Elegi Memperbudak atau Diperbudak Bentuk?

Oleh Marsigit

Siswa Pemakai Sepatu:
Aku tidak suka warna dan model sepatu ini, tetapi mengapa saya harus memakainya? Oh iya lupa aku. Bukankah ini kewajibanku untuk selalu memakainya. Adalah Guru yang mewajibkan diriku untuk selalu memakai sepatu ini.





Rumput:
Wahai Siswa Pemakai Sepatu...berarti engkau itu telah diperbudak oleh warna dan model sepatu itu. Artinya, engkau telah diperbudak oleh bentuk Sepatu.

Guru :
Hai Rumput.....jangan asal bicara kau! Memakai sepatu dengan warna dan model seperti ini itu adalah kebijakanku yang aku wajibkan kepada semua anggotaku, agar tercipta keseragaman. Jika semua anggotaku sudah tampak seragam, maka hatiku akan menjadi senang. Ketahuilah bahwa hatiku selalu lebih cenderung merasa senang akan hal-hal yang bersifat seragam. Mengapa? Karena seragam itu lebih mudah dibuatnya, seragam itu lebih murah dibelinya, seragam itu lebih sederhana melayaninya, dan seragam itu lebih mudah mengaturnya.

Rumput:
Wahai Guru...kalau begitu engkau telah memperbudak bentuk Sepatu.

Cemani:
Wah kapan ya aku bisa mengganti HP ku. HP ku itu sudah canggih dan lengkap, tetapi umurnya sudah tiga tahun. Aku agak merasa malu karena tampilannya tertinggal. Jika aku mempunyai uang, maka aku akan beli HP baru yang tampilannya lebih keren.

Rumput:
Wahai Cemani...kalau begitu engkau telah diperbudak oleh bentuk HP.

Penjual HP:
Hai Rumput..jangan asal bicara kau. Mengenalkan produk-produk HP baru itu adalah misiku. Hanya dengan cara demikianlah aku memperoleh keuntunganku.

Rumput:
Wahai Penjual HP... kalau begitu engkau telah memperbudak bentuk HP.

Guru:
Ahh..kenapa mesti RPP harus seperti ini modelnya? Sebetulnya aku tidak merasa cocok dengan model seperti ini? Tetapi kenapa aku harus membuat RPP seperti ini?

Rumput:
Wahai Guru... kalau begitu engkau telah diperbudak oleh bentuk RPP.

Guru Kepala:
Hai Rumput...jangan asal bicara kau. Ketahuilah bahwa membuat RPP dengan model seperti ini itu adalah kebijakanku yang aku wajibkan kepada semua anggotaku, agar tercipta keseragaman. Jika semua anggotaku sudah membuat RPP secara seragam, maka hatiku akan menjadi senang. Ketahuilah bahwa hatiku selalu lebih cenderung merasa senang akan RPP yang bersifat seragam. Mengapa? Karena RPP yang seragam itu lebih mudah dibuatnya, RPP yang seragam itu lebih murah diproduksinya, RPP yang seragam itu lebih sederhana melayaninya, RPP yang seragam itu lebih mudah mengaturnya, dan RPP yang seragam itu lebih mudah melaporkannya.

Rumput:
Wahai Guru Kepala...kalau begitu engkau telah memperbudak bentuk RPP.

Siswa:
Ahh..kenapa mesti soalnya harus seperti ini modelnya? Sebetulnya aku tidak merasa cocok dengan model soal seperti ini? Tetapi kenapa aku harus mengerjakan soal seperti ini? Wah..kalau tidak mau mengerjakan ..ya saya tidak lulus.

Rumput:
Wahai Siswa...kalau begitu engkau telah diperbudak oleh bentuk Soal.

Guru Pembuat Soal:
Hai Rumput...jangan asal bicara kau. Ketahuilah bahwa Soal dengan model seperti ini itu adalah kebijakanku yang aku wajibkan kepada semua siswaku, agar tercipta keseragaman. Jika semua siswaku sudah mengerjakan Soal secara seragam, maka hatiku akan menjadi senang. Ketahuilah bahwa hatiku selalu lebih cenderung merasa senang akan Soal yang bersifat seragam. Mengapa? Karena Soal yang seragam itu lebih mudah dibuatnya, Soal yang seragam itu lebih murah dibuatnya, Soal yang seragam itu lebih sederhana digunakannya, Soal yang seragam itu lebih mudah mengaturnya, dan Soal yang seragam itu lebih mudah mengoreksinya.

Rumput:
Wahai Guru Pembuat Soal...kalau begitu engkau telah memperbudak bentuk Soal.

Cantraka:
Kenapa teorinya harus begitu? Kenapa seakan tidak ada Teori alternatif yang lain. Tetapi saya merasa belum cukup pengetahuanku untuk menanyakan perihal teori-teori yang lain.

Rumput:
Wahai Cantraka...kalau begitu engkau telah diperbudak oleh satu bentuk Teori.

