelas C
Saya terinspirasi untuk mengomentari elegi ini dari saol yang bapak berikan terkait bahasa filsafat dari siang adalah waktu, bahasa filsafat dari jauh adalah ruang, bahasa filsafat dari korupsi adalah pemangsa ruang dan waktu. Inti dari pemangsa ruang dan waktu tidak lain dan tidak bukan menurut pikiran saya adalah orang yang mengambil hak orang lain dilihat dari berbagai asfek. Seorang penyair berkata; Hari dan bulan terus pergi dan berlalu, Seakan engkau lupa tak kenal waktu. Dari dua kalimat penyair ini menggambarkan kita harus memanfaatkan waktu dan kesempatan baik yang kita miliki dengan sebaik mungkin untuk mencapai Ridha Tuhan. Realitas yang harus disadari adalah seseorang tidak akan bisa menjamin datangnya kesempatan yang sama untuk kedua kalinya. Kesempatan yang sudah pergi tidak akan dapat ditemui lagi
DEKI SULISTIYO
11709251027
PPS UNY 2011
PPs PMAT C
Dalam kita melakukan sesuatu sudah sepantasnya kita tahu sedang dimana dan kapan. Istilah lainnya tahu situasi dan kondisi. Jika kita tak mengetahui situasi dan kondisi maka kita termasuk orang yang ceroboh.
Dalam elegi ini ada sang pemangsa ruang dan waktu disini adalah orang yang serakah. Karena sudah tak kenal situasi dan kondisi masih ditambah mengambil kondisi dan situasi yang lain. Disisi lain memang dia seorang yang pintar karena tidak semua orang bisa namun secara moral benar-benar jatuh..
Dialah sang koruptor yang pandai dalam mengambil milik orang lain dan tak segan pula mengambil waktu orang lain (membinasakan yang menghalangi) demi tujuan pribadi.
Namun sehebat apapun sang pemangsa ruang dan waktu tetaplah dia punya ruang dan waktu nya sendiri sehingga lambat laun ruang dan waktunya justru tanpa disadari dia mangsa. Maksudnya bahwa sang koruptor itu pun sama dengan manusia biasa yang suatu saat pasti bisa gagal ataupun malah mati. Sehingga sesungguhnya sang pemangsa ruang dan waktu tak akan mampu keluar dari ruang dan waktu.
PMat B PPs UNY
Menempatkan diri sesuai dengan ruang dan waktu, itulah hal yang bisa dibilang gampang tapi juga sulit untuk dilakukan. Ego, kehendak, akal, atau kemampuan lain yang dimiliki oleh manusia akan menjadikannya dapat menjadi seorang pemangsa ruang dan waktu. Guru yang memaksakan kehendak terhadap siswa, penguasa yang memaksakan suatu kebijakan terhadap akar rumput, bahkan diriku sendiri karena egoku yang memaksakan untuk dapat menguasai suatu hal itulah juga termasuk pemangsa ruang dan waktu. Astagfirullah...
Yang dapat dilakukan agar kita dapat berusaha untuk menjadi seorang yang sadar akan ruang dan waktu adalah menyadari bahwa setiap hal yang dimiliki adalah penuh dengan keterbatasan, sadar akan ruang dan waktu tidak hanya mampu untuk menterjemahkan tetapi juga mampu menerima untuk diterjemahkan. Dan itu semua tidak terlepas dari peran hati sebagai komandan. semoga kita senantiasa dapat menjadi seorang insan yang mampu untuk berusaha menjadi hamba yang sadar akan ruang dan waktu dengan senantiasa menyadari keberadaan kita masing-masing dengan senantiasa memohon ampunan kepadaNya.
11709251041
Seseorang tidak bisa tau segala hal yang ada di dunia ini, karena pengetahuan manusia bersikap terbatas, namun akhir-akhir ini banyak sekali orang yang ingin ahli dalam segala hal,,dalam konteks ini sesungguhnya manusia itu sedang memangsa ruang dan waktu, karena dengan merasa tau segala hal akan mengakibatkan dirinya mempunyai sifat "sok tau"..dalam rangka tidak memangsa ruang dan waktu, maka pelajarilah pengetahuan yang ada yang bisa dipelajari namun jangan merasa sebagai seseorang yang merasa paling tahu segala hal...
PMat C
Manusia tidak akan pernah lepas akan ruang dan waktu. Dalam elegi ini makhluk pemangsa ruang dan waktu mencerminkan orang yang tidak tahu akan ruang dan waktu. Ia begitu sombong dengan kemampuannya, semena-mena terhadap orang lain, menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya. Padahal di luar sana banyak sekali orang yang lebih tinggi darinya. Ketahuilah, setiap perbuatan yang kita lakukan pasti akan mendapat balasan, jika berbuat baik pasti akan mendapatkan kebaikan, sebaliknya jika berbuat jelek pasti akan mendapat balasan juga. Sama seperti pemangsa ruang dan waktu, akhirnya ia terbunuh dengan sikapnya sendiri, sebaliknya hamba penjaga ruang dan waktu dengan kebaikannya ia akan tertolong.
