Elegi Menggapai Tidak Risau

Oleh Marsigit

Subyek:
Wahai para risau, aku sebetulnya enggan melihatmu, tetapi engkau selalu mengikutiku. Engkau seperti fatamorgana, kadang jelas kadang menghilang. Tetapi yang aku tidak suka denganmu, karena kedatanganmu dan kepergianmu selalu saja tidak seijin denganku. Sehingga aku merasa kewalahan mengendalikan dirimu. Kadang-kadang aku bahkan menjadi bulan-bulananmu. Dari pada aku bersikap memusuhimu, maka sekarang aku ingin berkoalisi denganmu. Aku ijinkan engkau semua untuk mengajukan proposalmu. Jika itu mungkin, maka aku akan menindaklanjuti proposalmu itu. Tetapi untuk menanggapi proposalmu semua aku telah mengangkat dewan pertimbangan, tidak lain tidak bukan adalah si orang tua berambut putih.



Risau hati:
Wahai subyek, aku adalah risau hatimu. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau sakit:
Wahai subyek, aku adalah risau sakit. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau akan menderita sakit. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau miskin:
Wahai subyek, aku adalah risau miskin. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau akan menjadi miskin. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau lupa:
Wahai subyek, aku adalah risau lupa. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau akan melupakan beberapa hal. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau tidak memperoleh pekerjaan:
Wahai subyek, aku adalah risau pekerjaan. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau karena tidak mendapat pekerjaan. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.


Risau tidak punya teman:
Wahai subyek, aku adalah risau tidak punya teman. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak mempunyai teman dan kehilangan teman. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau bersifat buruk:
Wahai subyek, aku adalah risau bersifat buruk. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau mempunyai sifat buruk. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau reputasi buruk:
Wahai subyek, aku adalah risau reputasi buruk. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau mempunyai reputasi buruk. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau tidak memiliki:
Wahai subyek, aku adalah risau tidak memiliki. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak memiliki sesuatu benda atau yang lainnya. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau inkompeten:
Wahai subyek, aku adalah risau inkompeten. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau dianggap inkompeten terhadap pekerjaanmu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau tak lazim:
Wahai subyek, aku adalah risau tak lazim. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau dianggap aneh atau tak lazim. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau berbuat dosa:
Wahai subyek, aku adalah risau berbuat dosa. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau telah melakukan dosa-dosa. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau iri hati:
Wahai subyek, aku adalah risau iri hati. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau karena iri hati terhadap teman-temanmu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau tidak adil:
Wahai subyek, aku adalah risau tidak adil. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau diperlakukan tidak adil atau melakukan ketidak adilan. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau harga diri:
Wahai subyek, aku adalah risau harga diri. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau karena terancam harga dirimu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau kebutuhan:
Wahai subyek, aku adalah risau kebutuhan. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak dapat memenuhi kebutuhanmu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau tidak berperan:
Wahai subyek, aku adalah risau tidak berperan. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak dapat berperan. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau tidak mendapat hak:
Wahai subyek, aku adalah risau tidak mendapat hak. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak mendapat hak. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau wan-prestasi:
Wahai subyek, aku adalah risau wan-prestasi. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak dapat mencapai atau memperoleh prestasimu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau kematian:
Wahai subyek, aku adalah risau kematian. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau oleh datangnya kematianmu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau tidak bisa mengurus milik:
Wahai subyek, aku adalah risau tidak bisa mengurus milik. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak bisa mengurus semua milikmu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau tidak mendapat pengakuan:
Wahai subyek, aku adalah risau tidak mendapat pengakuan. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak mendapat pengakuan. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau menyongsong masa depan:
Wahai subyek, aku adalah risau menyongsong masa depan. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau tidak dapat memperoleh masa depanmu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Risau kehilangan milik:
Wahai subyek, aku adalah risau kehilangan milik. Aku datang dan pergi tanpa seijinmu. Itulah salah satu kemampuanku. Maka engkau tidak bisa lepas dari pengendalianku. Sebetulnya engkau adalah tergantung dari diriku. Ketika engkau tidur, berjalan, makan, bekerja, bahkan ketika engkau berdoa sekalipun maka hatimu bisa menjadi risau. Dirimu merasa risau kehilangan milikmu. Maka itulah sebenar-benarnya pekerjaanku.

Subyek:
Wahai orang tua berambut putih. Bagaimana aku bisa menanggapi dan menindaklanjuti semua kerisauan tersebut?

Orang tua berambut putih:
Ketahuilah subyek, bahwa aku sendiri juga mempunyai kerisauan. Aku selalu merasa risau jangan-jangan aku tidak mempunyai ilmu, atau kekurangan ilmu, atau kehilangan ilmu. Maka sebaik-baik solusi menurutku adalah selalu berusaha atau ikhtiar dan berdoa agar ikhtiar kita itu dikabulkan. Disamping itu kita juga harus pandai-pandai bersyukur atas karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan oleh Tuhan YME. Tiadalah daya dan upaya manusia itu. Maka manusia itu sesungguhnya tidaklah mampu menghilangkan segala kerisauannya, kecuali atas pertolongan Nya. Amien.

167 comments:

  1. Assalamualaikum...

    Aku memang tak pernah bisa lepas dari risauku. Aku merisaukan semua hal, dari hal yang paling sepele sampai hal yang begitu berat menurutku. Terkadang aku bisa begitu mudahnya mengabaikan rasa risauku, tapi terkadang pula rasa risau itu kurasa terlalu kuat membelengguku. Aku bingung bagaimana cara menghadapi rasa risau itu. Ingin rasa melepasnya dan melemparkannya sejauh mungkin, tapi apa daya? risau itu terus menghampiriku dikala aku merasa dalam sebuah keraguan.

    Satu hal yang ingin saya tanyakan tentang risau ini: Bagaimanakah sebaiknya kita dalam menyikapi risau yang selalu menghampiri diri kita?

    Wasalamualaikum...
    Reply
  2. Kurnia Lestari...secara ontologis seperti halnya ilmu, logos, mitos, dunia, ...dst, maka risau itu juga dapat mengikuti setiap sifatmu, atau beberapa sifatmu atau semua sifatmu. Tetapi dalam kenyataannya, risau itu muncul sebagai gelaja psikologis. Kajian filsafat tentang risau itu berarti wacananya, sedangkan kajian psikologis tentang risau itu berarti solusinya. Sedangkan pendekatan spiritual tentang risau itu berarti pertolongan Nya. Maka sebaiknya kita perlu mengenali diri kita masing-masing. Solusi untuk mengatasi kerisauan itu sesuai dengan sifatnya masing-masing. Setinggi-tinggi risau, maka tiadalah daya dan upaya manusia itu. Maka manusia itu sesungguhnya tidaklah mampu menghilangkan sebenar-benar kerisauannya, kecuali atas pertolongan Nya. Amien.
    Reply
  3. Selamat pagi,pak...
    Setiap manusia pasti memiliki perasaan risau,termasuk juga saya. Dan itu adalah salah satu permasalahan yang membuat manusia merasa bimbang untuk melangkah. Bagaimana seharusnya agar kita terhindar dari perasaan risau itu? Apakah hanya dengan bersyukur kepada Tuhan saja? Dan tindakan apa yang harus saya ambil agar perasaan itu tidak mempengaruhi keputusanku?
    Reply
  4. lia fitriana
    06301244094
    P.mat NR D 2006

    Risau merupakan sebuah rasa yang dimiliki oleh semua oarang dan itu wajar. Walaupun benar kedatngannya membuat kita kewalahan, namun semua dapat diatasi dengan berserah kepda allah SWT. Risau itu justru menguntungkan kita, dengan risau kita akan menjadi manusia yang lebih baik, walaupun ada yang berpendapat bahwa risau adalah rasa yang muncul akibat ketidak yakinan kita pada diri sendiri. Tapi saya tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat yang demikian, karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena semua atas kehendak dari Allah SWT. Misal kita risau akan berbuat dosa, berarti kita memiliki usaha agar kita tidak melakukan dosa bukan . Dan kadang rasa risau itu hilang ketika kita sudah menjauhi hal yang kita risaukan tadi. Berarti kita berusaha melakukan yang lebih baik.Sepertinya tidak ada seseorang yang risau akan sesuatu yang baik. Berarti rasa risau adalah guru yang baik yang menuntun kita ke arah yang lebih baik.
    Reply
  5. Assalamualaikum,pak...
    Kerisauan memang tidak dapat dihilangkan maupun ditolak,rasa risau selalu menghantui saya ketika saya melakukan sesuatu hal..Namun saya selalu berusaha untuk menghadapi kerisauan tersebut antara lain dengan berdoa kepada Tuhan YME.Dan dibalik kerisauan yang sedang saya hadapi pasti selalu ada hikmahnya bagi saya,karena rasa risau membuat saya siap menghadapi segala hal dan berpikir berulang-ulang untuk melakukan sesuatu hal agar menjadi lebih baik..
    Reply
  6. Assalamu'alaikum pak...
    kerisauan terkadang itu juga merupakan rasa khawatir.kita sebagai manusia terkadang dikala masalah datang kita risau akan cara menyelesaikannya,.entah apapun itu masalahnya yang pasti risau itu terkadang bisa membuat kita melakukan suatu hal yang dangkal...
    namun sebenar-benarnya risau juga membuat kita berfikir untuk melakukan hal yang terbaik..
    wassalamu'alaikum pak....
    Reply
  7. risau...
    salah satu hal yang sering dialami manusia,
    risau datang dan pergi dengan sendirinya... membuat manusia mempunyai cara sendiri untuk menghadapinya...namun, bila kerisauan datang,tidak semua orang bisa menghadapinya dengan tenang,
    apakah risau itu sama dengan ragu-ragu?
    terkadang risau membuat bimbang dalam mengambil keputusan, lalu apa yang harus dilakukan untuk menyikapi hal tersebut?
    Reply
  8. Afni...risau itu meliputi semua sifatmu. Jika risau itu dalam hatimu maka segera hilangkan, dan jangan biarkan hatimu menjadi risau barang sejengkalpun. Karena risau dalam hati itu adalah seekor syaitan yang duduk di sana. Tiadalah manusia itu dapat menghilangkan risau dalam hatinya kecuali atas pertolongan Nya. Jika risau itu dalam pikiranmu maka bersyukurlah, karena risau dalam pikiranmu itu adalah ilmumu. Maka terjemah dan diterjemahkanlah pikiranmu itu agar engkau dapat menggapai ilmumu. Sedangkan risau dapat menimpa semua sifat-sifatmu. Maka risau dalam sikapmu itu adalah ambivalensi dirimu atau pertentangan dalam sikapmu. Ketahuilah bahwa sebenar-benar manusia itu adalah kontradiktif pada sifat-sifatnya. Engkau memerlukan energi tetapi kalau terlalu banyak energi maka engkau menjadi sakit, itulah kontradiksi. Demikian seterusnya. Maka risau itu juga mempunyai banyak sifat-sifat masing-masing sesuai dengan sifat di mana dia berada. Jadi risau dalam filsafat itu tidak dalam konteks negatif atau positif saja. Kedua sifat- itu hanya sebagian kecil dari sifat risau yang jumlahnya bermilyar-milyar.
    Reply
  9. DEWI RAHMAWATI
    06301244037
    P MAT NR 06 C

    Setiap diri dan hati manusia selalu dihinggapi rasa risau. setiap akan melakukan sesuatu maka rasa risau itu akan selalu menghinggapi diri dan hati kita. Terkadang risau tersebut juga membuat diri kita menjadi ragu dan bimbang untuk melangkah ke depan. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai untuk selalu mengelola rasa risau tersebut. Apakah risau itu akan selalu mempengaruhi kita dalam mengambil setiap keputusan dalam hidup kita?
    Reply
  10. salam,
    Risau bisa dikikis, dan pengikisan risau butuh proses.
    Membaca buku The Secret karya Rhonda Byrne mungkin bisa membantu teman-teman berproses mengikis rasa risau itu.
    Reply
  11. Dalam menggapai tidak risau, (saya mengidentikan dengan menggapai tenang) saya merasakan adanya usaha/ikhtiar dengan suatu cara pendektan diri kepada Pencipta risau. usaha terbesar adalah pengakuan bahwa tiada daya dan upaya manusia...tanpa ridho-Nya. bahkan tidak mampu pula untuk sekedar menghilangkan risau.
    \arif m .
    Reply
  12. Apriyani Endah Puspasari
    Pend Mat NR'06 C
    06301244021

    Hidup ini memang penuh dengan warna-warni.Kadang kita merasa senang, sedih, kalut, menangis, tertawa, dsb. Diantara yang banyak itu kita juga terkadang diselimuti perasaan risau. Mungkin risau belum mengerjakan tugas, mungkin risau mau maju micro teaching, mungkin risau mau ujian, dll. Untuk menghadapi semua itu maka kita harus berusaha melakukan sesuatu agar perasaan risau itu sedikit demi sedikit berubah menjadi perasaan nyaman, aman. Nyaman karena sudah mengerjakan tugas, nyaman karena sudah menyiapkan micro teaching dengan baik, nyaman karena sudah belajar untuk ujian. Jadi, memang benar jika kita merasa risau maka kita harus berusaha melakukan sesuatu yang terbaik, setelah itu kita tinggal berikhtiar kepada Allah.