Bagawat:
Hai Rumput...jangan asal bicara kau. Ketahuilah bahwa Teori yang ini itu adalah teoriku yang aku berikan kepada semua cantraka, agar tercipta keseragaman. Jika semua siswaku sudah mempunyai Teorisecara seragam, maka hatiku akan menjadi senang. Ketahuilah bahwa hatiku selalu lebih cenderung merasa senang akan Teori yang bersifat seragam. Mengapa? Karena Teori yang seragam itu lebih mudah dibuatnya, Teori yang seragam itu lebih murah dibuatnya, Teori yang seragam itu lebih sederhana digunakannya, Teori yang seragam itu lebih mudah mengaturnya, dan Teori yang seragam itu lebih menjamin legitimasiku.

Rumput:
Wahai Bagawat...kalau begitu engkau telah memperbudak suatu bentuk Teori tertentu.

Akar Rumput:
Wahai Rumput...aku merasa heran kepadamu. Kenapa engkau selalu bisa saja mengambil kesimpulan atas perbincangan orang-orang itu. Tetapi anehnya kesimpulanmu itu selalu salah satu dari kalau tidak “memperbudak bentuk” ya “diperbudak bentuk”? Bolehkah saya mengetahui apa maksud kesimpulan-kesimpulanmu itu?

Rumput:
Wahai Akar Rumput...aku sedang menyaksikan masyarakat sedang mengalami ketegangan antara kehidupan dan bentuk. Dikarenakan ketegangan itulah aku juga sedang menyaksikan bahwa hampir semua orang yang aku saksikan itu ternyata telah gagal menangkap masa depannya, artinya aku juga masih sedang menyaksikan bahwa krisis multi dimensi itu ternyata masih prevalen dan imanen dalam masyarakat dan bangsa kita.

Akar Rumput:
Apakah ciri-ciri dan sebab pokok dari krisis multidimensi yang melanda bangsa ini?

Rumput:
Ciri-ciri pokok dari krisis mutidimensi adalah Ketidakberdayaan Bentuk. Itulah dampak dari perang yang digelorakan oleh sang Powernow. Ketahuilah bahwa usaha sang Powernow untuk menguasai dunia dengan cara menaklukan negara-negara Dunia Timur dan Dunia Selatan, telah menebarkan konflik tak terkendali. Konflik tak terkendali artinya konflik yang tidak diketahui bagaimana cara mengembangkan managemen mengatasinya.

Akar Rumput:
Contohnya..konflik-konflik apa saja?

Rumput:
Konflik antara wadah dan isinya. Konflik antara bentuk dan substansinya. Konflik antara subyek dan obyeknya. Konflik antar subyek. Konflik antar obyek. Konflik internal subyek. Konflik internal obyek. Konflik antara kebutuhandan perjuangan. Konflik antara baik dan buruk. Konflik antara para baik. Terlebih-lebih konflik antara para buruk. Itulah bahwa bangsa kita sedang dilanda skeptisisme masal.

Akar Rumput:
Apa yang disebut skeptisisme masal?

Rumput:
Skeptisisme masal adalah sikap jenuh, sikap bosan, tidak percaya, tidak semangat, putus asa, frustasi, ingkar janji, berbohong, serba instant, tidak sabar, mudah emosi, tidak toleran, tidak asih, tidak asuh, tidak berkomitmen, tidak berdisiplin, hidup dalam kepalsuan, tidak ada tauladan, kacaunya pedoman, hilangnya jati diri, bersifat tamak, keinginan melebihi kemampuan, hidup parsial, kekerabatan menjadi kebisnisan, artis seni menjadi artis bisnis, tidak mengerti jangka panjang, hanya untuk sekarang dan jangka pendek, memperbudak bentuk, dan diperbudak bentuk.

Akar Rumput:
Apa hubungan antara skeptisisme masal dengan bentuk?

Rumput:
Dikarenakan skeptisisme masal maka semua bentuk menjadi kehilangan makna. Bentuk telah diperbudak, dan bentuk telah digunakan untuk memperbudak. Bentuk telah dimanipulasi. Bentuk-bentuk asli telah dianggap tidak memadai, kemudian digantikanlah dengan bentuk-bentuk baru. Bentuk-bentuk baru yang tidak memadai segera diganti dengan bentuk-bentuk baru lagi, sehingga praktis tidak berbentuk.

Akar Rumput:
Wah aku bingung mengikuti penjelasanmu. Bagaimana contoh konkritnya?