Saya Husna Arifah
Kelas Pmat Bil 08
Jika boleh saya ingin bertanya mengenai hakikat warna-warna Pak. Seperti warna kuning, hijau, orange, biru, merah, ungu, dan lain-lain. Terimakasih Pak...
PMat C NIM 11709259001
Pascasarjana UNY
Komentar atas tulisan Dr. Marsigit di
http://powermathematics.blogspot.com/2009/02/elegi-seorang-hamba-menggapai-ruang-dan.html
Membaca elegi ini memang harus cermat, mengingat akan bernasnya dan juga panjang paragrafnya. Menarik sekali apa yang dibahas di dalam elegi ini. Seorang yang digambarkan begitu kejam, yakni sosok pemakan ruang dan waktu yang telah berhasil melakukan apa yang di dalam bahasa Jawa disebut ‘Adigang, Adigung lan Adiguno’. Juga digambarkan karena sang monster ini telah ‘nggege mangsa’ alias tidak sabaran dan hanya ingin meluapkan hawa nafsunya belaka.
Gambaran yang apik terdapat pada terjungkirnya dirinya oleh dirinya sendiri. Pedangnya sendiri. Dia sudah tidak berdaya, akan tetapi masih mencoba untuk mengancam.
Ruang dan waktu memang menggoda semua entitas di muka bumi. Bukan pada symbol yang ditampilkannya, tetapi pada substansinya. Ruang dan waktu adalah titik kesadaran. Seseorang yang memaksakan diri dalam ruang dan waktu adalah sebuah ketidaksadaran. Seorang guru yang memaksakan ruang dan waktunya untuk ‘dimakan’ oleh muridnya tentu akan merupakan sosok guru yang kejam ‘dalam ruang dan waktu’ tersendiri tentunya.
Salam filsafat, pak marsigit..
PPs PM C
11709251044
Dalam kenyataan, Ironisnya kita dapati banyak orang yang bertahun-tahun menuntut ilmu atau bahkan orang-orang yang menisbahkan dirinya dengan “ahli ilmu” tetapi akhlak, perilaku maupun amalannya tidak menunjukkan ilmu yang dimiliki. Tentunya beberapa sikap yang hendaknya dimiliki seorang yang berilmu seperti Sikap terhadap diri sendiri,Sikap terhadap Tuhannya,Sikap terhadap orang lain,dan Sikap terhadap Agamanya. Dari semua unsur tersebut dapat di interaksikan satu sama lain sehingga menjadi padu pada ruang dan waktu (flexibelitas)serta ada baik nya kita semua dapat menyeimbang antara ilmu yang di miliki dan spritualitas baik ke sesama dan Tuhan.
Sesungguhnya manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia dilengkapi akal, pikiran, yang dengan itu semua manusia bisa mencapai kesempurnaan apabila benar-benar bisa menggunakan dengan baik. Hal itu pula yang membedakan anatara manusia dengan binatang. Bagaimanapun apa yang ada dalam pikiran manusia sudah dibatasi sesuai dengan takarannya masing-masing, dengan keterbatasannya itu diharapkan bisa untuk saling take and give. Manusia diciptakan dan dikaruniai ilmu masing-masing melainkan hanya sedikit saja. Manusia yang peduli pada diri sendiri atau peduli pada orang lain akan mengembangkan atau memperluas ilmu dan pemahaman yang ada dana akhirnya bisa melakukan sesuatu yang bermafaat bagi diri dan orang lain. Kepedulian pada sesama akan membuat manusia itu dikategorikan manusia yang bermanfaat. Tapi tidak sedikit kita saksikan sebahagian orang yang diberi kelebihan karena tuntutan gengsi, harga diri, banyak yang menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan Tuhan kepadanya. Menganggap diri lebih pintar, lebih pandai, lebih tahu segalanya, menganggap orang lain tidak selevel dengan dirinya, tidak boleh ditegur, alergi kalau dikritik, sampai kalau Tuhanpun yang menegur dia tidak rela, itu semua indicator menyalahgunakan kepercayaan Tuhan. Tidak heran ucapan yang tidak terkontrol tidak mengenal tempat, kata-kata kasar, bahasa-bahasa menyakitkan, perasaannya diluar kewajaran alias tidak punya sense, tidak menghargai orang yang lebih tahu, inilah yang mungkin disebut tidak sopan terhadap ruang dan waktu itu. Jikalau kita ingin melakukan segala hal tanpa mau memberi kesempatan pada orang lain, karena orang lain dianggap tidak memiliki kemampuan, tidak ada apa-apanya dibanding dirinya, tidak ada penghargaan pada orang lain, hanya dirinya yang perlu dihargai, hanya dirinya yang perlu punya kesempatan, ini juga indicator ketidaksopanan itu. Perlu kecerdasan untuk mengenal indicator-indikator ketidak sopanan itu, kalau tidak akan tumbuh subur kesombongan dalam diri padahal kalau kita sadar sebagai insane yang beragama “la yadkhulul jannata man kaana fi qolbihi dzarratin min kibri” jangankan bisa masuk ke dalam syurga (menikmati kebahagiaan) mencium aromanya pun tidak bisa bagi orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walau sebesar biji dzarrah, karena di dalam dirinya akan tumbuh hasad, iri, dengki, orang lain tidak boleh sama dengan dirinya, apalagi lebih dari dirinya, sehingga kata-katanya tidak pernah bisa dijaga, perilaku dan perasaannya tidak terkontrol. Ini semua kalau saya maknai dari elegy ini sebagai “pemangsa ruang dan waktu”, sejalan dengan ajaran Tuhan “alhasadu ya’kulul hasanatu, kamaa ya’kulunnaarul khatab”, “perilaku hasad akan memangsa kebaikan laksana api membakar kayu bakar”. Semoga kita tidak termasuk dalam indicator-indikator ini.