    Tetapi mengapa kebanyakan kerisauan yang dimiliki oleh beberapa orang umumnya sama??
    Reply
  13. Dalam elegi mengapai tidak risau ini, bahwa setiap manusia akan mengalami kerisauan termasuk saya, risau yang begitu besar yang akan menyebabkan setiap kita akan berbuat sesuatu pasti akan diliputi rasa risau iti sendiri sehingga kita tidak akan yakin dalam melangkah.
    Apakah dengan berdoa dan berikhtiar akan bisa terhindar dari rasa risau itu pak? adakah cara lain yang bisa kita terapkan supaya rasa risau yang selalu menyelimuti pikiran kita dapat terhindarkan sedikit demi sedikit sehingga kita tidak merasa mempunyai beban?
    Reply
  14. SEBELUMNYA saya mau bertanya dulu pak, apakah kegelisahan sama dengan ketakutan pak???

    Jika iya, memang sebuah ketakutan adalah salah satu ujian untuk kita, tetapi dengan berusaha, berdoa dan bertawakal(menyerahkan segala keputusan padaNya)akan mengurangi ketakutan itu berkurang, karena yang biasanya kita takutkan atau risaukan adalah hasilnya, padahal yang dinilai oleh Tuhan adalah prosesnya bukan?
    jadi sebenarnya manusia yang sebenar-benarnya merdeka adalah dia yang terbebas dari belenggu ketakutannya sendiri,,,takut pada hal-hal yang semestinya tak ditakutkannya, karena ada yang memiliki semua itu,kekayaan, ilmu, bahkan jiwa ini yaitu Zat Yang Memiliki.
    demikian menurut saya pak.Wallohu'alam.
    terimakasih.
    Reply
  15. setiap manusia pasti pernah merasakan risau, namun tinggal bagaimana cara orang tersebut masing-masing untuk menghentikannya agar tidak risau lagi.
    Risau memang datang tanpa sepengetahuan kita, risau datang karena ketidakpercayadirian kita menghadapi hal itu.
    risau dapat berdampak positif, jika risau itu dapat memicu semangat kita untuk bangkit dari kerisauan tersebut.
    namun, risau juga dapat berdampak negatif jika seseorang itu hanya merasa takut dan tidak mau berusaha lepas dari belenggu risau.
    Reply
  16. Selamat sore pak?

    Setelah saya membaca elegi ini, timbul beberapa pertanyaan.
    1. apakah perasaan risau yang timbul didalam diri kita itu muncul akibat rasa ketidakpercayaan terhadap diri kita sendiri pak?
    2. lalu apakah kita bisa menghindari risau itu pak? dan bagaimana caranya?
    3. apakah sebuah pertanyaan itu juga risau?

    terimakasih...
    Reply
  17. risau merupakan bagian yang ada di dalam jiwa kita. setiap orang pasti sudah pernah merasakan risau di hatinya, hampir setiap saat risau selalu muncul.risau selalu hinggap pada diri kita dimana dan kapanpun kita berada. walaupun kita sudah berdoa dan berusaha, apakah risau itu bisa dihilangkan dari diri kita?
    Reply
  18. Asslam…Wr. Wb.

    Setelah membaca elegi ini, saya berpendapat bahwa, “selama manusia masih hidup di dunia maka mereka tidak akan terlepas dari jeratan risau, dan saya belum bisa membayangkan keadaan manusia setelah dunia yang ini, apakah manusia masih dihantui bayangan risau disana, (mungkin itu sebuah nomena yang belum terjangkau atau bahkan tak akan terjangkau oleh nalar pikiranku)”.

    Namun, karena menurut saya risau itu sangat menyiksa batin terdalam kita sebagai manusia, timbullah sebelesit pertannyaan…Mampukah seorang manusia mengendalikan risau yang begitu liar itu??. Saat manusia berusaha mengendalikan kebuasan risau, mungkin pengendaliannya itupun sudah berbaur dengan risau…
    Apakah malah ilmu manusia itu berasal dari risau??...Sungguh pertanyaan yang juga menggelitik hatiku setelah membaca elegi ini.
    Reply
  19. Aku memang tak bisa mengendalikan risauku.Karena dia datang meskipun kita tidak mengizinkan dia datang.Dia selalu datang setiap kita akan,mulai,dan setelah kita melakukan sesuatu,atau keadaan kehidupanku.Bahkan dia sudah seakan-akan melekat dan menjadi teman di setiap langkah hatiku.Lalu bagaimana kita dapat mengendalikan atau menghilangkan rasa risau itu sendiri ?? karena menurutku,aku hidup maka risauku pun hidup dan akan hadir dengan sendirinya.Sekarang ini aku hanya dapat menyerahkan kehidupanku dengan taqwa kepada-Nya.Dan selalu berusaha bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan.
    Reply
  20. pak,bukankah rasa risau itu bagus? misalnya kita merasa risau akan melupakan beberapa hal. dengan mempunyai rasa risau ini, kan kita bisa berusaha agar kita tidak melupakan beberapa hal, yaitu dengan cara mencatat hal-hal yang kita anggap penting.
    bukankan risau merupakan salah satu dorongan agar kita lebih berhati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang?
    Reply
  21. Selamat pagi pak...
    saya risau tak dapat mengerti pelajaran, saya risau tak dapat mengerjakan ujian, saya risau mendapat nilai jelek, saya risau tak dapat melakukan apa-apa, dan saya risau masalah itu tak dapat selesai,itulah sebagian rasa risau yang ada pada saya,
    astagfirullah....ya ALLAH bantulah saya, saya yakin ENGKAU tahu yang terbaik buat saya,
    saya hanyalah manusia biasa, saya percayakan semuanya hanya padaMU karena tak ada yang tak mungkin bagiMU, ENGKAULAH yang menciptakan saya, ENGKAU pulalah yang akan mengakhiri saya...
    Trimakasih pak, elegi ini memberi saya semangat untuk kembali berjuang, dan sadar kalau saya tak sendiri, ada ALLAH dihati ini...
    Reply
  22. Jika kau risau maka berwudhulah
    Jika kau masih risau maka bersujudlah
    Namun jika tetap belum hilang maka segeralah engkau memohon ampun kepadanya....
    Risau tidak akan pernah bisa hilang
    Namun risau hanya bisa dikurangi
    Asal kita selalu bisa bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita dan selalu berikhtiar agar apa yang kita inginkan bisa terwujud atas kehendak-Nya....
    Reply
  23. saya sependapat dengan mas Uskha, Hanya kepadaNya lah kita berlindung dan meminta pertolongan,,,, Hanya kekuatanNya lah yang mampu memperbaiki semuanya didunia ini..
    Reply
  24. Jika risau mempunyai banyak sifat, Apakah risau merupakan suatu sifat.?
    Jika risau merupakan suatu sifat, apakah sifat risau selalu ada dalam diri manusia.?
    Selain dalam pikiran, dimana sebaiknya risau itu berada.?
    Reply
  25. Setiap aku berjalan di kampus...
    Setiap aku terbangun di pagi hari...
    Setiap aku melangkahkan kaki di kelas...
    Setiap aku membuka komputer....
    Hanya risau yang kurasakan....
    Dalam setiap risauku, aku bertanya, apakah aku bisa melewati semua ini ???
    Apakah disetiap risauku tersimpan jawaban yang selama ini kucari ???
    Aku benar-benar tidak dapat mengusirmu dari pikiranku risau....
    Apakah filsafat bisa mengatasi kerisauanku ini ??
    Reply
  26. This comment has been removed by the author.
    Reply
  27. Menggapai Tidak Risau:
    Risau muncul karena manusia bersifat terbatas. Ada banyak hal yang tidak tercover oleh dirinya. Karena ia, hanya satu dari sekian banyak makhluk yang diciptakan. Di satu sisi, riasu muncul karena bisikan makhluk penggoda, syaitan. Dibisikkannya kekhawatiran hingga muncul kerisauan di hati. Jika manusia sedang sadar diri, ia akan melabuhkan diri pada pada yang memiliki sifat tak terbatas. Namun jika ia sedang lupa mengenai siapa dirinya, ia akan mencari pegangan dan sandaran pada sesame makhluk yang sebenarnya sama terbatasnya seperti dirinya. Jelas, ia tidak menemukan solusi atas kerisauannya itu.
    Reply
  28. Bagi orang-orang yang beriman hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah
    Dialah obat risau paling mujarab,,,,

    Pernah mendengar lagu "Tombo Ati" Bagi muslim inilah jawabannya..
    1.Baca Al Qur’an dan pahami maknanya
    2.Dzikir malam
    3.Berkumpulah dengan orang sholeh
    4.Berpuasalah
    5.Shalat Malam
    Reply
  29. Aku menerima mu wahai risau ku. datang lah sesuka mu dan aku yang akan mengeluarkan mu.
    Reply
  30. assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
    wahai segala risau...silahkan anda datang dan pergi tanpa seijinku,jika memang itu adalah pekerjaanmu...tapi ingat ketika anda bersemayam dalam relung hatiku,sesungguhnya itu adalah rumahku maka akulah rajanya dan anda harus ikut aturan yang telah kubuat.
    dan ingat boss kita sama.dan kita harus patuh padaNya.
    wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
    Reply
  31. assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
    wahai para risau kita sama-sama mempunyai hak, untuk bertindak sesuai dengan keinginan kita, kamu datang dan pergi tanpa memberi tau, berbagai macam tawaran yang kamu tawarkan kepada saya dan saya akan menerimanya tetapi dengan pertimbangan olah pikir yang di anugrahkan oleh sang pencipta kepada saya. saya harus menggunakannya sehingga kamu tidak bertindak semaumu dengan begitu segala gerak gerik kamu bisa saya ketahui dan sadari. alloh menciptakan kamu dan saya mempunyai makna yang ada dan mungkin ada.
    Reply
  32. seringkali risau datang saat aku berada jauh dengan harapan. Keadaan cemas yang menyelimutiku membuatku jauh dari harapan. Tersadar bahwa ketidakberdayaan diciptakan oleh Nya sebagai sebuah pengakuan bahwa kita bukanlah apa2. Terlalu naif rasanya jika kita melabuhkan semua harapan tanpa bersandar padaNya. Maka doa sebagai upaya penyeimbang bentuk ikhtiar kita adalah satu upaya bahwa kita memang benar2 tak berdaya tanpaNya. Menggantungkan harapan padaNya...ini jika aku dalam kondisi normalku.
    namun, seringkali jika aku dalam hilang imanku...aku tak menghiraukan kehadiraNya. karena putus asa yang berkepanjangan atau Allah tak segera mengabulkan doa2 ku...
    jadilah aku kufur untuk beberapa waktu...
    inilah yang aku sebut titik kulminasiku....
    Reply
  33. Setiap orang sering kali dihinggapi rasa keraguan dan kerisauan, baik mengenai urusan keduniawian, terlebih mengenai keakhiratan. Ini tidaklah mengherankan, karena syetan selalu berusaha mempengaruhi manusia. Syethan berasal dari kata kerja syathana yang mengandung arti menyalahi, menjauhi. Syetan artinya pembangkang/ pendurhaka. istilah setan adalah makhluk durhaka yang perbuatannya selalu menyesatkan dan menghalangi dari jalan kebenaran.
    Syetan datang menggoda manusia, membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan duniawi, membisikkan ke dalam hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya manusia lupa terhadap tujuan dan tugas hidupnya di dunia.
    Maka berlindunglah kita kepada Allah dari pengaruh syetan, agar terhindar dari kesesatan. Amin.
    Reply
  34. Setiap orang sering kali dihinggapi rasa keraguan dan kerisauan, baik mengenai urusan keduniawian, terlebih mengenai keakhiratan. Ini tidaklah mengherankan, karena syetan selalu berusaha mempengaruhi manusia. Syethan berasal dari kata kerja syathana yang mengandung arti menyalahi, menjauhi. Syetan artinya pembangkang/ pendurhaka. istilah setan adalah makhluk durhaka yang perbuatannya selalu menyesatkan dan menghalangi dari jalan kebenaran.
    Syetan datang menggoda manusia, membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan duniawi, membisikkan ke dalam hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya manusia lupa terhadap tujuan dan tugas hidupnya di dunia.
    Maka berlindunglah kita kepada Allah dari pengaruh syetan, agar terhindar dari kesesatan. Amin.
    Reply
  35. NENY ENDRIANA PMAT(09709251004)October 21, 2009 12:37 PM
    Assalamu'alaikum. Wr.Wb.
    Bismillahillazi Laa Yadhurru ma'asmihi syaiun Fil ardhi walaafissamaa'i wahuwassami'ul alim.........
    Setelah membaca elegi Bapak ini tentang kata-kata orang tua berambut putih, akal, pikiran dan perasaan ini berkata setuju.........
    sebab hatikupun pernah menggunakan obat mujarab yang telah dikatakan oleh orang tua berambut putih yang telah tertulis di elegi ini, yakni berusaha atau berikhtiar serta berdoa untuk mengapai sesuatu. dimana usaha dan doa harus seimbang, dalam arti seseorang kalau hanya berusaha atau berikhtiar saja dengan bekerja tanpa disertai dengan berdoa , bisa jadi apa yang didapatkan tidak mendapat berkah atau manfaat bahkan RISAU akan tetap menemaninya, begitu pula sebaliknya. akan tetapi jika berusaha dan berdoa belum juga menghilangkan kerisauan itu, maka mungkin juga apa yang diusahakan belum maksimal atau mungkin juga Alloh SWT sedsng menguji kesabaran nya. bukankah setiap orang akan mendapatkan apa yang telah diusahakannnya? bersyukur dan berserah dirilah kepada Alloh SWT. telah disebutkan yang lain lagi sebagai obat dari ke-RISAU-an yakni MEMBACA, MEMAHAMI DAN MENGAMALKAN APA YANG TERKANDUNG DALAM AL-QUR'AN SERTA BERPUASALAH WAHAI SAUDARAKU...........
    Terimakasih dan mohon maaf jika ada kesalahan dari setiap kata-kata yang tertulis.
    Assalamu'alaikum. Wr.Wb.
    Reply
  36. apakah "risau" ini adalah sifat alami manusia ataukah ada hasutan dari setan?

    mudah-mudahan rasa risau pada diri kami dapat berkurang oleh pertolongan Mu. amien.
    Reply
  37. Mu'inah PMB(09709251022)November 11, 2009 8:44 AM
    Asslm...