Rumput:
Gotong royong adalah bentuk lama dan sudah digantikan dengan arisan, bahkan arisan mobil. Menabung adalah bentuk lama, bentuk barunya adalah kredit kendaraan. Berkunjung digantikan dengan sms. Kerjasama berubah menjadi kolusi. Ikhlas berdoa berganti dengan berdoa via pulsa. Tenaga kerja manusia diganti dengan tenaga robot. Kebenaran diganti dengan kesepakatan. Kasus besar dialihkan dengan kasus besar lainnya. Pertunjukan wayang semalam suntuk diganti dengan pertunjukan wayang dua jam. Yang penting bisa berkumpul diganti yang penting bisa makan. Mengusir penjajah diganti dengan menjajah bangsa sendiri. Peraturan diganti dengan pendekatan. Haram diubah menjadi halal. Asli diganti asli tetapi palsu. Pendingin es diganti borax atau formalin. Tuntunan diubah menjadi tontonan. Lokal diganti import. Ekspor barang diganti ekspor manusia. Tarian sakral diubah untuk tarian ngamen. Benar diganti dengan yang salah. Salah dibenarkan. Ranah hukum diganti ranah politik. Jelas diganti dengan yang kabur. Dst...

Akar Rumput:
Apa dampaknya?

Rumput:
Dampaknya jelas..hidup dalam ambivalensi dan dalam kepalsuan. Ambivalensi itu adalah disharmoni. Disharmoni itu kacau, tidak tenteram, hitam, sedih, panas, gersang, gerah, unsur-unsurnya syaitan, unsur-unsurnya neraka. Kepalsuan itu artinya hidup seakan-akan atau seperti. Seakan-akan punya. Seakan-akan pandai. Seakan-akan bisa. Seakan-akan ikhlas. Seakan-akan sanggup. Seakan-akan bekerjasama. Seakan-akan resmi. Seakan-akan syah. Seakan-akan ada. Seakan-akan hebat. Seakan-akan benar. Seakan-akan murah. Seakan-akan membantu. Seakan-akan penting. Seakan-akan wakil rakyat. Seakan-akan koalisi. Seakan-akan gratis. Seakan-akan pemimpin. Seakan-akan jujur. Seakan-akan adil. Seakan-akan...dst. Itulah sebenar-benar krisis multidimensi bangsaku itu.

Akar Rumput:
Mengapa masyarakat dan bangsaku bisa seperti itu

Rumput:
Itulah buah karya sang Powernow yang ingin menguasai dunia. Bukankah dia telah sesumbar, bahwa sebelum saatnya menggunakan okol, yaitu senjata pamungkasnya, maka dia akan menggunakan akalnya terlebih dulu untuk menguasai raja-raja dunia timur dan dunia selatan.

161 comments:

  1. Muhamad Abdul Rosid
    07301241053
    Jumat Jam 07.00-08.40 R. 302

    Butuh beberapa kali membaca untuk mencerna maksud tulisan ini,

    Memang benar sih, kita sering memperbudak atau diperbudak oleh sesuatu. Tapi bagaimanapun juga hidup kita adl sebuah proses, proses hidup kita dipengaruhi oleh proses hidup-proses hidup sebelumnya dan proses hidup orang lain. Jadi, sah-sah saja kalau ada yg merasa diperbudak atau memperbudak oleh sesuatu, krn itu bagian dr suatu proses
    Reply
  2. Mar'atul K
    07301241041
    Jumat Jam 07.00-08.40 R. 302

    Menurut saya tulisan ini sungguh menarik.tidak sedikit fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita bahkan (mungkin) kita sendiri termasuk di dalam nya. ikut diperbudak dan memperbudak sesuatu.
    Reply
  3. RATNA INDRAYANI
    07301241019
    P Mat R.07
    FILSAFAT PENDIDIKAN
    Jum'at 07.00-08.40, R. 302

    Lalu saya harus bagaimana? di saat saat tertentu saya "mungkin" sedang dan telah diperbudak dan saya tidak bisa berbuat apapun untuk menolaknya.... tapi dilain pihak dengan perbudakan itu, membuat kualitas diri ini jadi lebih baik....
    Reply
  4. Hutri Prastasiwi
    07301241042
    Pendidikan Matematika Sub 07
    Filsafat Pendidikan Matematika
    Jumat, jam 07.00-08.40 di R302

    Assalamualaikum

    saya setuju dengan komentar sebelumnya. tulisan ini sangat menarik. Bahwa dewasa ini sesuatu yang bukan suatu kewajiban bagi kita tetapi malah kita tempatkan sebagia sesuatu yang wajib kita lakukan. tetapi sebaliknya, sesuatu yang menjadi kewajiban, kebutuhan dan untuk kebaikan kita sendiri, sering kita abaikan kita euhkan. dan apkah dunia ini telah terbalik. bagaimana jika dilihat dari pandangan filsafat pak?
    Reply
  5. Semakin lama,semakin butuh waktu dan proses berpikir lebih lanjut memahami tulisan ini.
    "Memperbudak atau diperbudak bentuk" memang sering dialami secara tidak sadar oleh setiap orang termasuk saya. Tetapi jika tidak ada 'patokan bentuk' lalu apa yang dijadikan pedoman dalam kehidupan?
    Orang yang lebih dulu mengetahui dan mampu membuktikan kebenarannya akan membuat bentuk pertama kali.Sedangkan orang yang belum tahu/mengetahui kemudian akan mengikuti menggunakan bentuk yang sudah ada. Tetapi memang benar supaya tidak diperbudak oleh bentuk, orang harus selalu berpikir dan berinovasi untuk memperoleh bentuk baru yang lebih baik.
    Reply
  6. Supriyanti
    07301241053
    P mat Sub 07
    Kuliah Filsafat Jumat Jam 07.00-08.40 R. 302