Yang perlu kita lakukan adalah tahu diri, sadar diri, tenggang rasa, tepa selira, tanamkan kita membutuhkan orang lain, perlu menghargai orang lain, perlu bisa jaga kata-kata, perilaku, perasaan, tidak semua hal yang kita tahu, benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Kitapun harus bisa menghargai sebagaimana kita ingin dihargai. Seperti Plato (427-347S.M) dan Aristoteles (384-322SM) mengembangkan teori koherensi berdasarkan pola pemikiran dipergunakan juga oleh Euclid dalam menyusun ilmu ukurnya, ini salah satu contoh saling menghargai.
Kita harus memiliki program untuk terus meningkatkan kemampuan diri, dengan terus punya komitmen untuk semakin baik dan melakukan kebaikan-kebaikan, menyadari diri akan keterbatasan-keterbatasan, Apa yang kita lakukan selama ini hanyalah sebuah ikhtiar dan harapan untuk mencapai kesempurnaan (menggapai ruang dan waktu) hanya Tuhanlah yang memiliki kesempurnaan itu.
Selamat berjuang wahai diri untuk menapaki jalan menuju kesempurnaan dengan menghargai ruang dan waktu.
11709251047
Pmat B PPs UNY
Sadar akan ruang dan waktu sangat sulit kita gapai kalau hati kita tidak ikhlas untuk menyadarinya. Memposisikan diri sesuai dengan ruang dan waktu sangat penting dan fundamental bagi kita. Ketidaksantunan kita akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Seorang pegawai yang tak sadar ruang dan waktu tentunya akan membuat atasannya marah besar. Seorang anak yang tak santun pada orang tuanya menyebabkan orang tuanya murka. Apalagi Tuhan. Hamba yang tak sadar pada ruang dan waktunya tidak akan mendapat ridho dariNya. Maka kita perlu senantiasa memperbaiki ikhlas kita untuk sadar akan ruang dan waktu.
Dengan membaca "Elegi Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu", saya berusaha dengan ikhlas menjaga ucapan, sikap dan perbuatan saya. Sehingga di manapun dan kapanpun saya berada, saya tidak akan menimbulkan masalah bagi orang lain. Semoga saya bukan termasuk pemangsa ruang dan waktu. Amien...
Sebenar-benarnya orang yang tidak sadar ruang dan waktu adalah orang yang merasa tahu akan semua hal, tidak mau menghargai pendapat orang lain (bahkan pendapat orang lain tersebut merupakan musuh bagi dirinya), tertutup, dan sombong bahwa orang lain bergantung padanya. Suatu saat dia akan mendapatkan kenyataan bahwa dirinya lemah, perbuatan dirinyalah pembawa malapetaka. Misalnya saja matematikawan yg tidak sadar ruang dan waktu akan berusaha mempertahankan pengetahuan yang dimilikinya walaupun dia mendapatkan kenyataan/bukti empirik bahwa pengetahuan tersebut ternyata salah atau sudah tidak relevan jika diterapkan di situasi yang terjadi saat itu. Jika ilmu dari matematikawan tersebut diajarkan ke guru dan kemudian diteruskan ke siswanya maka akan memunculkan manusia-manusia lain yang tidak sadar akan ruang dan waktu. Manusia-manusia tersebut akan juga bersifat tertutup, egois, tidak rela jika pendapatnya ternyata salah. Apalah jadinya dunia ini jika semua orang bersifat seperti itu? Menurut Saya, itulah sebabnya manusia harus sadar akan ruang dan waktu. Sadar ruang dan waktu berarti sadar akan situasi, mampu beradaptasi, mampu menerjemahkan kenyataan, dan mengakui kenyataan. Dia akan menjadi bagian dari komunitas dengan peran masing-masing tetapi tidak terpisahkan. Dia akan menjadi bagian dari sistem untuk mencapai tujuan bersama. Dialah manusia yang berusaha menggapai kesadaran akan ruang dan waktu demi kemaslahatan bersama.