    Risau merupakan salah satu sifat yang dimiliki manusia.
    Dengan risau mungkin kita bisa introspeksi diri/lebih hati2 dalam memutuskan segala hal
    Tapi jika risau itu terlalu besar dalam diri kita,itu akan membuat pikiran kita kacau.
    Jika kita merasa risau segeralah minta tolong kepada ALLAH swt,jangan sampai risau itu memblenggu jiwa dan pikiran kita. insyaALLAH ALLAH swt akan memberikan jalan terbaik buat kita.
    AMIN
    Reply
  38. Assalamu'alaikum. Wr.Wb.
    Bismillahillazi Laa Yadhurru ma'asmihi syaiun Fil ardhi walaafissamaa'i wahuwassami'ul alim.........
    Setelah membaca elegi Bapak ini tentang kata-kata orang tua berambut putih, akal, pikiran dan perasaan ini berkata setuju.........
    sebab hatikupun pernah menggunakan obat mujarab yang telah dikatakan oleh orang tua berambut putih yang telah tertulis di elegi ini, yakni berusaha atau berikhtiar serta berdoa untuk mengapai sesuatu. dimana usaha dan doa harus seimbang, dalam arti seseorang kalau hanya berusaha atau berikhtiar saja dengan bekerja tanpa disertai dengan berdoa , bisa jadi apa yang didapatkan tidak mendapat berkah atau manfaat bahkan RISAU akan tetap menemaninya, begitu pula sebaliknya. akan tetapi jika berusaha dan berdoa belum juga menghilangkan kerisauan itu, maka mungkin juga apa yang diusahakan belum maksimal atau mungkin juga Alloh SWT sedsng menguji kesabaran nya. bukankah setiap orang akan mendapatkan apa yang telah diusahakannnya? bersyukur dan berserah dirilah kepada Alloh SWT. telah disebutkan yang lain lagi sebagai obat dari ke-RISAU-an yakni MEMBACA, MEMAHAMI DAN MENGAMALKAN APA YANG TERKANDUNG DALAM AL-QUR'AN SERTA BERPUASALAH WAHAI SAUDARAKU...........
    Terimakasih dan mohon maaf jika ada kesalahan dari setiap kata-kata yang tertulis.
    Assalamu'alaikum. Wr.Wb.
    Reply
  39. Ass....

    Risau tidak bisa di pisahkan dengan manusia selama manusia masih dalam keadaan normal karena risau sudah merupakan bagian dari hidup ini, akan tetapi risau akan kita kurangi dengan banyak berdoa dan beriktiar serta menjalankan perintah dan menjauhi larangannya, mudah-mudahan kita semua termasuk orang yang selalu dekat dengan sang Pencipta, Amin....

    Wass....
    Reply
  40. PMB

    Ass

    jika risau datang, sujudlah padaNya, insyaAllah diberi sinar yang dapat menerangi hati

    Wsl
    Reply
  41. Ass.
    Resah, Risih.
    Risau.
    kamu risau karena pikiranmu lagi resah dan risih
    kamu risau karena hatimu lagi resah dan risih
    Reply
  42. mahasiswa memiliki kerisauan.
    dosen memiliki kerisauan.
    ruang memiliki kerisauan.
    komputer memiliki kerisauan.
    papan memiliki kerisauan.
    buku memiliki kerisauan.
    meja memiliki kerisauan.
    siswa memiliki kerisauan.
    guru memiliki kerisauan.
    semua memili kerisauan.
    Mintalah pertolongan hanya kepadaNya.
    Amien
    Reply
  43. Mu'inah PMB(09709251022) said...

    Asslm...

    Risau merupakan salah satu sifat yang dimiliki manusia.
    Dengan risau mungkin kita bisa introspeksi diri/lebih hati2 dalam memutuskan segala hal
    Tapi jika risau itu terlalu besar dalam diri kita,itu akan membuat pikiran kita kacau.
    Jika kita merasa risau segeralah minta tolong kepada ALLAH swt,jangan sampai risau itu memblenggu jiwa dan pikiran kita. insyaALLAH ALLAH swt akan memberikan jalan terbaik buat kita.
    AMIN
    November 11, 2009 8:44 AM
    Reply
  44. Sesungguhnya ada 5 macam ujian yang akan diterima oleh manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia ini yaitu: ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kekurangan makanan dan kehilangan jiwa.Allah meminta kita untuk bersabar karena akan ada ganti yang lebih baik untuk orang yang bersabar.Kita tidak perlu memikirkan bagaimana bentuk pertolongan ALLAH atas setiap ujian yang kita hadapi. Kita hanya perlu yakin dan menyadari bahwa ALLAH ada dibalik setiap apapun yang terjadi pada kita. Untuk itu tidak ada alasan untuk Risau dalam hidup ini.
    Reply
  45. Assalamu'alaikum...

    Risau, cemas, gelisah, entah apalagi namanya, ketika dia hadir sungguh kewalahan dibuatnya. Elegi ini lebih mengena ketika dibaca oleh dia yang sedang risau, dia akan tahu risau apa yang sedang menghampiri sifat didirinya saat itu, seperti yang saya rasakan ketika membaca elegi "Menggapai Tidak Risau" ini.

    Ya Robb, hanya padaMu kami memohon pertolongan atas kerisauan yang menghampiri kami...

    Terimakasih Pak, smoga banyak manfaat lain yang bisa kami dapat dari apa yang telah Bapak berikan.

    Yuliatiningsih N_mhsswa bmbingn
    Reply
  46. Dewi Fitrianing Lestari
    07301244011
    Pend Matematika SWA`C`07
    Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika
    Rabu, 09.00-10.40
    Pandai-pandailah bersyukur maka engkau akan selamat di dunia. Didunia ini kaya miskin adalah cobaan, kenikmatan kesengsaraan adalah cobaan dan laen sebagaikan yang berbandingterbalik 180 derajat semua adalah cobaan dari yang Maha Kuasa. Harta yang berlimpah pun cobaan Rp1,00 kita harus dapat mempertanggung jawabkannya di akhirat kelak, orang miskin pun demikian. Jadi jangan terlena oleh kekayaan dunia yang di bawa mati hanyalah amal sholat, akhlakkul karimah jangan ungkit-ungkit ingin selama akhirat dengan harta yang berlimpah. Mingkin dengan menyedekahkan dan memberikan kepada saudara dan fakir miskin yang membutuhkan akan lebih ditambah nikmat kita. Amin
    Reply
  47. Susi Dwi Lestari
    07301244049
    Pend Matematika Swa C
    Filsafat Pend Matematika
    Rabu jam 09.00


    Apakah itu berarti risau adalah akar dari semua masalah? Manusia itu sesungguhnya tidaklah mampu menghilangkan sebenar-benar kerisauannya, kecuali atas pertolongan-Nya. Kita memohon pertolongan Allah saat kita berdoa. Sedangkan ketika kita berdoa sekalipun maka hati kita bisa menjadi risau. Bukankah itu berarti perjuangan kita agar kita tidak risau dalam berdoa?
    Reply
  48. Annisa Nur Muliana
    07301244023
    P.Matematika Swa C
    Filsafat P.Matematika
    Rabu, pukul 09.00-10.40

    Apakah risau sama dengan khawatir pak?
    Terima kasih.
    Reply
  49. Eko Nur Aprianto
    05301244054
    Pend Mat NR

    pak...saya selalu dihinggapi risau setiap melakukan kegiatan dan saya sering kalah dengan kerisauan saya, menurut bapak apa yang harus saya lakukauntuk menghadapi kerisauan saya???
    Reply
  50. Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika
    Rabu 09.00-10.40

    Bagi orang tua berambut putih, Ilmu menjadi fokus hidup dan membawanya pada kerisauan tentang ilmu. Bilamanakah risau mempengaruhi manusia? Menurut apa yang saya baca dari elegi Bapak, saya menangkap bahwa risau melaksanakan pekerjaannya dikala manusia tidak berikhtiar dan berdoa memohon pertolongan kepadaNya. Sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya dampak yang ditimbulkan oleh risau, kesadaran akan Sang Pencipta merupakan sesuatu yang harus diusahakan dan terus menerus diingat. Terima kasih
    Reply
  51. Risau adalah sifat alamiah manusia, kenapa...? karena manusia adalah makhluk yang lemah, terbatas dan tergantung. Maka yang bisa dilakukan manusia mengendalikan rasa risaunya dengan memahami hakekat hidup di dunia dan kejelasan tujuan hidup dunia. Maka kerisauan yang lahir dari kelemahan dan keterbatasan serta ketergantungan hanya dengan beriman kepada zat yang tidak lemah, tidak terbatas dan tidak tergantung
    Reply
  52. assalamualaikum Wr.Wb.....
    Bismillah....

    Elegi ini sangat membuat saya merenung pak....makasih pak.....saya tak pernah memikirkan hal ini sebelumnya.
    Tak tau mesti kemana, tak tau harus gimana, tak tau harus berbuat apa sungguh suasana hatiku tak menentu....Ya ALLAH rasa apa ini aku tak tenang......ternyata kerisauan memeluk hariku tanpa aku sadari....
    Pak....entah kenapa risau itu selalu saja datang, tanpa saya minta dan begitu susah pergi walau sudah berkali - kali ku memintanya untuk pergi....tapi iya tetap bertahan di sini...risau ku atas sesuatu yang tak kuinginkan, risau atas perbedaan kehendak....risau akan semua yang ku rasakan.
    Ternyata setelah bermuhasabah, riasu adalah rasa ketikdakpuasan dan pemberontakan diri atas apa yang terjadi. Niscaya jika selalu merasa tidak puas maka risau itu akan jadi tamu setia dan selalu betah berlama - lama menghampirimu...tapi jika kita memupuk rasa syukur atas apa yang telah ALLAH berikan maka denga sendirinya kerisauan itu akan pergi....Astagfirullah....maafkan aku Ya Rabb yang telah mendustai begitu banyak nikmatmu yang membuatku selalu merasa tak puas...kini aku datang padaMu dalam rasa syukurku...amin
    KARINA PPS PSN KIMIA C 2010
    Reply
  53. Dengan mendekatkan diri kepada Allah swt maka kerisauan,ketakutan,kegagalan,kecemasan,dan kesedihan akan sirna.Bahkan dengan mendekatkan diri kepada-Nya lah segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya.Semoga kita semuanya selalu menjadi manusia yang syukur dan iklas.
    Reply
  54. Nurel Amelya
    10708259016
    Pendidikan Sains Kalsel 2010

    Assalamu'alaikum

    Risau itu adalah milikku dan milikmu, tapi tak risaupun juga adalah milikku dan milikmu. Apakah kau ingin tanggalkan risau, jawabannya juga ada pada diriku dan dirimu. Karena ikhtiar itu juga ada pada diriku dan dirimu, namun jangan kau lupakan satu penciptamu, Karena semua atas kehendakNya Allah SWT.
    Reply
  55. risau adalah ketakutan terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi. salah satu mengendalikan kerisauan adalah dengan terus mencoba berbaik sangka terhadap apapun dan yang terpenting berbaik sangka kepada SANG PENCIPTA, bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi telah diatur dan ditentukannya dan Dia akan menolong orang-orang sudah berusaha.
    Reply
  56. Risau ...benar-benar membuat hati tidak tenang, semua orang pasti pernah mengalaminya.Risau datang dengan sendirinya tanpa diundang, namun kadang kerisauan terjadi karena ulah kita sendiri juga. Tetapi kerisauan bisa juga kita kendalikan sendiri. Namun apabila kita kembali mendekatkan diri kepada Allah SWT,selalu ikhlas dan tidak buruk sangka kepada sesama maka atas kehendak Allah kerisauan hilang dengan sendirinya. Terimakasih banyak atas elegi-elegi bapak, betapa sangat bermanfaat bagi kita semua
    Reply
  57. selamat malam Bapak.....
    Sebelumnya saya berterima Kasih karena ternyata pertanyaan saya sebelumnya dalam elegi perlombaan menjunjung langit terjawab dalam elegi menggapai tidak risau ini. Saya sadar bahwa saya sedang dalam keadaan risau khususnya risau inkompeten dan saya sadar bahwa kondisi ini tidak baik sehingga saya perlu menggapai tidak risau agar risau itu bisa pergi dan cara paling tepat yang Bapak anjurkan lewat suara orang tua berambut putih adalah tetaplah berusaha atau berihktiar dan mensyukuri semua yang telah diberikanNYA khususnya kemampuan menggapai tidak risau sehingga semua risau yang ada dan mungkin ada dalam diriku akan hilang dalam ruang dan dimensi apapun. Terima kasih Bapak untuk elegi ini Semoga Tuhan Senantiasa menyertai Bapak. Amin
    Marselina Lorensia(10709251015)
    PMat A UNY
    Reply
  58. Ass...Risau atau gundah hati semua orang pasti pernah merasakannya, tak terkecuali orang tua berambut putih. Ini terjadi karena nafsu manusia yang tidak terkendali. Tidak semua orang dapat mengatasi kerisauan ini. Apakah dengan sujud, berdoa atau dzikir semua kerisauan dapat teratasi? Terima kasih Pa Marsigit atas tanggapannya?
    Reply
  59. Rostien Puput Anggoro
    S2 P.Mat A 2010

    Assalamu'alaikum.wr.wb
    Semua manusia sejak Nabi Adam sampai sekarang tidak akan lepas dari perasaan risau.. Karena pada diri manusia terdapat nafsu, yang mengarah kepada hal baik atau buruk.. Tetapi semua kerisauan sesungguhnya dapat dikendalikan, dengan selalu mengingat Allah SWT.. Jika manusia benar-benar berpegang teguh pada Al Qur'an, dan selalu mengadukan kerisauan kita kepada Allah SWT, maka hati kita akan tenang..