    Setelah membaca tulisan ini, memang benar setelah di rasa-rasa kita telah diperbudak oleh bentuk dan memperbudak bentuk. Tapi kita hidup ya seperti itulah.Hidup adalah proses yang perlu aturan. Karena kehidupan di dunia semuanya ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
    Reply
  7. Sanni Merdekawati
    07301241047
    Pendidikan Matematika Sub '07
    Kuliah filsafat Jumat 07.00

    Assalamu'alaikum.

    Tulisan ini menarik. Saya jadi teringat akan hal-hal yang telah saya lakukan sebelumnya, ternyata terkait dengan tulisan ini, contohnya yaitu diperbudak bentuk, diperbudak mode, diperbudak iklan dll. Semoga saya dapat mengambil hikmah dari semua ini. karena, tidak seharusnya kita diperbudak oleh hal-hal yang praktis sehingga tidak mau berusaha.
    Reply
  8. Yang paling aku cermati dari elegi ini adalah "Seakan-akan" Benar-benar pas dengan realita disekelilingku : seakan-akan jujur, seakan-akan adil, seakan-akan benar, seakan-akan bijak, seakan-akan setia, seakan-akan pintar, seakan-akan.......bahkan seakan-akan religius,tapi aku takut juga apakah hal ini telah mengimbas padaku....Alhamdulillah dengan membaca elegi ini....dapat menyadarkanku tuk merefleksi diriku......terima kasih Pak, elegi dapat menyadarkan seseorang tanpa merasa digurui....karena kita dibawa untuk berfikir dan mengambil kesimpulan sendiri........
    Reply
  9. Endah Widiastuti
    07301244005
    P.Mat Swa C
    Filsafat pend.Mat
    Rabu/09.00-10.40

    tidak hanya butuh sekali duakali membacanya, harus berkali-kali..
    dalm kehidupan sehari-hari haruslah kita menyikapinya dengan seksama. setiap orang mungkin akan membuat kita seolah-olah harus ikut dengan semua aturan-aturannya,,,memang aturan dibuat untuk tujuan yang baik. dalam hidup bermasyarakat juga kita juga harus dapat mengambil sikap apakah itu bermanfaat atau berguna untuk kita atau tidak. hendaklah kita selalu mengambil sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan kita saat ini. walaupun sering kali kita menemui yang kurang pas untuk kita.
    Reply
  10. Nurina Happy
    07301241027
    Pend. Mat. Sub 07
    Kuliah Filsafat Jumat Jam 07.00

    Susah membedakan ketika kita melakukan sesuatu hal itu kita telah memperbudak atau diperbudak, mungkin tidak hanya pada sebuah bentuk, tetapi hati dan pikiran kita terkadang juga membudak atau diperbudak sesuatu. Kita juga sangat susah buah karya Powernow itu memperbudak kita, kita telah diperbudaknya, atau kita kan lebih baik dengan hal tersebut. Tentu, setiap pikiran akan berbeda dalam memandang buah karya sang Powernow, yang bijak adalah bagaimana kita dapat menempatkan diri kita dengan santun. Apa yang baik kita lakukan, apa yang buruk kita hindari, dan menyadari tidak semua hal yang kita anggap buruk itu akan membawa hal buruk untuk kita. Berusaha menjadi lebih baik, secara fisik atau bentuk, membawa perubahan ke arah lebih baik, itu sah-sah saja, tetapi ketika cara yang kita lakukan adalah memaksakan diri atau tidak sesuai dengan porsinya, berarti cara kita telah memperbudak diri kita, dan diri kita telah diperbudak oleh obsesi kita.
    Reply
  11. setelah membaca tulisan bapak dan komentra-komentar teman-teman, maka saya dapat sedikit mengambil inti dari tulisan yang berjudul elegi memperbudak atau diperbudak bentuk yaitu memperbudak, keseragaman, krisis multidimensi, skeptisisme, dan ambivalensi. Maksud-makud kata-kata tersebut adalah cerminan apa yang terjadi dalam masyrakat sekitar kita sekarang ini. Semua yang baru dan menjadi tren dan mau diikuti atau tidak, sebaiknya kita pertimbangkan dulu dengan manfaat dan mudharatnya untuk diri kita.
    tetap teguh dengan apa saja yang sudah dimiliki, setidaknya membuat kita lebih bersyukur dengan apa yang telah kita usahakan selama ini.
    Reply
  12. RANI PUSPITASARI
    07301241023
    P MAT SUB 07
    Kuliah FILSAFAT Hari Jumat jam 07.00

    Jadi kita budak siapa ya????
    Apakah kita juga budak dari Bentuk sebuah akar bilangan yang sudah usang??
    Tetapi mungking harus kita jalani juga untuk mendapatkan apa yang ingin kita genggam.