NIM : 11709251032
Pps UNY Pend. MTK kelas C 2011
Seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi tentu akan disegani dan dihormati bahkan dikagumi oleh banyak orang. Dengan keilmuan yang tinggi tersebut maka ia stratanya menjadi tinggi. Lantas banyak diantara mereka yang memiliki ilmu tinggi telah lupa diri dan menggunakan pikiran diatas segala-galanya dengan meninggalkan hati nurani yang menjadi penentu kita dalam hidup ini. Orang yang memiliki ilmu yang tinggi dan tidak memiliki hati yang baik maka ia sudah terjerumus kedalam ruang dan waktu yang kita sebut sebagai pemangsa ruang dan waktu. Ketika pikiran yang kita miliki sudah tidak mampu memberikan jawaban dari semua yang ada maka kembalikanlah ke hati yang penuh dengan kebenaran.
Untuk pertanyaan mbak Husna Arifah tentang arti Warna. Menurut akumulasi pemikiranku Warna adalah sifat. Padahal aku dapat mengatakan bahwa semua yang ada dan yang mungkin ada itu pada hakikatnya adalah SIFAT. Jadi kita menemukan SIFAT adalah sifat dari SIFAT yang lain atau dirinya sendiri. Si pemilik SIFAT adalah SUBYEK dan SIFAT yang dimilikinya adalah PREDIKAT. Manusia hanyalah SIFAT-SIFAT Relatif. Sedangkan sebenar-benar SIFAT adalah SIFAT ABSOLUT yaitu ALLAH SWT. Amin
(tanggapan ini saya buat dari UBON Thailand, 3 Nop 2011)
11709251003
Untik bisa menggapai ruang dan waktu bukanlah hal yang mudah dan musuh terbesara kita adalah kesombongan (pemangsa ruamg dan waktu). Namun kita perlu menyadari bahwa kesombongan itu hanya akan bisa membuat kita terjatuh dan tersungkur dalam keterpurukan . nauzubillahiminzalik. Mengingat akan adanya itu, bisa mengendalikan diri dari rasa angkuh dan sombong sangat kita butuhkan dalam kehidupan ini.
11709251049
PPS PM A 2011
“Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku. Barangsiapa yang merebut keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya.” (HR Muslim). Perbuatan sombong adalah perbuatan yang akan menjauhkan kita dari Allah SWT. Hanya Allah sahaja yang boleh sombong dengan kebesaran dan kehebatanNya. Manusia tidak boleh memiliki sifat sombong kerana manusia pada dasarnya adalah lemah, terbatas dan tidak memiliki kekuasaan walaupun terhadap dirinya sendiri. Mahluk yang pertama sekali mempraktikkan sifat sombong adalah iblis, ketika Allah memerintahkan untuk sujud kepada Adam As, iblis membangkang karena merasa lebih tinggi derjatnya dari nabi Adam as, sehingga Allah pun melaknat iblis sampai hari kiamat dan memerintahkan untuk meninggalkan surga. Allah sangat murka terhadap pelaku sifat sombong” tidak akan masuk surge orang masih ada sombong dalam dirinya meskipun sebesar biji zarrah” Kesombongan ada tiga tingkatan yaitu kesombongan kepada Allah swt yaitu membangkang terhadap apa – apa yang Allah perintahkan, kedua kesombongan kepada nabi Muhammad saw yaitu tidak menjalankan sunnah Muhammad saw , ketiga kesombongan kepada sesama manusia yaitu merasa lebih pntar, lebih kaya, lebih sholeh dari orang lain, mereka yang sombong tidaka akan pernah mencintai orang lain karena ia tidak pernah melihan kelebihan dari orang lain dari dirinya. Sifat sombong akan membinasakan pelakunya karena didunia dan diakhirat
Sebenar-benarnya kesadaran akan ruang dan waktu adalah suatu adat kebiasaan dan kepekaan terhadap segala hal. Oleh karena itu, mungkin untuk saat ini diperlukan pendidikan dan membiasakan diri terhadap hal tersebut agar kita bisa lebih menghargai sesuatu dan keberadaan orang lain, yang kemudian dilanjutkan dengan membudayakannya.