    Semoga kita selalu diberi petunjuk dan dijaga oleh Allah SWT.. Amiin..
    Reply
  60. Moh.Supratman
    Pen.Mat B
    10709521036

    Ass.Wr.Wb.
    Kodrat manusia adalah bahwa dalam dirinya tersebut memiliki sifat kekurangan dan sifat kelebihan. ketika kekurangan tersebut yang nampak maka kerisauan akan bermunculan, selalu menyalahkan diri dan menganggap Tuhan tidak adil, namun sebaliknya ketika kelebihan bermunculan kadang menjadi lupa diri yang selalu mengatakan bahwa "ini aku".....
    Maka apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita baik berupa kekurangan maupun kelebihan hendaklah selalu kita mensyukuri. dengan rasa syukur tersebut kerisauan tidak akan menggerogoti jiwa kita.
    Wassalam...
    Reply
  61. Ass.Wr.Wb
    Setiap manusia pasti memiliki dan pernah merasakan kerisauan.tidak hanya mnusia yg lemah,miskin atau tak berdaya sekalipun yang mrasakan kerisauan bahkan orang yang kuat,berilmu,kaya atau punya segalanya pun juga pasti mempunyai kerisauan....
    Roda kehidupan itu pasti berputar ada kalanya kita diAtas dan di bawah....
    Saat kita di atas kerisauan pasti datang akan mengancam kita sehingga kita takut akan kehilangn apa yg sudah kita raih,dan saat kita di bawah kerisauanpun akan datang untuk membawa kita agar kita larut dalam keterpurukan.
    Jika kita tidak pandai dalam bersyukur maka kita akan selalu diikiuti oleh rasa kerisauan,maka ikhlaskanLah apa yang terjadi pada diri kita sekarang percayalah bahwa Tuhan bersama orang-orang yang sabar dan yang selalu mengingatNya tentunya dengan berusaha dan bertawakal.
    Oleh karena itu bentengilah hati kita dengan iman dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan karena hanya kepadaNyaLah kita meminta pertolongan.
    Reply
  62. Faujiah H, PMat 2010

    Assalamualaikum, Wr.Wb
    Setiap hari kita mungkin dihampiri oleh rasa yang namanya risau, risau hati menghantarkan kita pada kesesatan, maka waspadalah terhadap risau hati!
    Reply
  63. Faujiah H, PMat 2010

    Assalamualaikum, Wr.Wb
    Setiap hari kita mungkin dihampiri oleh rasa yang namanya risau, risau hati menghantarkan kita pada kesesatan, maka waspadalah terhadap risau hati!
    Reply
  64. Ass.Wrwb.Mat malam bpk...
    Ketika saya membaca elegi menggapai tidak risau ini, saat itu juga justru timbul rasa risau dihatiku pak,saya risau kalau tidak bisa menjalankan amanah.Sesungguhnya amanah itu berat sekali,barang siapa mampu menjalankan amanah dengan baik maka pahalalah balasanya, dan sebaliknya barang siapa yang tidak dapat menjaga amanah itu, maka dosa yang akan kita terima.Ijinkan saya mohon nasehat bpk agar bisa menjadi orang yang amanah,kalau risau itu tak dapat hilang,paling tidak dapat mengatasinya. Sukron....
    Reply
  65. juwita PSn KS
    Kuliah sabtu :13.00
    risau memang tidak pernah bisa kita hindari, menurut saya semua manusia pernah merasakannya. begitu pula halnya dengan saya, kerisauan yang berlebihan kadang hanya akan mengganggu ikhtiar kita sebagai makhluk tuhan
    Reply
  66. Ass untuk semuanya. Suatu pertanyaan yang muncul dari hasil membaca suatu elegi ada kemungkinan akan terjawab oleh Elegi yang lain, seperti pengalaman Ibu Marselina. Oleh karena teruskanlah membaca Elegi-elegi semoga kita dapat memperoleh kecerdasan hati dan pikir. Amin.
    Reply
  67. 10709251010
    P.Mat A 2010
    S2 UNY

    Assalamu'alaikum Pak.
    kerisauan memang selalu datang dan pergi tanpa seijin kita. tapi kita bisa menghindari rasa risau itu apabila kita selalu berdzikir padaNya.
    memohon dihindarkan dari semua gelisah,risau itu.
    manusia hendaknya ketika melakukan aktivitas selalu dimulai dengan berdoa, berusaha keras, optimis dan berikhtiar. tak perlu merisaukan hasil akhir karena semua yang menentukan hanya Allah SWT. Dia penentu segala-galanya.
    terima kasih Bapak
    Reply
  68. Risau bisa saya artikan sebagai rasa khawatir atau takut. rasa takut memang sebagai sudah ada diberikan Tuhan sebagai ujian bagi setiap manusia. Tapi Tuhan menghilangkan kerisauan dan berganti kabar gembira bagi manusia yang sadar bahwa semua datangnya dari Tuhan dan semua akan kembali kepadaNya.
    Reply
  69. assalamualaikum.
    risau kadang membuat saya risau,tapi kadang menggerakkan saya untuk bergerak.misalnya saya risau jatuh miskin maka saya akan bergerak untuk bekerja mencari uang,,agama juga mengajarkan untuk zuhud dan qonaah agar qt terhindar dari risau sebalum risau datang ...wassalam
    Reply
  70. Isna Farida.10708259002
    PSn.KALSEL.2010
    MK.Filsafat.Sabtu jam 13.00
    Salam hormat pa Marsigit.
    Membaca Elegi Menggapai Risau, membuat saya senyam-senyum sendiri,betapa tidak...saya ini selalu risau,risaunya kaya jelangkung, datang tak dijemput...pulang tak diantar...,apakah risau pertanda kita ada dan selalu memikirkan setiap tindakan kita...ataukah kesadaran akan kelemahan dan kekurangan kita?...saat ini saja saya risau gaptek pak...,hanya perasaan bahwa apa yang saya lakukan tidak bermaksud melukai perasaan siapapun membuat saya bisa berdamai dengan hati, meski risau masih selalu menggelayuti...dan berlalu seiring waktu.terimakasih.
    Reply
  71. mariamah-bima
    S2 P mat
    manusia tidak terlepas dari kekurangan salah satunya adalah munculnya risau yang rasa tidak nyaman, yang membuat tidak tenang.tapi kerisaun dapat ditepis dengan berjikir dan mendekatkan diri pada Tuhan.
    sedikit pertanyan dari saya, apakah risau itu merupakan godaan dari saytan atau memang perasaan alamiah yang muncul dalam diri manusia?
    Reply
  72. Risaunya hati itu manusiawi, tapi jangan kau turuti risaumu, karena hanya akan menghambat potensi dirimu.
    Reply
  73. Sebagai manusia yang hidup di dunia tidak mungkin menghilangkan sifat kerisauannya.Semua kita kembalikan kpdNya dg senantisa berdoa...
    Reply
  74. srimugiyoningsihOctober 18, 2010 9:01 AM
    Rasa risau itu diperlukan, karena dari rasa risau itu orang akan berfikir dan berusaha supaya tidak menjadi kenyataan apa yang dirisaukan. Dan dengan risau orang akan berdoa serta memiliki harapan
    Reply
  75. Terimakasih, membaca elegi ini membuat saya mengambil kesimpulan, bahwa subyek yang dijelaskan adalah manusia. Risau selalu ada dalam diri manusia dan sumber risau adalah setan. Bukankah setan telah bersumpah akan terus mengganggu manusia termasuk membuat risau. Maka manusia harus waspada dan Saya setuju dengan pendapat orang tua berambut putih, sebaik-baik solusi adalah berusaha atau ikhtiar dan berdoa agar ikhtiar kita itu dikabulkan. Disamping itu juga harus pandai-pandai bersyukur atas karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan oleh Tuhan YME. Tiadalah daya dan upaya manusia itu. Maka manusia itu sesungguhnya tidaklah mampu menghilangkan segala kerisauan, kecuali atas pertolonganNYA. Amin
    Reply
  76. Assalamu,alaikum Wr. Wb

    Risau datang dan pergi kapan saja dalam diri manusia, kita tidak mampu mencegahnya hanya berusaha menghilangkan kerisauan itu sendiri yaitu dengan jalan berzikir dan berdo,a kepada Allah S.W.T
    Reply
  77. Assalamualaikum...

    Perasaan risau pasti pernah dirasakan oleh setiap orang. Perasaan risau adalah perasaan yang wajar. Tatkala perasaan risau itu muncul, berusaha dan berdoa merupakan solusi yang terbaik.
    Reply
  78. Hidup tak bisa lepas dari risau....begitu banyak yang kita risaukan, itulah manusia dengan segala keterbatasan nya, terbatasnya ilmu, terbatasnya ruang dan waktu, namun segala risau dapat diusir dengan berserah diri, mendekatkan kan diri, tawakal kepada Allah SWT..
    Reply
  79. Ass.
    manusia mungkin dalam hidupnya selalu dan tidak akan bisa lepas dari kendali risau. risau dalam segala hal bahkan risau dunia dan akherat. maka sebaik-baik manusia yang risau adalah manusia yang selalu berusaha atau ikhtiar dan berdoa agar ikhtiar kita itu dikabulkan serta tetap bersyukur atas karunia dan nikmat yang tak akan pernah bisa dihitung banyaknya yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT.
    Tiadalah daya dan upaya manusia untuk menghilangkan kerisauan dalam kondisi apapun kecuali memohon dan mengharapkan pertolongan Allah SWT. Mudah-mudahan kita semua selalu diberi petunjukNya dalam menghadapi berbagai kerisauan selama hidup di dunia ini. Aamin.
    Reply
  80. Saya sadar dalam perjalanan kehidupan ini tidak pernah lepas dari "risau". Terima kasih, lewat elegi ini saya diingatkan kembali untuk selalu "berusaha atau ikhtiar dan berdoa agar ikhtiar dikabulkan, bersyukur atas karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT. Tiadalah daya dan upaya saya untuk mampu menghilangkan segala kerisauan, kecuali atas pertolongan Nya. Amien".
    Reply
  81. Assalam'mualaikum Wr.Wb.
    Manusia dikaruniai akal, pikiran dan nafsu agar dapat beraktifitas dan memikirkan kebesaran Allah SWT terhadap ciptaannya. Kebesaran Allah SWT hanya dapat dilakukan oleh orang-orang berilmu. Tapi perlu kita ketahui bahwa ilmu manusia hanya setitik bui dilautan dibandingkan dengan ilmu Allah SWT. Oleh karena itu, kita jangan terlalu bangga dengan apa yang kita peroleh, tapi harus kita syukuri bahwa itu adalah reski dan nikmat Allah SWT.
    Reply
  82. Ibrahim, S.Pd. (10708251043)October 29, 2010 11:08 AM
    Kebenaran dan reski hanya datang dari Allah SWT
    Reply
  83. Risau dapat diibaratkan fatamorgana(tipuan semata) karena datang dan pergi sesuka hati tanpa seijin tuannya. Kerisauan timbul karena sifat manusia yang terbatas padahal manusia menginginkan segala sesuatu yang dicita-citakan dapat tercapai semua. Untuk menghadapi kerisauan kunci utamanya adalah beriktiar, berdoa dan selalu bersyukur atas karunia yang telah dilimpahkan kepada kita. Semoga!
    Reply
  84. Risau dapat diibaratkan fatamorgana(tipuan semata) karena datang dan pergi sesuka hati tanpa seijin tuannya. Kerisauan timbul karena sifat manusia yang terbatas padahal manusia menginginkan segala sesuatu yang dicita-citakan dapat tercapai semua. Untuk menghadapi kerisauan kunci utamanya adalah beriktiar, berdoa dan selalu bersyukur atas karunia yang telah dilimpahkan kepada kita. Semoga!
    Reply
  85. DEWI LUSYANA, PSn KALSEL 2010
    MK FILSAFAT : SABTU, 10.00 WIB

    Ass,Wr.Wb
    Risau memang selalu ada dalam hati seseorang dan tak seorangpun yang tak pernah meraksnnya.yang terpenting adalah janganlah kita larut dengan kerisauan hati kita. selalu berfikir positif saya rasa salah satu solusinya selain berdoa dan minta perlindungan dari Allah SWT.
    Reply
  86. Risau adalah sifat alami manusia, namun kadarnya berbeda-beda untuk setiap individu. ada beberapa kerugian orang risau diantaranya
    1. Tidak pernah merasa tenang
    2. Tidak pernah merasa cukup
    3. Penyakit cepat menerang, sehingga hidup tidak sehat
    Obat penyakit risau
    1. Selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan Allah SWT
    2. Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan selalu berdo’a dan istigfar
    3. Menyadari bahwa setiap orang telah diberikan segala nikmat dan cobaan sesuai dengan kadarnya masing-masing.