    Yah.... anggap aja hasil bagi dari perkalian hidup kita yang hanya kita bisa dapatkan hasilnya dengan rumus yang tidak akan kita pikirkan sebelumnya...

    Kita akan menjadi apa nantinya tergantung dari hasil bagi dan hasil berfikir kita yang lebih simpel.
    Janganlah perbudak hidupmu untuk menjadi dirimu yang sekarang...
    Permudah aja rumus dalam hidupmu..
    TERIMA KASIH...
    Reply
  13. risca erviana
    06301241004
    pend matematika sub 06
    jumat jam 07.00
    kehidupan manusia di dunia memang selalu berhubungan dengan manusia lain maupun benda lain. saya ingin menyebut ini sebagai simbiosis, bukan 'memperbudak atau diperbudak'. tapi manusia bisa mengendalikan dirinya agar tidak terlalu bergantung pada hal lain, terutama yang sangat bersifat keduniawian. caranya adalah dengan hidup sederhana, dan selalu mengingat bahwa kita hanya singgah sebentar di dunia ini.
    Reply
  14. Iin Syam Anggraini
    07301241031
    P. Mat Sub 2007
    Filsafat Jumat jam pertama

    Bagi saya, bukan masalah memperbudak ataukah diperbudak yang harus dibahas. Tapi apakah kita seorang budak atau tidak. Karena kalau kita bisa menjawab pertanyaan ini, maka kita dapat mencerna apakah kita diperbudak ataupun memperbudak.
    Reply
  15. Indrati Setiarini
    07301241040
    Pend Matematika Sub '07
    Filsafat Pend. Matematika
    Jumat jam 07.00

    Kita hidup apakah di alam kita sendiri? kita hidup apakah bisa melakukan semua sesuka hati? Menurut saya, dimana bumi di pijak di situ langit dijunjung. ketika kita berada dalam suatu sistem mau tak mau kita harus mengikuti sistem itu. Namun ini memang sudah seharusnya ataukah ini juga bagian dari rutinitas sejak jaman dulu? ataukah mengikuti sistem juga berarti kita diperbudak bentuk atau yang menciptakan sistem yang memperbudak bentuk??
    Reply
  16. Dewi Fitrianing Lestari
    07301244011
    Pend Matematika Swa C'07
    Filsafat Pendidikan Matematika
    Jumat jam 09.00-10.40

    Sesuatu yang benar benar sempurna pasti tidak akan pernah ada karena manusia tidak akan merasa puas dengan apa yang sudah didapatkan. Bentuk adalah sebuah ekspresi yang terlahir dari sebuah imajinasi.
    Reply
  17. Latiefatut Taqiyya
    07301241013
    Pend Matematika Sub '07
    Filsafat Pend. Matematika
    Jumat jam 07.00

    Assalamu'alaikum Wr.Wb
    Sebenarnya apabila tujuan memperbudak dan diperbudak demi tertatanya suatu sistem tertentu dan untuk mengurangi adanya kesenjangan dan kecemburuan sosial, menurut saya sah - sah saja. Tetapi apabila kita diperbudak sampai melampaui batas, dalam artian menyembah dan mengagung -agungkan suatu barang atau produk tertentu, itulah yang harus diwaspadai. Kita sebagai makhluk yang beragama senantiasa hanya patuh, mencintai, dan mengagung-agungkan Tuhan kita di atas segala-galanya.
    Reply
  18. deni setyarti
    07301241038
    p.matematika 07
    jumat jam 07.00

    kehilangan makna..kecanggihan teknologi dapat mengubah sudut pandang.awalnya, hp digunakan sebagai alat komunikasi, sarana menjalin komunikasi untuk saudara yang jaraknya terpisahkan dalam keadaan alam. kini dengan kecanggihan teknologi, hp mempunyai berbagi fitur seperti kamera, alat pemutar musik, alat merekam, browsing, dan masih banyak fitur canggih lainnya.ketika orientasi pada fitur-fitur canggih dan melakukan apapun untuk dapat memiliki hp berteknologi canggih serta menggunakanya untuk "menunjukkan diri", maka seseorang telah diperbudak..
    jangan sampai kecanggihan teknologi mengalahkan esensi...
    Reply
  19. Anisa Nur Muliana
    07301244023
    Pend Matematika Swa C'07
    Filsafat Pendidikan Matematika
    Jumat jam 09.00-10.40