Ana Agustyaningsih (1170925018)
PMat B PPs UNY
Manusia adalah mahluk yang sering lupa, maka kesadaran akan ruang dan waktu adalah penting, agar kita selalu ingat. Mampu menempatkan diri sesuai ruang dan waktunya sebagai hamba Tuhan dan sebagai mahluk sosial. Apapun pendidikan, jabatan, dan profesi kita kedudukan di mata Tuhan adalah sama yang membedakan adalah ketakwaan. Ketakwaan adalah kehati-hatian kita meniti ruang dan waktu. Kita hidup dan bergerak dalam ruang dan waktu namun harus berhati-hati dari berbagai kesalahan, dari mengambil hak oran lain, dari mengarah pada kesia-siaan dan dari melampaui batas-batas yang sudah ditetapkan untuk manusia, yang jika dilampaui maka manusia akan tersesat dari jalanNya, terjerembab dalam ruang gelap (kesombongan). Maka siapkan selalu mata hati dan telinga hati kita untuk Ikhlas mengakui kelemahan diri dan berusaha sebaik mungkin untuk membekali diri dengan kebaikan dalam meniti ruang dan waktu, sabar dan tawakal dalam menghadapi rintangan. Semoga Allah ridho. Amien.
Sungguh bahagia ketika orang sadar runga dan waktu tapi memang sungguhlah sulit karena ketika kita merasa merasa menguasai ruang dan waktu pada saat itulah kita kita terjerumus karena kita tidak bisa menterjemahkan dan sekaligus diterjemahkan. Sungguh sangat berlebihan jika kita mengatakan seseorang pemangsa ruang dan waktu karena kedalam hati seseorang tiadalah yang tahu namun menurut hemat saya sang penggapai raung dan waktu adalah orang yang penyabar pemaaf.
Pola pikir,karakter, dan psikologi dari seseorang akan membentuk bagaimana dia menyadari ruang dan waktu, manusia tidak satupun yang ekuivalen maka wajar ada pemangsa raung dan waktu, seperti orang serakah, mau menang sendri dan masih banyak lagi tapi pada masa sekarang ini sangat kontras terlihat sang pemangsa ruang dan waktu yaitu para penjahat-penjahat rakyat yang menghianati rakyat.
PR bagiku... kapan aku bisa bertemu dengan hamba penggapai raung dan waktu sehingga aku bisa belajar darinya?
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al ‘Ashr : 1-3). Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. Dan demi bukit Sinai. Dan demi kota (Mekah) Ini yang aman. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya? (QS. At Tiin : 1-8)
Demikian saya mengutip dua buah surat dalam Al Qur’an yang berkaitan erat dengan ruang dan waktu. Dalam surst tersebut Allah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa setiap manusia pasti dalam keadaan merugi, jikalau segalah perbuatannya berada diluar ke-empat kriteria yang telah ditetapkan oleh Allah. Ingat bahwa dalam rangkaian setiap kriteria dihubungkan dengan konjungsi “dan” yang berarti bahwa ke-empat criteria tersebut karerus dilaksanakan secara keseluruhan tidak mengambil sebagiannya saja. Untuk menggapai keuntungan tersebut Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Allah menciptakan akal untuk manusia yang tidak diberikan kepada makhluk Allah yang lain. Dengan akal manusia bisa membedakan mana yang baik untuk dilaksanakan dan mana yang buruk untuk ditinggalkan. Sehingga dalam menggunakannya (akal) manusia sering terjebak karena akalnya sudah dipengaruhi oleh hawa nafsu (nafsuyang tidak baik / fujur). Banyak sekali contoh manusia yang lupa terhadap peringatan Allah ini, fir’aun misalnya karena kesombongannya dengan kekuasaan akhirnya dibinasakan oleh Allah, korun dengan kekayaannya menjadikan dia menyombongkan diri kepada Allah dan dia juga dibinasakan. Demikianlah jika kita tidak sopan terhadap ruang dan waktu maka bersiaplah kita untuk menjadi manusia-manusia yang merugi, tidak peduli kita adalah seorang mahasiswa, presiden, pemerintah, dosen, atau apapun kita. Oleh karenanya marilah kita memanfaatkan ruang dan waktu yang telah diberikan untuk menjadi orang-orang yang tidak merugi.
Supaya kita tidak menjadi sombong, haruslah kita dalam berkehidupan sadar terhadap ruang dan waktu kita... janganlah kita menyalahgunakan ruang dan waktu yang telah diberikan kepada kita, sehingga kita tidak menjadi batu sandungan bagi diri kita sendiri. Sebagai mahasiswa sadarlah kita bahwa kita harus mengerjakan tugas kita dengan baik, sesuai dengan ruang dan waktu yang telah diberikan kepada kita...