    so, enjoy your life
    Reply
  87. Bismillah...Wallahu'alam
    alaa inna auliya alllahi la khaufun walahum yahzanun (Sesungguhnya mereka para aulia Allah tiu didalam hati mereka tidak ada ketakun, tidak ada kesedihan tidak ada kerisauan). Allahuj'alna Min Hum..
    Kerisauaun merupakan sifat alami manusia semoga kita diberikan kekuatan dalam memanajemen mereka semua,dapat merasakan nikmat yang diberikan sebagai sebuah kenikmatan,selalu dapat mensyukuri nikmat tersebut, sabar terhadap ujian-ujian yang diberikan-Nya..
    Reply
  88. Assalamu 'alaikum wr wb
    Sesungguhnya semua kerisauan tiada lain tiada bukan karena hal ikhwal dunia. Mensyukuri apa yang diberikan dan tidak terlalu berharap dengan yang belum terlihat. Mudah-mudahan kita selalu dimudahkan Allah. Amien
    Reply
  89. riasau datang karena ada masalah yang tidak bisa di atasi, dan hanya kekuatan do'a yang bisa membuat kita tenang dengan kerisaan kita, sebesar-besarnya masalah yang kita hadapi akan tenang jika kita selalu mengigat ALLah SWT, jaganlah menjadi orang yang sombong karena tidak memohon bantuan kepada-Nya, sekuat-kuatnya dan sehebat-hebatnya manusia kita tetap manusia yang kecil dihadapa-Nya.
    Reply
  90. Adanya risau menjadikan tenang terasa bermakna. Orang mungkin tak akan bisa merasakan nikmatnya merasa tenang jika tak pernah merasakan susahnya risau. Jadi jalani saja segala kerisauan dengan ikhtiar untuk mengatasinya dan jangan lupa untuk berserah diri kepada-Nya karena tiada daya dan upaya kita melainkan atas kehendakNya.
    Reply
  91. Assalamualikum Wr.Wb.
    Risau hati, risau sakit, risau miskin, risau lupa, risau tidak memperoleh pekerjaan, risau tidak punya teman ………………. Dan segala jenis risau beserta kerabatnya adalah sifat yang dimiliki manusia. Justru dengan merasa risau kita bisa lebih introspeksi diri dan lebih berhati-hati dalam memutuskan segala hal dan mengambil keputusan, selama risau masih dalam tingkatan yang wajar saja, akan tetapi jika risau itu terlalu besar dan berlebihan dalam diri kita maka itu akan membuat pikiran kita kacau. Risau akan kita kurangi dengan banyak berdoa dan beriktiar serta menjalankan perintah dan menjauhi larangannya, mudah-mudahan kita semua termasuk orang yang selalu dekat dengan sang Pencipta, Amin ya Rab
    Wassalam ……………
    Reply
  92. DWI HASTUTI (07410003) "UPY"

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Setelah membaca elegi tersebut maka akan terlihat bahwa ternyata pada diri tiap manusia mempunyai kerisauan dan masalah yang berbeda-beda. Karena didalam bacaan tersebut dijelaskan dan diberikan contoh-contoh suatu masalah atau sesuatu perbuatan. Sehingga kita dapat mengambil pengalaman yang sangat berharga yaitu selalu berusaha atau ikhtiar dan berdoa agar ikhtiar kita itu dikabulkan untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah tersebut atau rasa kerisauan maka tidak lupa juga harus bersyukur atas karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan oleh Tuhan YME. Karena manusia itu sesungguhnya tidaklah mampu menghilangkan segala kerisauannya atau masalah pada diri sendiri, kecuali atas pertolongan ALLAH SWT.

    Wassalamu’alaikum wr. wb.
    Reply
  93. risau adalah keadaan perasaan dimana terjadi ketakutan , kecemasan, kekhawatiran di dalmnya.
    hanya dengan ikhlas dan berserah diri kepadaNya kita dapat meminimalisir keriasauan hati.
    Reply
  94. murni 10708251054

    risau adalah keadaan kita yang selalu dihanatui oleh ketakutan,,takut miskin, takut sakit, takut kalah..dll
    rasa risau itu timbul karena kita kurang ikhlas dan kurang bersyukur atas segala nikmat Tuhan..na'udzubillah..
    Reply
  95. Trisniawati (10709251030)
    PPs Pendidikan Matematika Kelas B

    Sebagai seorang manusia wajar memiliki risau....risau tidak punya, risau tidak dapat pekerjaan, dll...tapi hendaknya kita juga harus risau jika tidak punya ilmu...itu yang harus kita renungkan...dan saya setuju yang bisa kita lakukan adalah berusaha, berdoa dan berikhtiar...
    Reply
  96. Utik Kristyaningtyas
    07410029
    UPY Math

    Risau yang tiba-tiba datang membuat pikiran jadi tak tentu.
    Risau yang bergejolak dihati tidak hilang dari pikiran,namun risau dapat kita kendalikan dengan berdoa dan berikhtiar kepada Allah SWT..
    Reply
  97. 08301241004
    P. Mat Sub 08

    "Solusi menurutku adalah selalu berusaha atau ikhtiar dan berdoa agar ikhtiar kita itu dikabulkan. Disamping itu kita juga harus pandai-pandai bersyukur atas karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan oleh Tuhan YME. Tiadalah daya dan upaya manusia itu. Maka manusia itu sesungguhnya tidaklah mampu menghilangkan segala kerisauannya, kecuali atas pertolongan Nya"
    ^
    Risau berasal dari diri kita sendiri, akan tetapi kita tidak mampu untuk mengendalikannya karena itu datang dan pergi sesuka dirinya. Jika kita bisa pasrah dan ikhlas serta menyerahkan semuanya kepada Tuhan YME, maka niscaya kerisauan bisa lebih dijkurangi meski hanya sedikit saja paling tidak kita mendapat lebih ketentraman dalam hati.

    Terima Kasih.
    Reply
  98. 08301241037

    sekecil apapun risau yang ada dalam diri kita, maka sekecil itulah setan telah menguasai hati kita. maka janganlah pelihara risau itu agar janganlah kita memelihara dan menjaga setan dalam hati kita
    Reply
  99. (Nevi Narendrati/p mat swa 2008)
    Ass.wr.wb.
    Sebagai manusia biasa pasti pernah merasa risau, bahkan sering. Takut jika hal yang tidak diharapkan terjadi. Maka usaha kita adalah mengubah risau itu menjadi motivasi, agar apa yang kita risaukan tidak akan pernah terjadi. Semoga Allah selalu memberikan pertolongan-Nya. Amien
    Wass.wr.wb.
    Reply
  100. Kiki Dhiwantami
    P Mat Swa 08
    08301244033

    Setinggi-tinggi dimensi manusia pasti merasakan adanya berbagai macam kerisauan. Untuk itu kita harus banyak-banyak berdoa dan meminta perlindungan pada Allah SWT. Karena sesungguhnya hanya Allah lah yang mampu menolong atas segala kerisauan kita.
    Reply
  101. Ria Intan Permatasari
    08301241017
    P.mat Sub'08

    menurut saya, risau seperti setan..
    karena risau membuat orang merasa kurang, tidak bersyukur atas apa yang diperoleh,,
    sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna,,
    kesempurnaan hanya milik Allah semata,,
    Reply
  102. Ass...
    Orang hidup di dunia ini pastilah mempunyai kerisauan di dalam hatinya. Kerisauan itu muncul atas suatu hal yang telah dilakukan oleh orang tersebut. Dia pasti akan mengalami kerisauan tentang apa yang telah ia kerjakan. Sebab manusia merupakan makhluk Allah SWT yang diberikan akal pikiran yang paling bagus sehingga manusia pasti akan memikirkan kerisauannya dari apa yang telah ia lakukan. Sehingga diakhirnya orang itu akan lebih merasa bersalah jikalau kerisauan yang ada dalam hati mempengaruhi sangat kuat terhadap dirinya.
    Reply
  103. Rhomadhoni Ira M
    08301244049
    PMat Swa ‘08

    Tidak ada satu orang pun yang belum pernah mengalami risau. Risau memang suatu hal yang membuat kita sangat tidak nyaman, keadaan yang membuat pikiran kita menjadi kacau, hati kita menjadi deg-degan, nah untuk mengatasi kerisauan ini kita harus berdoa kepada Tuhan. Ketika kita risau, jika kita ingat kepadaNya dan berdoa memohon agar semuanya berjalan dengan baik, maka kerisauan ini lama-lama akan hilang dengan sendirinya karena Tuhan telah menentramkan hati kita.
    Reply
  104. risau merupakan sifat yang ada dalam diri setiap manusia.risau bisa menjadi alat untuk menguci kita, apakah kita bisa menghadapi kerisauan yang ada dalam diri kita atau tidak. karena manusia dibekali oleh akal dan pikiran untuk berpikir dengan sebaik-baiknya. tapi tak luput juga kita harus berihktiar kepada Yang Maha Kuasa.
    Reply
  105. aslkm...

    setiap manusia tidak lepas dari risau...risau datang menghampiri hati kita kapanpun dia mau...untuk memperoleh ketenangan hati adalah dengan mendekatkan diri dengan Allah SWT, karena DIA lah yang Maha Pengatur setiap hati manusia...maka agar hati kita senantiasa nyaman, hendaknya kita selalu ingat kepadaNYA kapanpun dan dimanapun, dan kita harus selalu yakin bahwa DIAlah yang Maha Pengatur segala yang ada yang mungkin ada di dunia ini, jadi kita tidak perlu risau kalau kita sudah percaya kepadaNYA...Maha Besar ALLAH dengan segala sifat kesempurnaanNYA...
    Reply
  106. oktaviana dwi m
    08301244002
    p.mat swa08

    karena kita tidak bisa lepas dari risau. maka ambil hikmah dari nikmat tuhan atas risau yang kita miliki. jika manusia tidak punya risau pasti aristotels tidak akan bertentangan dengan plato. hasil pemikiran aristotels ini tentunya bentuk dari rasa risaunya.
    Reply
  107. NAMA : TUTIK SHAHIDAYANTI
    NIM : 08301244031
    PRODI : PEND. MATEMATIKA “ SWA ’08”

    Assalamualaikum Wr. Wb,
    Jadi, ketika kita merasakan risau dalam hati, maka jalan keluarnya adalah kita menyerahkan diri pada Allah, mintalah tolong kepada Allah. Kita berikhtiar kepadaNya, selain itu kita juga harus berusaha. Doa tanpa usaha adalah sia-sia. Dan usaha tanpa doa adlah bohong.
    Kemudian ucaplah Hamdallah, puji syukur selalu tercurahkan kepada Allah agar kita selalu dalam lindunganNya. Amin..!?
    Wassalamualaikum Wr. Wb.
    Reply
  108. Siti Rahayu
    08301244055
    Pend.Matematika '08

    Assalamu'alaikum..

    Setiap manusia pasti memiliki perasaan risau, bahkan sehebat-hebatnya manusia, pasti memiliki perasaan risau dalam hatinya. Entah risau apa yang ia rasakan. Risau selalu mendatangi kita setiap waktu, maka untuk menjauhkan perasaan risau dan untuk menjadikan hati ini menjadi tenang maka kita harus senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT..

    Wassalamu'alaikum...
    Reply
  109. Kerisauan datang kapan saja dan dimana saja relative terhadap ruang dan waktu. Ketika kita sedang risau ingatlah pada ALLAH dengan membaca istigfar..agar selalu diberikan pertolongan dan perlindunganNya. Karena hanya kepadaNyalah kita memohon pertolongan dan Ampunan
    Reply
  110. Kelas P.Mat Sub 2008

    Elelgi ini adalah sebuah peringatan bahwa manusia memiliki kerisaun didalam dirinya, dan kerisauan itu terkadang membuat kita jauh dari norma norma agama yang berlaku. Akan tetapi Allah SWT mempunyai solusi bila kerisauan tersebut menimpa seseorang. Yaitu dengan jalan selalu mengingat-Nya disertai dengan berdoa dan ikhtiar, ini merupakan sebuah perjuangan bagi seorang hamba-Nya agar selalu taat kepada Tuhannya yaitu Allah SWT.
    Reply
  111. Eko Setio P.W.
    P.MAT SWA 08 (08301244018)


    sebenarnya bimbang itu ada karena adanya perasaan risau pada diri kita, atau malah sebaliknya "risau itu ada karena ada perasaan bimbang pada diri kita"
    saya masih kurang begitu mengerti
    atau malah sebenarnya risau dan bimbang itu adalah merupakan satu hal yang sama?
    Reply
  112. 08301244032

    Setiap manusia pasti memiliki perasaan risau,termasuk juga saya. Dan itu adalah salah satu permasalahan yang membuat manusia merasa bimbang untuk melangkah. Bagaimana seharusnya agar kita terhindar dari perasaan risau itu? Apakah hanya dengan bersyukur kepada Tuhan saja? Dan tindakan apa yang harus saya ambil agar perasaan risau itu tidak mempengaruhi keputusanku?
    ketika kita merasa bingung terhadap suatu hal, dan ingin bertanya tentang hal tersebut, apakah itu juga termasuk risau??
    Reply
  113. Elegy menggapai tidak risau, dalam elegi ini saya dapat pelajaran bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami suatu kerisauan dalam dirinya. Apalagi saya sebagai mahasiswa. Banyak dari kami yang risau dan kerisauan itu biasanya dating apabila menjelang ujian atau keterlambatan mengumpulkan tugas. Akan tetapi, kerisauan apapun itu yang disebutkan dalam elegi ini, tidaklah manusia dapat menghilangkan kerisauan itu tanpa berdoa krpadaNya. Untuk mengatasi semua kerisauan yang kita alami, hendaklah kita berdoa dan terus memohon ampun agar segala rasa risau itu hilang dan memohon agar kita diberi ketentraman jiwa dalam menghadapi hal apapun.
    Reply
  114. jikalau orang tua berambut putih punya perasaan risau, mungkinkah orang tua berambut putih juga mempunyai perasaan negatif?
    Reply
  115. ANDRIANI SUZANA
    08301244043
    Pend Matematika Swa 2008

    setiap orang dalam hidup & kehidupannya wajar ketika mengalami kerisauan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang risau.
    Sebagai contoh :
    ketika kita kurang bersyukur akan nikmat yang telah diberi oleh - Nya, kita bisa risau. Salah satu cara menanganinya adalah dengan bersyukur atas nikmat yang telah ALLOH beri untuk kita.