    Menurut saya, itu bukanlah diperbudak, tetapi hanya sebagai acuan. Dan satu hal. manusia tidak pernah mempunyai rasa puas.
    Reply
  20. Agustiana Dwi Nurcahyani
    07301244043
    Pend. Mat Swa C 07
    Filsafat Pendidikan Matematika
    Rabu 09.00-10.40 Ruang 304

    Apa yang disebutkan oleh Rumput adalah memang hal-hal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat kita kini.
    Tetapi dunia ini mengalami proses berkembang menuju kemajuan, hanya saja banyak kemajuan yang ternyata merujuk ke sisi negatif.
    Tidak semua perkembangan itu negatif, kita lihat juga sisi positif yang dimilikinya.
    Rumput telah menyadarkan kita juga dengan apa yang sedang terjadi pada kita.
    Semuanya kembali kepada individu masing-masing untuk memilih dan menerapkan sesuai hati nuraninya.
    Reply
  21. Maya Evi Kurnialita
    07301244020
    Pend. Matematika Swa C’07
    Filsafat Pendidikan Matematika
    Rabu 09.00-10.40 Ruang 304

    Apabila yang seperti itu dibilang diperbudak?? Lalu bagaimana dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, misalnya saja penggunaan internet apakah bisa dikatakan bahwa kita telah diperbudak juga?
    Saya setuju dengan pendapat mb Anissa kalau pada elegi itu bukanlah diperbudak, tapi sebagai acuan juga bagi kita. Karena pada dasarnya manusia tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang telah dimlikinya.
    Reply
  22. Nur Lina Hidayati
    07301244007
    Pend. Matematika Swa C'07
    Kuliah filsafat hari Rabu jam 09.00 di 304

    Sudah menjadi sifat manusia bahwa manusia tak pernah puas.Gampang diperbudak oleh budaya konsumtif. Terkait dengan guru, guru mempunyai aturan-aturan tersendiri yang sudah ditetapkan. Aturan dibuat atas banyak pertimbangan demi kelangsungan bangsa ini. Oleh karenanya sebagai calon pendidik, kita harus belajar mengemudikan emosi kita untuk berbusana dan menaati peraturan yang ada. Teringat Kata-kata Pak Marsigit tentang ruang dan waktu. kita harus bisa menempatkan diri dalam ruang dan waktu yang tepat.
    Reply
  23. Palupi Sriwijayanti
    07301241034
    Pend. Mat. Sub 07
    Kuliah Filsafat Jumat Jam 07.00-08.40 R302

    manusia memang hidup untuk menjadi budak. banyak aturan yang harus ditaati dan dilaksanakn. begitupula banyak larangan yang harus dijauhi. karena manusia merupakan makhluk, yaitu barang baru dan ciptaan pencipta(khalik) sehinggahidup ini harus seperti budak yang mengabdi untuk juragan (pencipta)nya dan pada hakikatnya manusia adalah 'abdulloh.... (abdi dalem gusti allah)
    Reply
  24. Annisa Halimatus S.
    07301241021
    P. Matematika Sub’07
    Jumat jam 07.00-08.40

    Perbudakan, secara tidak langsung telah terjadi dalam berbagai hal. Tanpa kita sadari, di sekitar kita telah banyak terjadi perbudakan. Setuju dengan apa yang dikatakan oleh rumput. Sebenarnya, apakah pemikiran kita ikut diperbudak, ataukah kita yang sering salah dalam memandang suatu hal?? Entahlah. Menurut saya bagaimana cara pandang kita ikut menentukan terus berlanjut atau tidaknya perbudakan itu.
    Reply
  25. Rani Kristina Dewi
    07301241051
    Pend Mat R'07
    Filsafat Pend Mat Pkl 07.00

    Sungguh menarik.. sangat fenomenal..
    Saya stju bhwa telah bertahun-tahun kita terbawa arus globalisasi yang memaksa kita menerima pembodohan begitu saja dengan adanya perbudakan terutama kemajuan IPTEK karya sang Powernow.
    Mgkn pesan yang bisa diambil adalah gunakanlah sesuatu atas dasar manfaat dan kebutuhan.. Dan bangkit dari perbudakan..
    Reply
  26. menurut saya sebagai manusia kita harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan namun kita juga harus tahu untuk apa aturan dibuat salah-salah kita malah akan menyakiti atau mendzolimi diri kita sendiri.
    Reply
  27. Hani Dwi Hastuti
    07301241040
    Pend Matematika Sub '07
    Filsafat Pend. Matematika
    Jumat jam 07.00

    ass war wab
    menurut saya bukankah sejak awal kita merupakan budak dari kehidupan???
    segala sesuatu yang kita lakukan tertuju untuk satu kata yang disebut dengan Tujuan, namun ketika tujuan yang ingin dicapai itu terasa berbelok dan tak sesuai dengan hati kita maka saat itu kita telah merasa diperbudak oleh hal yang kita sebut dengan tujuan sebelumnya.