P.Mat(A) 11709251011
Pemangsa ruang dan waktu dalam elegi ini adalah seseorang yang tidak kenal ruang dan waktu. jadi siapapun orangnya bisa terancam menjadi pemangsa ruang dan waktu. Sebagai contoh pemangsa ruang dan waktu adalah orang-orang yang suka: Mengurusi hak orang lain, bekerja melampaui batasnya, menggunakan peralatan yang tidak sesuai peruntukannya, memaksakan kehendak pada orang lain, menginginkan sesuatu di luar kemampuan, mengusulkan sesuatu yang tidak proposional, terlambat kerja, terlambat kuliah, dan masih banyak lagi contoh-contoh pemangsa ruang dan waktu.Sedangkan hamba yang berusaha menggapai ruang dan waktu adalah sebuah wadah atau organisasi, lembaga, sistem yang harus dipertanggung jawabkan.
Elegi Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu
People who is arrogant with her or his arrogant with skill and didn't give chance to other people included predator space and time.If people feel her or his self is perfect and feel the best than other people, you should introspection yourself again. And if you didn't know space and time, you are in big problem.So you must be people who know position space and time.For example don't be late when you pray, do your job but don't exceed your boundary,etc.
Posted by Dr. Marsigit M.A.
commented by Dya Ajeng Kumala (08305141038)
dya-ajeng-kumala.blogspot.com
Assalamu’alaikum wr wb
Dalam “Elegi Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu “,Makhluk pemangsa ruang dan waktu akhirnya tersungkur terkena pedangnya sendiri,,dan bertanya tentang keadilan kenapa ia dikalahkan oleh makhluk penjaga ruang dan waktu. Namun, bukankah sebenarnya ia kalah akan dirinya sendiri? Ataukah kekuasaan Tuhanlah sebagai penguasa ruang dan waktu yang membuat ia kalah dihadapan makhluk penjaga ruang dan waktu? Supaya para hamba menggapai ruang dan waktu memiliki keyakinan bahwa sesuatu yang baik dengan niat ikhlas adalah diatas segalanya dan menjadi pemenang akan segala pertarungan (dengan ijin Tuhan).
Namun, mengapa ia tidak menanyakan tentang keadilan kenapa ia diciptakan sebagai Makhluk pemangsa ruang dan waktu? Dan tidak diberikan pilihan untuk menjadi makhluk penjaga ruang dan waktu? Atau sebagai hamba menggapai ruang dan waktu, yang memiliki kesempatan menentukan pilihan menjadi sesuatu yang baik melebihi penjaga ruang dan waktu, atau menjadi buruk melebihi pemangsa ruang dan waktu.Wallahu'alam..
Setelah membaca Elegi Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu, pelajaran yang saya dapat diantaranya:
Dalam menjalani hidup, kita harus berhati hati dalam melangkah, kadang berhati2 pun masih saja tersandung, apalagi jika kita tdk memperhatikan aturan2 yang ada alias sembrono. Dan jangan suka mencari kambing hitam, karena bias jadi masalah yang ada timbul karena ulah kita sendiri… Astaghfirullah….
Sadar ruang dan waktu itu sebenar-benarnya adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Mau mendengarkan dan menyimak orang lain diikuti dengan simpati dan empati serta aktif berfikir dan merasa, supaya dapat memunculkan pemikiran2 positif yang bermanfaat bagi orang banyak.
Dan,
Betapa hidupnya hidup Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu yang dapat menghidupi orang banyak,
betapa damainya hidup Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu yang dapat mendamaikan orang banyak,
Betapa bahagianya hidup Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu yang dapat membahagiakan orang banyak,
semoga kita termasuk diantaranya…amin
Wassalamu’alaikum wr wb
11709251038
P. Mat C
Sadar ruang dan waktu sebenar-benarnya adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Dalam menggapai ruang dan waktu, itulah pokoknya. Tetapi tidak ada satupun yang bisa mendapatkan ruang dan waktu yang sebenar-benarnya. Kita hanya bisa berusaha untuk bisa menterjemahkan dan diterjemahkan.
Tokoh pemangsa ruang dan waktu adalah tokoh yang merasa bahwa dia telah mendapatkan ruang dan waktu. Itu menyebabkan muncul rasa ego pada dirinya bahwa dia telah mengetahui segalanya. Padahal dia belum bisa menerjemahkan dan diterjemahkan.
Sunggguh akan sangat bahagia sekali jika selalu berusaha menggapai ruang dan waktu. Akan menjadikan kita menjadi insan yang dapat menjalani hidup yang berguna untuk dirinya, orang lain dan lingkungannya.
Yach...bisa dilihat disekeliling hidup kita, semakin banyak manusia-manusia yang menjadi tokoh pemangsa ruang dan waktu. Begitu banyak koruptor, mafia hukum, dan para penjahat lainnya. Hati-hatilah para teman-temanku, wahai para pendidik dan calon pendidik, dunia kita sangat dekat dengan tokoh pemangsa ruang dan waktu. Waspdalah!!!