    jadi, perbanyaklah berdoa & bersyukur agar kita terhindar dari "risau"

    Terimakasih ^^
    Reply
  116. Meita Fitrinawati
    08301244015
    P.Mat Swa 08


    hal yang dapat saya petik dari elegi ini adalah elegi ini menyadarkan saya ketika saya sedang risau bahwa saya risau karena keterbatasan saya terhadap ilmu dan untuk mengatasi risau adalah selalu berusaha atau ikhtiar dan berdoa agar ikhtiar kita itu dikabulkan serta bersyukur.
    semoga Allah mengabulkan doa kita.Amin
    Reply
  117. Assalamu'alaikum wr. wb.
    Manusia sulit sekali untuk bebas dari rasa risau. Jadi, merasa risau adalah manusiawi dan tidak salah juga untuk merasa risau karena dengan rasa risau kita ingat untuk berhati-hati dan senantiasa berusaha mencegah yang kita risaukan terjadi. Hati-hati agar tidak sakit, hati-hati agar tidak miskin, tidak kehilangan yang penting bagi kita, dan sebagainya. Risau baru menjadi buruk jika sifatnya berlebihan.
    Reply
  118. Begitu banyak kerisauan yang kita hadapi, dan kita tidak dapat terlepas dari kerisauan itu. Karena kerisauan itu tidak dapat kita kendaliakan. Kedatangannya tidak kita harapkan tetapi dia akan muncul sendiri tanpa kita sadari kapan kerisauan itu datang. Oleh karena itu kita harus mampu melawan kerisauan itu dengan berikhtiar dan berdoa. Kita harus senantiasa berikhtiar agar apa yang kita risaukan tidak terjadi. Agar ikhtiar kita dapat tercapai maka haruslah kita dukung dengan do'a. Karena Hanya Alloh lah yang dapat mengabulkan do'a dan ikhtiar kita.
    Reply
  119. Perasaan risau adalah manusiawi karena setiap orang pasti merasakan hal yang demikian. Tetapi risau yang berlebihan juga tidak diperkenankan. Oleh karena itu hal yang mesti kita lakukan adalah berikhtiar, doa serta ikhtiar. Masalah hasil kita serahkan pada Allah SWT. Senantiasa bersyukur atas setiap limpahan nikmat yang diberikan kepada kita. Selalu berkhusnudhon kepada Allah SWT serta ikhlas dalam melakukaniap t set indakan.
    Reply
  120. mutiah rahmatil fitri (08301244003)
    pend. matematika 2008

    kerisauan selalu menghinggapi hati setiap orang, kita tidak dapat melepaskannya,.. berdoa dan berikhtiarlah kepada Allah SWT untuk memohon petunjukNya,..dan janganlah lupa untuk selalu bersyukur atas semua karunia yang telah Allah berikan,..
    Reply
  121. Sesungguhnya menggapai tidak risau adalah karena adanya kerisauan itu. Dengan adanya kerisauan maka kita akan lebih banyak berserah diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan agar dilapangkan jalan kita mohon diberi petunjuk. Sekecil apapun yang Allah berikan wajib kita syukuri karena dikemudian hari Allah akan menambah kenikmatan itu..
    Reply
  122. This comment has been removed by the author.
    Reply
  123. Winda Oktavia
    08301244010
    P.Mat Swa’08

    Assalamu’alaikum…

    Sebuah perasaan tidak tenang akan suatu hal adalah perasaan risau, manusia pasti akan selalu diikuti oleh rasa risau. Tetapi risau berlebihan akan menjadi suatu keburukan, karena kita tidak akan tenang dan bahagia dalam menjalani kehidupan jika tidak bisa metredam kerisauan hati dan pikiran. Oleh karena itu, kita harus bisa mengendalikan perasaan galau dan risau dalam hati dan pikiran kita, dengan selalu berusaha, berikhtiar, dan berdoa kepada Allah SWT. Setelah berusaha, kita hanya bisa bertawakal dengan apa yang menjadi kehendak-Nya, tetapi yakinlah Allah akan memberikan yang terbaik untuk hamba yang beriman dan mau berusaha.
    Reply
  124. wiwit wahyu R.
    08301244012
    pend. matematika NR 2008


    perasaan risau selalu datang pada setiap diri manusia di waktu yang tidak diduga2, risau dapat disebakan oleh bermacam - macam seperti yang diungkapkan di atas, misalnya ada risau miskin, risau hati, risau lupa, risau tidak adil dan lain - lain.tapi dengan mendekatkan diri kepada ALLAH SWT itu dapat memberi kita ketenangan batin, dan membuat risau kita hilang.
    Reply
  125. lis lingga herawatiApril 7, 2011 4:55 AM
    apakah sama risau,ragu-ragu,bimbang,gundah gulana?
    Reply
  126. Hemi eviana fitri
    P mat sub 08
    08301241034

    Selama kita masih hidup, mungkin kerisauan akan selalu melekat pada diri kita. Kita sebagai manusia tidak bisa menghilangkan segala kerisauan itu tanpa seijinNya. Hal yang mampu kita lakukan adalah terus berusaha, berikhtiar, berdoa, dan tetap selalu bersyukur atas nikmat yang telah kita peroleh agar kerisauan semakin jauh dari diri kita. Dan yang paling penting adalah kita harus melakukan semua itu dengan ikhlas.
    Reply
  127. FITRI NURHAYATI
    08301244040
    P.MAT SWA 08
    Dalam hidup ini saya sering merasa risau, terkadang rasa risau itu diikuti dengan detak jantung yang begitu cepat, keringat dingin, tangan gemetar, dan wajah pucat. Risau itu sangat mengganggu bagi saya, namun sering saya alami. Saya hanya terus berdoa dan berusaha untuk mengendalikan rasa risau ini. Karena risau adalah sifat manusiawi yang tidak dapat dihilangkan, namun dapat dikendalikan.
    Reply
  128. etti khosyiah
    08301244029

    risau,,,risau adalah hal wajar yang dihadapi oleh manusia....salah satunya adalah risau akan miskin,,,,manusia yang ketakutan akan kemiskinannya,,,dan selalu berusaha mencari jalan agar terhindar dari kemiskinan,,,,,
    padahal sesungguhnya kita manusia hanya bisa berusaha,,,,berihtiar,,,serta bersyukur dengan nikmat yang diberikanNya kepada kita.
    Hanya Allah lah yang bisa menghilangkan rasa risau kita..selalu ingatlah kepada Allah.
    Reply
  129. Risau adalah perasaan yang selalu muncul kepada diri kita. Risau yang selalu membuat kita enggan dengan apa yang akan kita lakukan. Sesungguhnya risau itu telah membuat masalah pada hidup kita. Tetapi apabila kita hanya selalu risau, kita tidak akan berkembang. Dan risau itu sifat yang akan membuat kita rugi nantinya. Masih banyak hal yang harus kita lakukan dan pikirkan. Serahkan semuanya pada ALLAH SWT.
    Reply
  130. setiap manusia pasti tidak akan terlepas dari kerisauan akan apa yang ia miliki. untuk menghilangkan kerisauan yang ada pada dirinya manusia hanya bisa berusaha, berikhtiar dan berdoa agar ikhtiarnya itu tercapai serta mendekatkan diri kepada Tuhan.
    Reply
  131. Assalamu’alaikum...
    Risau selalu menyelimuti perasaan hati yang tidak pasti saat angan-angan yang akan kita raih gagal terwujud.
    Maka selalu bersyukurlah atas nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT. Dan hanya dengan selalu berusaha, berikhtiar dan berdoa agar ikhtiar kita itu dikabulkan dan kita dijauhkan dari risau...
    Amin.
    Reply
  132. berbagai macam fenomena yang mengundang risau dalam hati maupu pikiran manusia. risau ibarat godaan yang muncul jika pikiran merasa dibelenggu oleh mitos-mitos. sehingga hanya dengan pertolongan Alloh SWT yang bisa menjadikan hati dan pikiran merasa tenang. namun disini saya terkesan pada risau akan kematian, itu bisa jadi motivasi bagi kita untuk memikirkan bekal setelah kematian.
    Reply
  133. Siti Rahayu
    08301244055
    Pend. Matematika Swa ’08

    Assalamu’alaikum…
    Setiap manusia pasti tidak akan pernah luput dari yang namanya risau. Risau bisa datang menghampiri kita kapanpun dan dimanapun kita berada. Kalau kita sedang risau maka hati kita pasti rasanya sangat tidak tenang, oleh karena itu agar hati kita bisa selalu tenang maka kita harus senantiasa banyak berdzikir kepada Allah…selalu mendekatkan diri kepada Allah adalah cara untuk memperoleh ketenangan hati…
    Wassalamu’alaikum.
    Reply
  134. Perasaan risau memang selalu menyelimuti manusia, kapanpun, di manapun, dan dalam keadaan bagaimanapun. Dan untuk memperoleh ketenangan hati maka berdoalah kepada Tuhan, dan selalu meminta perlindungan dariNya. Dengan selalu mengingat dan berdoa kepada Allah niscaya kita dijauhkan dari perasaan risau dan selalu mendapatkan ketenangan hati dan pikiran.
    Reply
  135. RAEKHA AZKA (11709251037)
    PPS PMAT C

    Setiap manusia pernah merasakan risau. Risau merupakan bentuk dari pikiran yang negatif yang hinggap di pikiran kita. Risau bisa juga suatu ketakutan akan hal yang menurutnya bisa saja terjadi. Dalam proses berpikir kadang risau hinggap sehingga membuat pikiran menjadi lebih berat. Namun kadang risau dalam taraf bisa berdampak positif yaitu membuat kita lebih siap akan ancaman atau hal-hal yang bisa terjadi dimasa depan.
    Dalam menanggapi risau sudah semestinya kita kembalikan lagi kepada TUHAN. Karena Nya lah semua dapat terjadi dan tidak. Kita harus berpikiran positif bahwa semua yang terjadi pada diri kita adalah yang terbaik untuk kita. Jika sudah seperti itu maka pikiran akan tenang.



    Jangan lah risau dan tetaplah berusaha serta berdoa.
    Reply
  136. Tantri Mega Sanjaya
    11709251007
    P. Mat B PPs UNY


    Risau merupakan sebuah rasa yang seringkali membelenggu. Daya tahan seseorang dalam menghadapi kerisauan tergantung pada sejauhmana keyakinan pada Rahman dan RahimNya. Ketika risau itu datang evaluasi diri barangkali ada ikhtiar yang belum kita tunaikan, doa yang belum kita panjatkan. Bukankah Allah telah berfirman "berdoalah padaKu niscaya akan Aku kabulkan". Ketika ikhtiar kita sudah maksimal yang dilakukan adalah berpasrah. Berpasrah pada keyakinan bahwa apapun yang terjadi merupakan wujud kasih sayang Allah dengan memberikan yang terbaik untuk kita, sesuatu terbaik yang sering tidak terjangkau oleh pikiran kita saat ini.
    Reply
  137. ONTOLOGI
    Risau akan bisa kita rasakan dengan hati, karena hati adalah indikator penentu keadaan batin manusia. Risau juga bisa saya artikan sebagai cobaan dari sang pencipta yang tujuaannya adalah untuk meningkatkan kualitas diri kita. Risau tidak bisa kita hindari hanya bisa kita sikapi atau hadapi dengan sebaik-baiknya. Seperti kata Aa GYM “kunci kebahagiaan dalam hidup ini adalah bukan mendapatkan apa yang kita inginkan tapi bagaimana kita menyikapi cobaan (risau) yang menrpa kita”.
    EPISTIMOLOGI
    Semua perasaan risau akan datang dan pergi silih berganti tergantung keinginan-keinginan kita dalam hitup ini, semakin banyak keinginan-keinginan kita maka semakin sering kita risau, kenapa bisa begitu ? karena keinginan bersumber dari hati begitupula dengan risau. Bisa saya katakan jika kita punya keinnginan maka risau dengan sendirinya akan muncul.
    AKSIOLOGI
    Jika kita mengartikan risau itu adalah ujian maka kita seharusnya bersyukur atas kehadiran risau karena dengan dengan kehadirannya kita bisa gunakan sebagai instumen evaluasi diri guna meningkatkan kualitas diri demi menggapai kebahagiaan sejati, ingat kunci kebahagiaan adalah jiwa yang tenang oleh karena itu sikapilah risau itu dengan sebaik-baiknya. wallahuaklam...
    Reply
  138. Sofyan Firmansyah
    11709251038 PPs P.Mat C

    Risau... Sebuah kekacauan yang terjadi dalam diri manusia.
    Setiap manusia pasti mempunyai ukuran "ideal" untuk kehidupannya masing-masing. Hanya saja terkadang ke"ideal"an itu bisa membuat manusia menjadi ketakutan dalam melangkah dalam hidup. Lalu muncullah risau-risau pada diri manusia.
    Seperti yang telah ditulis pada elegi di atas, segala risau yang ada sebaiknya kita kembalikan kepada kekuatan yang Maha Agung dengan ikhtiar dan berdo'a yang diimbangi dengan usaha yang sebenar-benarnya.
    Karena sesungguhnya apa yang menurut kita baik, belum tentu itu baik dimata Allah. Tetapi apa yang menurut Allah baik, tentulah itu yang terbaik untuk kita.
    Reply
  139. M. Syawahid
    NIM : 11709251032
    Pps UNY Pend. MTK kelas C 2011