    namun adalah hal yang berbeda ketika kita sangat menginginkan tujuan itu kemudian menggunakan bebagai cara untuk memperolehnya...maka itu disebut kita telah memperbudak tujuan kita.

    sehingga perbedaan antar dibudak dan memperbudak sunggulah susah unutk dibedakan.
    Reply
  28. fina hanifa hidayati
    07301241026
    Pend Matematika Sub '07
    Filsafat Pend. Matematika
    Jumat jam 07.00

    budak itu tak akan ada matinya.abadi selamanya meski budak yang ada jaman Rasulullah esensinya tidak seperti jaman sekarang.tapi menurut saya ya sama saja..hanya saja dimensinya yang sudah berbeda...
    maaf pak tapi saya belum begitu memahami apakah arti dari prevalen dan imanen itu sendiri secara detail mgkn bisa bpk jelaskan?
    dalam pikiran saya hanya bisa menerka-nerka apa makna dari tersebut..lebih jelasnya mungkin bisa bpk jelaskan..terimakasih sebelumnya pak..
    Reply
  29. Luar biasa akal manusia diciptakan oleh Allah, sebelum okol bekerja, sebelum tangan bergerak, sebelum kaki melangkah, dan sebelum tubuh beranjak maka pikiranlah yang akan mengendalikan semuanya. Masalah diperbudak dan memperbudak bentuk itu adalh salah satu yang ada dalam pikiran setiap orang. Kehidupan kita sebenarnya juga diperbudak oleh pikiran kita jika hati tidak mampu memegang peranan utama. Bentuk dan substansinya mungkin menjadi hal yang menarik untuk di diskusikan karena kita bisa dijadikan budak oleh suatu bentuk untuk memperbudak bentuk yang lain. Saya ingat bahwa kehidupan ibarat roda dimana semakin roda itu berputar dengan cepat maka dia akan acuh terhadap kondisi lingkungan disekitar, tetapi jika roda dikayuh pela-pelan, maka dia akan mengamati sebutir debu pun yang dia lewati. Itulah makna diperbudak dan memperbudak bentuk ibarat roda tadi, bahwa tujuan kita kadang memperbudak kita tanpa menghiraukan siapa yang kita jadikan budak untuk memenuhinya.
    Reply
  30. ajeng desi c. p.(07301241049)
    pend mat sub 2007
    jumat 07.00

    memang hidup itu seperti itu. ada yang menjadi "diperbudak" dan " memperbudak". karena jika tidak ada seperti itu maka tidak ada pemimpin dan rakyat.
    Reply
  31. This comment has been removed by the author.
    Reply
  32. Ass...ma2s terimakasih atas koment yang kritis. Menurut hemat saya komentar ma2s sudah termasuk komentar reflektif, dan itulah sebenarnya yang diharapkan dari komen-komen yang lain. Kelakar saya...kita tentu akan dihadapkan hal yang sama yaitu bahwa ada mahasiswa atau orang lain yang bertanya mengapa ma2s mempunyai komen dengan gaya seperti ini? Dan tentu juga akan selalu bisa dikomentari oleh akar rumput perihal diperbudak atau memperbudak...dst. Apa kemudian yang menjadi persoalannya. Kuncinya sebetulnya sederhana yaitu bahwa diperbudak atau memperbudak itu adalah kombinasi antara unsur-unsur: sifat yang melekat, hubungan subyek-obyek, dan konten "kuasa". Dalam perspektif saya, "diperbudak" atau "memperbudak" hanyalah fatamorgana sebagai sarana untuk mendekonstruksi hubungan antara subyek-obyek, sifat yang melekat serta konten "kuasa" yang ada di dalamnya. Itulah sebenar-benar tugas dan fungsi filsafat yaitu untuk mendekonstruksi tata hubungan mitos menuju logos. Jika dikehendaki saya masih menyediakan jawaban unutuk layer berikutnya, namun tentu tergantung ruang dan waktunya. Amiin
    Reply
  33. maaf pak karena satu banyak hal, saya menghapus coment comment saya, bukan maksud saya tidak menyukai blog ini, saya sangat mnyukai blog ini, terima kasih karena postingan-postingan bapak sanagt banyak berguna, dan terima kasih juga kepada seseorang yang telah mengenalkan saya dengan blog ini...,mohon maaf yang sebesar-besarnya
    Reply
  34. Skeptis, seseorang yang mempertanyakan atau memiliki keraguan dalam menerima pendapat-pendapat yang ada. Pahamnya, skeptisisme, sekarang ini tumbuh subur di setiap jengkal bumi ini. Di dunia barat maupun timur. Di ranah hukum, politik, ekonomi, bahkan yang paling membuat miris yaitu di ranah pendidikan. Paham ini membawa suatu pemikiran yang menyangkal pengetahuan-pengetahuan yang ada. Berbagai pengetahuan direkayasa sesuai ‘selera’ sang penguasa, Powernow. Teori-teori yang sekiranya dapat mengukuhkan legitimasinya, dipertahankan. Sedangkan yang sekiranya akan mengancam kuasanya, disingkirkan, diganti teori baru yang membuatnya ‘aman’.
    Skeptisisme jelas akan merusak tatanan dunia, mengikis kearifan yang merupakan nilai luhur kemanusiaan yang beradab. Lantas, bagaimana kita menyikapinya? Kembali ke diri kita masing-masing, refleksi diri, kembalikan senyum dunia. InsyaAllah. Amiin.
    Reply
  35. ENI MAWARTI
    07301241011
    P.MAT SUB'07
    FILSAFAT PENDIDIKAN METEMATIKA
    JUM'AT JAM 07.00 - 08.40 DI 302