PMAT C
kalau manusia tidak sadar akan ruang dan waktunya maka yang akan terjadi adalah manusia tersebut akan berbuat semena-semena karena tidak ada batasannya, ilmu dan iman harus berjalan seimbang, sebab jika seseorang itu hanya berilmu saja tetapi tidak beriman, maka dia akan mampu untuk bebuat kerusakkan di muka bumi, tetapi jika seseorang itu memiliki ilmu dan beriman maka ilmunya akan digunakan untuk hal yang baik dan bermanfaat bagi orang lain, insyaAllah.
P.Mat C
Sebenar-benar ruang dan waktu adalah menterjemahkan dan diterjemahkan. Oleh karena itu, pandai-pandailah menterjemahkan dan ikhlaslah diterjemahkan. Sesungguhnya pemangsa ruang dan waktu itu adalah tidak kekal, karena ruang dan waktu itu pada kodratnya tidak abadi. Seseorang yang dapat menggapai ruang dan waktu ialah jika mampu memahami ruang dan waktu dengan pandai dan ikhlas. Sesungguhnya kepandaian dan keikhlasan akan mampu terhindar dari pemangsa ruang dan waktu (diri manusia yang sombong).
P. Mat Sub 2009
Thanks Mr. Marsigit, this is very meaningfull. It motivate me to be human who can reach space and time. I don’t want to trash my time in unusefull thing. I want to correct, reflect my self, control my word, my activity and my want in order to make my life more beauifull and happy. Although i can’t understand word by word, but it really touchable. Maybe, for me, who don’t understand about phylosophycal language, need more real word to understand it. But, this is new thing for me.
jika sadar akan hakikat kita hidup didunia ini maka tentu kita akan sadar akan ruang dan waktu dimna kita harus memposisikan diri kita..
semoga kita sadar..
11709251048
P Mat C PPs UNY
Sebagai manusia maka kita harus sadar benar akan posisi kita sebagai makhluk Allah, yaitu yang sangat terbatas dalam segala hal. Kita harus menyadari setiap perkataan, tindakan, sikap, dan perilaku kita apakah masih dalam koridor yang diajarkan sesuai syariat Islam ataukah sudah melenceng.
Setiap yang kita lakukan maka kesadaran akan ruang dan waktu adalah menjadi tolok pertama untuk mengukur diri kita. Kita sadar dengan siapa kita berbicara, apa yang menjadi topik pembicaraan, kepada siapa kita menyampaikan sesuatu. Kesadaran tersebut akan membuat kita lebih bijak lagi dalam mengambil suatu tindakan. Selain dari segi ruang, maka kesadaran terhadap waktupun dapat kita peroleh dengan memperhatikan kapan kita bertindak,dalam waktu yang luang ataukah sempit, kapan sebaiknya kita berbuat sesuatu. Kunci utama agar kita menjadi orang yang sadar ruang dan waktu adalah orang mengetahui dimana posisi dia dan apa yang bisa dilakukan dengan posisi tersebut.
09301244046
Human life in this world really is in space and time. How can we reach space and time depends on how we can understand what we must do to respond, this is limited because we are only human imperfect then use the space and time with the best and fairly as possible by being aware and appreciate there are other people or other creatures created by Allah. As humans, we should understand and put yourself according to space and time. This elegy reminds me of arrogance that may often arise in me, arrogance that leads to evil, hopefully in the future I can be better in arranging the hearts and lives.
Thanks for mr Marsigit, from this elegy I aware that many time wasted. However every time has meaningful. from now, i wish i can change my mind to use time wisely.
sebagai pemimpin hendaknya jangan seenaknya sendiri. misalnya saja mentang2 kepala sekolah seenaknya sendiri kepada wakilnya atau seorang guru semena2 terhadap muridnya padahal belum tentu ia lebih baik dari org lain.kesombongan itu akan membunuh diri sendiri. pak marsigit kalo saya boleh tau siapa yang anda pikirkan saat menciptakan tokoh penguasa ruang dan waktu?
Setelah membaca elegi ini,yang saya dapat adalah bagaimana cara kita untuk menggunakan ruang dan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga kita tidak menjadi sombong dan sebagai manusia, kita harus ikhlas bukan menyalahkan akan kehendak yang maha kuasa dan syukurilah setiap apa yang kita dapatkan.