    Risau bagai jelangkung datang tak dijemput pulang tak diantar. Kedatangannya kadang-kadang tiba-tiba ketika kita tidak menginginkannya. Ketika kita mempelajari filsafat kita risau tidak bisa menguasainya maka disitulah risau datang dalam diri kita berupa tidak bisa menguasainya. Pikiran kita penuh dengan pertimbangan dan pengandaian, apa aku bisa?.. apa ia terlalu sulit?.. bagaimana bisa?... dan lain sebagainya menjadi bahan yang merasuk ke dalam hati untuk mengguncang keseimbangannya. Maka saat itu muncul salah satu solusinya adalah dengan berusaha dan berdoa kepada sang pencipta. Selain itu kita harus bersyukur terhadap apa yang dianugrahkan kepada kita dan selalu berharap akan diberikan kemudahan dalam segala hal. Inilah salah satu langkah yang bisa kita lakukan untuk melawan risau dalam diri kita... semoga dengan langkah-langkah yang tertuang dalam elegi ini bisa kita terapkan dalam kehidupan kita bukan menjadi bahan bacaan saja... amien...
    Reply
  140. Uki Rahmawati
    11709251040
    PMAT B

    Risau memang tak bisa untuk kita hindarkan, karena memang risau selalu ada membersamai sifat-sifat kita. Terkadang risau akan mempengaruhi diri kita untuk dapat menjadi lebih baik, misalnya risau bahwa ternyata apa yang kita ketahui tidak lebih banyak dari apa yang tidak kita ketahui, sehingga akan mendorong kita untuk dapat memperoleh pengetahuan secara lebih lagi. Namun, risau juga terkadang menjadikan pertentangan dalam diri kita misalnya untuk berbuat sesuatu yaitu apakah kita harus tetap melakukan hal tersebut atau tidak.
    Dari elegi ini, dapat saya ambil maknanya bahwa dalam menjalani kehidupan ini segala sesuatu yang kita miliki adalah penuh dengan keterbatasan, oleh karena itu untuk dapat menyikapinya maka menjalani kehidupan dengan tetap berusaha, berdoa dan mensyukuri segala sesuatu yang telah diberikan olehNya akan lebih baik daripada memikirkan sesuatu yang diluar kemampuan kita.
    Reply
  141. Ahmad Nasrullah (11709251025)
    P. Mat Kelas B

    Assalamua’alaikum wrwb.
    Risau adalah adalah suatu kata yang sering diidentikkan dengan persaaan ragu atau bimbang, resah, gundah, sedih dan duka, cemas dan masih banyak lagi sifat-sifat lain yang cendrung kita khawatirkan dan dianggap negative serta ada kecendrungan kita untuk menjauhi atau menghindarinya.
    Risau ini meliputi Risau hati, Risau sakit, Risau miskin, Risau lupa, Risau tidak memperoleh pekerjaan, Risau tidak punya teman, Risau bersifat buruk, Risau reputasi buruk, Risau tidak memiliki, Risau inkompeten, Risau tak lazim, Risau berbuat dosa, Risau iri hati, Risau tidak adil, Risau harga diri, Risau inkompeten, Risau tak lazim, Risau berbuat dosa, Risau iri hati, Risau tidak adil, Risau harga diri, Risau kebutuhan, Risau tidak berperan, Risau tidak mendapat hak, Risau wan-prestasi, Risau kematian, Risau tidak bisa mengurus milik, Risau tidak mendapat pengakuan, Risau menyongsong masa depan, dan Risau kehilangan milik. Risau yang disebutkan di atas adalah hanyalah sebagian yang sangat kecil dari sifat risau yang jumlahnya sangat banyak.
    Selain risau yang memiliki nilai negative ternyata separunhnya lagi adalah risau yang memiliki nilai positif dan dalam kehidupan beragama ada dikenal dengan “risau” ini. Bahkan sebagian mereka mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk risau. Risau terhadap dirinya, risau terhadap keluarganya, risau terhadap orang-orang di sekitarnya, atau terhadap beban dan tanggung jawab yang dipikulnya.
    Kerisauan seorang adalah bukti pengakuan akan kekurangan diri bahkan setinggi apapun derajat hidup orang, sesungguhnya Ia bisa risau. Meski kerisauan setiap orang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan sejarah selalu mencatat, orang-orang besar sepanjang jaman, adalah orang-orang yang punya waktu untuk risau, mengerti mengapa harus risau, dan apa yang mereka risaukan. Sebagian bahkan meniti awal kebesarannya dari awal kerisauannya.
    Di Dalam agama islampun sudah ada tuntunan untuk memiliki rasa risau ini. Ketahuilah sedalam-dalam dan sebenar-benar risau adalah risau akan AZAB ALLAH.
    Kita harus memahami peringatan Allah, bahwa seorang Mukmin, dan bahkan setiap manusia, tidak boleh merasa aman dari adzab Allah. Orang-orang yang merasa aman, tidak pernah merasa risau, tidak punya waktu untuk risau, dan bahkan tidak mengerti mengapa harus risau, adalah orang-orang yang rugi.
    Marilah kita perhatikan firman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 97-99, yang artinya,
    ”Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi. " (QS. Al-A’raf: 97 - 99).

    Ayat tersebut sedemikian jelas memaparkan, bahwa merasa aman dari adzab Allah adalah tindakan yang salah. Karena manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari, bahkan ia juga tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi beberapa menit kemudian maka untuk itu kita perlu untuk risau dengan cara melakukan sebanyak-banyaknya amalan-amalan kebajikan sampai dating waktu yang telah dijanjikan-Nya.
    Smoga kita dapat menggunakan risau ini pada tempatnya masing-masing, Amin.
    Wassalam
    Reply
  142. Tri Wijayanti
    11709251048
    P.Mat C PPs UNY

    Menurut saya risau bersumber dari hati. Kerisauan kita analogkan sebagai bayangan yang selalu ada dimanapun kita berada. Jika orang tidak pernah risau maka hatinya sudah tidak peka dan care dengan kondisi hidup yang dijalani.
    Risau sering diartikan sebagai suatu yang bersifat negatif dan kerisauan yang seperti itu akan terasa sangat menyiksa dan membuat hidup kita tidak tentram dan nyaman.
    Namun, disebalik itu ternyata risau juga bisa menjangkau ranah-ranah positif, yaitu risau yang berhubungan dengan urusan akhirat atau ibadah. Contohnya saja, risau karena ibadahnya menurun, risau jika ada tetangga yang membutuhkan bantuan, risau melihat kondisi anak jalanan, risau jika tidak dapat mengamalkan ilmu, risau apakah kita telah meniatkan semua ibadah kita untuk Allah dan masih banyak yang lain. Kerisauan itu justru harus ada pada diri seseorang sebagai pondasi kekuatan karakter dan penjagaan kualitas diri kita.
    Semoga Allah selalu menanamkan kerisauan pada diri kita untuk hal-hal ibadah karena jika tidak ada kerisauan maka hidup ini akan mengalir tanpa kesadaran sebagai makhluk Allah.
    Reply
  143. Refleksi Oleh:
    P.Mat(A).11709251011.PPs UNY 2011

    Dari elegi ini saya menyadari bahwa manusia itu tidak akan mampu untuk menghilangkan segala kerisauan hatinya, namun manusia hanya dapat berusaha untuk meminimalkan kerisauan hatinya dengan berusaha dan berdoa. Sehingga dengan ketulusan dan keikhlasannya manusia berharap mendapat pertolongan dari Tuhan.
    Reply
  144. Sumarno
    NIM 11709251028
    P MAT Kelas A
    Penyakit risau, galau memang tak dapat kita lepaskan dalam diri kita, karena sebenarnya kita tak bisa untuk menghalau risau , membuang risau. Untuk itu kita bisa untuk meminimalisir risau dengan berbagai cara antara lain :
    1. Pandai Bersyukur
    Kita harus sering melihat kondisi orang yang berada di bawah kita dan membatasi melihat oang-orang yang berada di atas kita. Kita akan merasa cukup walaupun hidup sederhana apa adanya. Apa yang kita dapat akan lebih bermakna dibandingkan orang yang memiliki segunung harta tetapi selalu merasa kurang.
    2. Jangan terlalu Mengejar Cita-Cita Keduniawian
    Tidak hanya mengejar kenikmatan dunia tetapi gunakan sebagian waktu yang ada untuk beramal, beribadah, sedekah, membangun keluarga yang bahagia, memberi kontribusi bagi lingkungan sosial masyarakat, dan lain sebagainya.
    3. Bantu Orang Lain & Selalu Berbuat Kebaikan Serta Amal Shaleh
    Bangun suasana yang akrab dan kekeluargaan dengan saudara, tetangga dan orang-orang di lingkungan kita karena manusia adalah makhluk sosial. Lingkungan sosial yang baik akan membantu kita hidup saling tolong-menolong satu sama lain, bergotong-royong, musyawarah untuk mufakat, saling menjaga, dan lain sebagainya.
    4. Manajemen Emosi
    Jaga emosi dan nafsu kita karena mereka dapat menghancurkan kita dan meninggalkan kita dalam penderitaan. Latih nafsu dan emosi dengan puasa. Jangan mudah terpancing emosi.
    5. Hidup Sederhana
    Dengan hidup sederhana kita akan selalu merasa berkecukupan dan hidup tenang lahir batin.
    Fokuslah ke kekayaan non materi dan fisik (kecantikan/ketampanan) karena orang akan lebih menghargai kita jika kita punya banyak kemampuan yang tidak dimiliki orang lain tetapi kita tidak sombong.
    Semoga dapat membantu kita semua hidup tenang dunia dan akhirat
    Reply
  145. Perasaan risau muncul pada sebagian besar orang dikarenakan mereka mengganggap “beriman” adalah kewajiban dan “tidak beriman” akan membawa petaka. Ini adalah “pemikiran” yang terus diwariskan secara turun temurun tanpa mau mencari “jati diri”. - Anonymous
    Reply
  146. Nurina Happy (11709251047, PMat B PPs UNY)

    Kerisauan bisa terjadi kapan saja pada diri manusia. Maka ketenangan jiwa lah yang manusia coba untuk digapai. Untuk mencapai ketenangan jiwa bukanlah hal yang mudah, karena pada dasarnya kita selalu menghadapi banyak hal 'memaksa' kita menjadi risau. Namun, dengan menyadari bahwa hanya Alloh lah tempat kita meminta pertolongan dan hanya Dialah pemiliki atas semua hal yang merisaukan sekaligus solusinya, maka tidak ada yang perlu lagi untuk kita risaukan. Mendekatkan diri padaNya dan selalu meminta pertolongan padaNya, niscaya kita akan menjadi manusia dengan jiwa yang tenang. Amin.
    Reply
  147. HUSNUL LAILI (P.MAT B 2011)
    11709251003

    Rasa risau bisa muncul dimana saja dan kapan saja karena kita memang tidak bisa lepas dari pengendalian risau.
    Sungguh kita termasuk orang yang sangat merugi jika harus terlarut dalam semua risau yang ada karena risau hanya bisa mengganggu pikiran dan mempersulit kita untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik.
    Mari kita melawan kata risau itu dengan meningkatkan semangat, tetap berusaha dan berdoa kepada ALLAH swt untuk menuju kehidupan yang jauh lebih hidup dari hidup kita terdahulu dan hidup kita saat ini.
    Semangat.....;-)
    Reply
  148. ERNI GUSTIEN VIRGIANTI
    Elegi Menggapai Tidak Risau
    PPS UNY 2011 PMAT A(11709251046).

    Risau bagian dari hidup, selama kita hidup maka risau akan datang silih berganti tidak ada habisnya setidaknya begitu yang saya rasakan dengan diri saya sendiri. Risau bisa berarti kecemasan, ketidaknyamanan dalam melakukan sesuatu biasanya disebabkan oleh banyak hal diantaranya jiwa kosong, hati yang sempit dan pendemdam, hati yang iri, atau bisa juga oleh rasa takut dan pikiran negatif.
    Untuk tidak risau rasanya sangat sulit tetapi mungkin bisa diminimalkan dengan berpikiran positif dan menata hati serta mendekatkan diri pada Allah SWT, seperti kata orang tua berambut putih tidak ada daya upaya manusia menghilangkan kerisauan selain atas pertolongan Allah.
    Reply
  149. PM A PPs S2 UNY
    11709251043

    Setiap manusia tidak bisa lepas dari perasaan risau. Semua yang ada dan yang mungkin ada bisa membuat manusia menjadi risau. Risau akan sakit, miskin, lupa, tidak lulus, berbuat dosa, mati, dan masih banyak lagi merupakan contoh dari yang ada dan yang mungkin ada yang bisa membuat manusia risau. Dia bisa datang kapan saja dan dimana saja, saat kita beraktivitas maupun tidak, secara horisontal maupun vertikal.
    Hidup manusia tiada bisa terhindar dari kerisauan. Oleh karena itu wajib hukumnya bagi setiap manusia untuk selalu berusaha menguranginya dengan anti risau. Agar berkurang risau akan sakit maka lakukan aktivitas yang bisa membuat kita sehat. Agar berkurang risau akan lupa maka teruslah mengingat dengan cara senantiasa belajar, berlatih dan melakukannya. Agar berkurang risau akan miskin maka berusahalah merasa cukup atas apa yang kita miliki. Agar berkurang risau akan mati maka lakukan persiapan sebaik-baiknya untuk menghadapinya. Agar berkurang risau akan tidak lulus maka lakukan usaha maksimal dengan cara terus belajar dan berlatih sebaik-baiknya.
    Namun demikian, aktivitas anti risau itu hanyalah sebagian dari usaha kita untuk mengurangi rasa risau. Dan sebenar-benarnya hasil adalah kita tidak akan bisa menghilangkan risau itu dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, kita diwajibkan mengiringinya dengan senantiasa berdoa mohon petunjuk dan kekuatan kepada-Nya, karena hanya Dia lah yang kuasa untuk menolong, mengurangi, bahkan menghilangkan risau itu. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk dan pertolongan-Nya. Amiin.
    Reply
  150. 11709251039 / P. Mat C / PPs UNY

    Perasaan risau adalah titik api pertama, yang akan melontarkan sikap-sikap positif berikutnya, lalu membakarnya hingga menjadi matang. Sikap mawas, selalu mengevaluasi diri, tidak besar kepala, bertanggung jawab, tidak mengambil hak orang, dan lainnya. Keseluruhan sikap-sikap itu, pemantiknya adalah risau.

    Sejarah tidak pernah memberi tempat bagi orang yang tidak pernah risau, selalu merasa aman, enjoy sepanjang hidup, tanpa beban sedikitpun, untuk dicatat dalam daftar orang-orang besar. Karena risau tidak saja simbol kesukaan akan tantangan, dinamika, dan kompetisi. Tapi risau juga kendali dan sumber inspirasi bagi segala sikap kehati-hatian.
    Reply
  151. Apa yang terasa dalam jiwa

    Diantara keletihan menapaki kehidupan

    Apa yang terasa bersemarak dalam daada

    Menghenyan jiwa... membuat rapuh struktur raga

    Apa yang terasa dalam jiwa

    Tak terjamah dalam nyata

    Membuat apa yang harus terbuat

    Apa yang terasa jiwa

    Gelisah menumpuk dalam sukma

    Risau tiada tentu memupuk dan menarik dalam kelam

    Apa yang terasa jiwa

    Melanda dan menerjang tiada henti

    Apa yang terasa jiwa

    Berartikah untuk diri

    Atau hanya sebuah rasa yang terasa

    Apa yang terasa jiwa membuat risau tiada tara
    Reply
  152. Muhammad Istiqlal (S2 Pmat C)
    11709251041

    Jika Risau adalah fatamorgana, maka risau itu meliput segala yang ada dan yang mungkin ada, yang mungkin ada saja bisa menjadi risau apalagi yang sudah nyata keberadaannya, pastilah besar kemungkinan muncul kerisauan. Risau memang datang dan pergi tanpa seijin kita, namun jika pada suatu saat kita merasa tidak risau maka saat itu jugalaah risau selalu mengintai dan berusaha untuk memasuki kehidupan kita.
    Reply
  153. Zuhdy Tafqihan
    PMat C NIM 11709259001
    Pascasarjana UNY

    Kalimat-kalimat pembuka elegi ini mengisyaratkan semacam kerisauan, seperti tampak dalam judulnya, tetapi pelajaran yang bisa dipetik sungguh amat menjanjikan. Lihatlah betapa ini secara filsafat menggambarkan banyak hal yang sedang bergelayut dalam hati entitas yang risau, atau galau.

    Kecemasan akan masa depan, kekhawatiran akan tidak punya pekerjaan, kegalauan akan terjadinya kemiskinan, kelupaan, tidak punya teman, tidak kompeten, dan lain sebagainya, tertulis secara eksplisit dalam bahasa filsafat. Filsafat telah menyentuh relung-relung terdalam sisi kelemahan kemanusiaan.

    Yang unik, di akhir elegi ini sang orang tua berambut putih juga mengalami hal serupa, kerisauan akan hilangnya ilmu yang dimiliki, tapi yang perlu dicatat adalah bagaimana dia menunjukkan nasihat bijaknya. Bahwa kerisauan akan hilang jika kita secara ikhlas terus berdoa dan memohon kepada sang pencipta. Sebab tentu, kita semua berada dalam kekuasaanNya.

    Salam filsafat, Pak marsigit..
    Reply
  154. NIM. 11709259004
    P.Mat C

    Manusia dalam kehidupannya terkadang didatangkan dengan sesuatu yang ada dan mungkin ada dalam hal kerisauan. Jika manusia berpikir maka ia tidak bisa lari dari kerisauan. Oleh karena itu, ilmu dan pemahaman spiritual yang bisa menghilangkan atau menggapai tidak risau. Dengan jalan bersyukur kepada Allah SWT. atas segala nikmat dan rahmatNYA untuk menggapai tidak risau. Semoga Allah memberikan hidayahNYA.
    Reply
  155. Syukrul Hamdi (NIM. 11709251029)
    Prodi Pendidikan Matematika kelas C

    Kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan menjadikannya selalu bergantung kepada Tuhan atas setiap urusan yang dijalani. Hanya manusia yang tidak bernafas lagi yang tidak memiliki rasa risau karena risau adalah hal yang bersifat manusiawi. Semakin tinggi tingkat kesadaran manusia akan keberadaannya maka ia akan semakin risau di dalam menjalani kehidupannya.
    Reply
  156. Assalamu’alaikum Guru Pikiranku
    Risau adalah bagian dari “khauf” seperti yang Allah firmankan dalam QS. Al-Baqarah ayat 155, itu adalah bagian alat uji bagi Tuhan pada manusia seberapa dekatkah manusia dengan Tuhannya. Manusia ditugaskan untuk meluruskan niat dan memaksimalkan ikhtiarnya, tugas Allah yang akan menilainya, seberapa ikhlas manusia melakukan tugas-tugas sebagai manusia. Tuhan telah menciptakan kita akan diberi tugas, beban, tanggung jawab sesuai dengan kemampuan kita. Tidak mungkin Tuhan akan menzholimi kita. Orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa tidak akan bersedih hati (risau, khawatir) dan tidak pernah takut,karena kehidupan adalah miik Allah penguasa jagat raya dan seluruh isinya, begitupun diri ini, Jasad dan ruhpun barang pinjaman dari Allah. Jadi apalah yang perlu dirisaukan. Tugas kita sekarang adalah memaksimalkan pengabdian kita pada-Nya sebagai wujud syukur kita diberi keempatan untuk menikmati kehidupan di dunia ini.
    Reply
  157. Muhamad Farhan (11709251034) PMAT C

    risau meliputi segenap hati manusia, maka selayaknya kita menghilangkannya dengan benar-benar menyadari akan hakikat diri dalam ruang dan waktu.

    optimis dan percya diri adalah kekuatan untuk menghilangkan risau, percayalah jika kita memiliki niat yang baik dan ikhtiar yang kuat maka kerisauan itu adalah sebenar-benarnya dapat kita taklukkan..

    adapaun risau yang baik adalah kerisauan kita akan diterimanya amalan kita disisi Allah subhaanahu wa ta'ala.
    maka hendaklah kita risau dengan keberadaan kita didunia ini, apakah kita tergolong sebagai golongan yang selamat ataukah termasuk golongan yang celaka.??
    semoga Allah subhaanahu wa ta'ala senantiasa menjag kita semua. Aamiin.
    Reply
  158. Satriawan PM A (11709251035)

    Risau adalah sesuatu yang boleh dimiliki oleh setiap makhluk bernyawa. Akan tetapi risau ini haruslah menjadi pemantik semangat untuk melakukan ikhtiar dan doa agar diberi kemudahan dan petunujuk oelh Sang Maha Penguasa Jagad dalam memecahkan kerisauan menjadi sebuah prestasi yang cemerlang. Oleh karena itu, kedekatan kita kepada Allah adalah yang utama, karena dengan demikian maka ketenangan akan kita peroleh. Semoga kita semua adalah hamba-hambaNya yang selalu dekat dengan Allah melalui peningkatan ubudiyah kita, amiin.
    Reply
  159. menurut saya menggapai tidak risau sangatlah sulit,.. karena hampir dalam setiap masalah/ujian dalam kehidupan tidak dapat terlepas dari rasa risau, was-was,.. takut,.. dan lain-lain, ... dan dalam elegi ini juga digambarkan si"orang tua berambut putih" sekalipun juga mempunyai kerisauan...
    Reply
  160. apakah kita mampu menggapai tidak riasu??, jawabannya adalah "dapat", namun dalam batas batas tertentu. Kehidupan ini pada dasarnya adalah kerisauan yang tidak kunjung berhenti sampai kita menutup mata untuk mempertanggung jawabkan segala kebimbangan kita sewaktu di dunia risau. Cara menggapai limit risau adalah dengan ikhtiar yang selalu dibarengi dengan tawakal dan ingat bahwa segalanya sudah ada yang lebih mengatur.
    Reply
  161. Ummi Aisyah 11709251049 PMAT A PPS UNY 2011
    Assalamu’alaikum
    Was – was atau risau bersumber dari hati. Menurut yang saya pahami ada risau yang diperbolehkan dan ada yang dilarang.
    Yang pertama risau yang dilarangnya datangnya dari syaitahan: risau dengan kemiskinan, risau akan kehilangan harta, risau kehidupannya dimasa tua, risau karena kekurangan harta , dan lainnya. Sedangkan risau yang diperbolehkan adalah risau akan ibadah yang dilakukan tidak diterima oleh Allah swt, karena ketidak khusukannya, sehingga ia terus berusaha untuk memperbaikinya, risau dengan hari perhisaban yang maha adil dan teliti sehingga kita termotivasi mempersiapkan bekal yang baik dan banyak. Risau yang dianjurkan yang lain adalah risau dengan semakin maraknya orang melakukan maksiat, risau melihat orang – orang semakin jauh dari agamanya. Semoga Allah membimbing kita risau kepada yang membuat kita semakin mulia disisi-Nya.
    Reply
  162. risau merupakan hal yang pernah dialami dan dimiliki oleh setiap manusia.Perasaan risau memang biasanya akan terasa mengganjal. risau yang berlarut-larut dapat meneybabkan hal yang buruk pada diri kita. tetapi sebenarnya kita dapat mengatasi / mengendalikan hal tersebut,yaitu dengan cara lebih mendekatkan diri pada Allah SWT serta lebih sering untuk menginstropeksi diri kita terhadap apa saja yang telah kita perbuat. sebenarnya ada risau "yang baik" , yaitu apabila kita risau terhadapa sesuatu hal yang buruk pada diri kita.
    Reply
  163. NIM. 11709251005
    P Mat B Pasca UNY

    Risau adalah separuh dunia, sedangkan yang separuh sisanya adalah tidak risau. Manusia tidak dapat benar-benar lepas dari rasa risau, jangan-jangan aku tidak berilmu, jangan-jangan aku tidak mampu, jangan-jangan aku mengambil langkah yang salah, dan sebagainya. Akan tetapi menurut saya, orang yang risau adalah orang yang bisa merasa, bukan orang yang merasa bisa. Jadi bersyukurlah kita masih merasa risau.
    Reply
  164. Risau ada disetiap relung hati hatiku,dia datang di saat aku mengkwatirkan risau itu sendiri,risaupun selalu hadir di setiap lubuk hati insan ciptaan Tuhan,maka serahkanlah rasa risau itu kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Dia akan menyembuhkan rasa risau itu,karena Dialah pengobat rasa risau itu.
    Reply
  165. comment : Elegi Menggapai Tidak Risau
    sebenar-benarnya risau adalah hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi akibat perilaku atau ulah setiap insan itu sendiri. maka hendaklah selalu berusaha dan berusaha, do'a dan tawakal agar atas ridloNya selalu mendapatkan yang terbaik.
    Reply
  166. Itulah sifat manusia, manusia senatiasa dalam keluh kesah. Dapat nikmat atau tidak manusia senatiasa berkeluh kesah, dapat suatu yang banyak merasa kurang apalagi sedikit. Dapat nikmat ingikan lebih apalagi dapat masalah. Hanya ada satu agar hilang minimal berkurang yaitu selalu bersyukur.
    Reply
  167. Asalamu'alaikum wr wb
    Menurut saya Risau diperlukan dalam usaha untuk maju namun kadarnya sedikit saja. Hal tersebut di karenakan asumsi bahwa risau mirip dengan keraguan. Jika kita risau sesuatu maka bisa dikatakan ragu terhadap sesuatu. Dalam keraguan manusia akan berfikir dan merenung mencari kepastian. Seperti Rene Deskartes yang mengatakan " Saya bisa meragukan segalanya, kecuali suatu hal yakni fakta bahwa saya iu ragu, namun ketika saya ragu, saya berpikir, dan saya berpikir, saya pasti ada.(Hergenhann dan Matthew:2008)

    Pada kenyaaanya risau berbeda dengan ragu. Risau lebih berposisi di hati sedangkan ragu dalam pikiran. Oleh karena iu, ragu merupakan kontradiksi dalam pikiran sedangkan risau bisa jadi merupakan kontradiksi dalam hati. Kontra diksi dalam pikiran merupakan awal dari ilmu sedangkan kontradiksi dalam hati sesungguhnya adalah seekor setan.

    Untuk itu, risau datang tanpa di undang datang begitu saja keika manusia mengalami fenomena apapun. Risaupun dapat pergi ketika kita telah sungguh-sungguh berdoa dan berikhtiar dan berawakal kepada Tuhan. Dalam peerasaan risau manusia dapat menjadi lebih dekat kepada Tuhannya karena berdoa lebih banyak dan beriktiar lebih banyak

Komentar

Postingan populer dari blog ini