PPs MAT 2012
Tiada secuil makhluk yang bebas menjadi dirinya sendiri, idependent dan hidup sendiri tanpa perlu yang lainnya selama dia berada dalam ruang dan waktu, minimal dia tergantung pada ruang dan waktu tersebut. Sangatlah arogan pabila mau memproklamirkan diri dan selalu mengatakan apapun dan siapapun mampu dia kendalikan, hanyalah Yang Khalik belaka yang tergantung dan mampu mengendalikan apapun dan siapapun. Ketika kita menyibukkan diri untuk memproklamsikan diri dan mengumbar ambisi tanpa kita sadari waktu telah berlalu dan akhirnya sampailah kita batasan waktu dan hijrahlah kita pada ruang yang berbeda tanpa pernah ambisi itu terpenuhi karena sebenarnya ambisi itu adalah diri kita sendiri, selama ada diri kita maka disitulah ambisi itu bersemayam. Akhir dari perjalanan ambisi adalah mati. Ambisi boleh berada pada diri kita tapi jangan sampai kita dikendalikan ambisi, kita lah yang harus mampu mengendalikan ambisi dengan hati yang suci.
Setiap individu hidup dalam dimensinya masing - masing...
Individu harus mampu memanajemen ruang dan waktunya agar bisa menjadi individu yang berpribadi unggul, sehingga mampu berkompetisi dalam dunia nyata dan mewujudkan dimensi masyarakat madani yang kita impikan...
Ruang. Ia perwujudan dari suatu keberadaan. ia representasi dari wujud,ia representasi dari ada.Adanya sesuatu maka dia memiliki ruang.
Ruang pemikiran kita menempatkan kita itu ada dalam rentang waktu ketika mulai terfikirkan, sampai saat ia berada dalam fikiran, hingga tidak terfikirkan.
Siapa yang dapat enghilangkan waktu. Siapa pula yang dapat melenyapkan ruang. Hanya sang penciptalah yang dapat melakukan kedua-duanya.
Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi wabarokaatuh,
Dr, Marsigit, M.A. yang saya hormati
Mahluk Pemangsa ruang dan waktu .........???????Na'udzubillaahi min dzaalika smoga saya tidak termasuk ya Pak......, karena Sebenar-benar mahluk pemangsa ruang dan waktu adalah jika seseorang tidak kenal ruang dan waktu (dari pengertian ini kadang tidak sengaja saya ada di dalamnya, astaghfirullohal 'adhiim.....). Tidak kenal ruang karena dia tidak mau tahu dimana dan kepada siapa dia bicara, serta apa yang dibicarakan. dan Tidak kenal waktu karena dia tidak peduli kapan dia bicara, kapan dia bertindak dan bagaimana dia bertindak. Alloh Subhanahu wata'ala berfirman yang artinya kurang lebih " demi waktu, sesungguhnya manusia dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman (berilmu), dan yang beramal sholih (mengamalkan Ilmu yang dimilikinya), dan yang mengajak manusia untuk bertindak yang benar (dakwah/membelajarkan), dan yang mengajak manusia untuk bersabar."
Trimakasih Bapak, semoga saya, Bapak, dan semua teman-teman saya, tidak menjadi makhluk pemangsa ruang dan waktu. aaamiiin
Wassalaamu'alaikum warohmatulloohi wa barokaatuh
Semoga kita tidak menjadi pemangsa ruang dan waktu. AMin. . .
Ruang dan waktu tidak lain adalah apa yang terjadi pada seseorang tersebut.
Untuk bisa menggapai ruang dan waktu secara tepat artinya, bisa melakukan hal berupa sopan santun terhadap ruang dan waktu. Itulah sebenar-benarnya hal yang baik dilakukan untuk belajar berfilsafat.
kita tidak boleh merasa kuasa terhadap orang lain karena orang lainpun memiliki kuasa di ruang dan waktu mereka.
dengan memahami ruang dan waktu kita akan lebih bijaksana menemmpatkan segala hal sesuai dengan porsinya masiing-masing dan kita tidak akan termakan oleh ruang dan waktu serta selulu ingat suatu saat kita akan berada di ruang dan waktu dimana hanya kuasaNYa lah yang dapat menentukan baik atau buruknya kita semua.
Setiap makhluk hidup di dunia ini adalah pemangsa ruang dan waktu, setiap makhluk tang akan memangsanya pastilah ruang dan waktu siap pula menyajikanya, hebatnya tiada sedikitpun yang tak kebagian ruang dan waktu, mereka menyajikannya sesuai kebutuhan pemangsanya. Justru pemangsa inilah yang menyia-nyiakannya, wah luar biasa ruang dan waktu. Saya sendiri juga pemangsa ruang dan waktu, sekaligus berada pada ruang dan waktu. Setiap kali, setiap saat, setiap waktu ku coba memangsanya untuk kebutuhanku, yah kebutuhanku karena aku adalah hamba Alloh S.W.T yang wajib mencari ilmu.
Oleh karena itu, sopan dan santunlah terhadap ruang dan waktu. Falsafah jawa inggarso sing tulodho, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani merupaan falsafah yang sopan terhadap ruang dan waktu.