    Keseragaman dalam segala hal itu lebih baik daripada tidak seragam. Karena jika kita seragam dalam segala hal tidak akan menimbulkan kesenjangan antar orang yang satu denga orang yang lain. Disamping itu, akan menimbulkan kekompakan. Dengan maju dan berkembangnya zaman, kita tidak boleh meninggalkan budaya lama.
    Reply
  36. Mar'atul K
    07301241041
    Jumat Jam 07.00-08.40 R. 302

    Menurut saya tulisan ini sungguh menarik.tidak sedikit fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita bahkan (mungkin) kita sendiri termasuk di dalam nya. ikut diperbudak dan memperbudak sesuatu
    Reply
  37. Rolina Amriyanti Ferita_07301244021
    P.Mat Swa C 07_fisafat rabu jam 9 ruang 304
    Apabila kita masih terpancang dengan sesuatu maka kita akan sulit untuk menemukan inovasi yang baru yang mungkin akan lebih baik. Tetapi jangan sampai duniawi membuat kita lalai.
    Reply
  38. Astrid Amreta Sari
    07301244058
    Pend. Mat Swa C'07
    Filsafat Pendidikan Matematika
    Rabu, 09.00-10.40 di 304

    Assalamualaikum Wr Wb

    Memperbudak dan diperbudak merupakan hal yang memang ada di dunia ini. Terkadang kita terlena dengan apa yang ada di dunia ini. Dengan teknologi yang canggih, zaman yang sudah maju dan berubah. Secara otomatis pemikiran dan keadaan kita juga bisa berubah dengan sendirinya. Bisa ikut-ikutan orang lain, tidak menjadi diri sendiri. Memaksakan kehendak yang seharusnya tidak demikian. Oleh karenanya dengan semua yang sudah ada, kita harus berhati-hati. Agar tidak diperbudak oleh keadaan.

    Wassalamualaikum Wr Wb
    Reply
  39. Indra Setiyawati
    07301244006
    Pend.Mat Swa.C'07
    Kuliah Filsafat Pend.Mtk
    Rabu jam 09.00

    ternyata krisis Multidimensi dalam kehidupan seperti sekarang ini dapat dirasakan dengan begitu jelas.
    Sebagian besar masyarakat terkena imbas dari Krisis multidimensi ini tetapi banyak juga masyarakat yang tidak mengetahui bahwa mereka sudah terpengaruh oleh bentuk,, sehingga mereka diperbudak oleh bentuk tanpa mereka sadari.
    Reply
  40. aprilia darma .p
    05301244091
    P. Mat Non reg
    filsafat pendidikan matematika
    rabu. 304 jam 09.00-10.40

    Untuk mencapai tujuan diperlukan pengorbanan,sehingga seseorang tidak dapat mengutamakan kepentingan pribadi,apalagi yang berhubungan dengan kewajiban itu harus dilaksanakan mesti sangat berat kenyataanya.
    Reply
  41. Susi Dwi Lestari
    07301244049
    Pend Matematika Swa C
    Filsafat Pend Matematika
    Rabu jam 09.00


    Menjadi diri sendiri itu memang penting. Kita tidak perlu mengikuti apa yang dilakukan orang lain. Dalam berkarya, kita juga harus mengutamakan originalitas.
    Reply
  42. Uki Rahmawati
    07301241003
    Pend. Matematika Sub 07
    Filsafat Pendidikan matematika
    Jum’at jam 07.00-08.40

    Dalam dunia pendidikan sendiri saya masing sering menjumpai dimana pendidik hanya sekedar menyampaikan ilmunya saja, hanya sekedar transfer of value, sehingga tidak memperdulikan kebermaknaannya bagi siswa. Mereka hanya sekedar menyampaikan materi. Makaseperti yang pernah bapak sampaikan bahwa, akan lebih bermakna bagi siswa, jika pendidik mengarahkan siswanya untuk mengkonstruk sendiri pengetahuan yang mereka dapat. Dengan demikian mereka akan menjadi lebih kritis dan tidak terpedaya oleh powernow-powernow dalam dunia pendidikan pada khususnya.
    Reply
  43. Niro arsihena
    05301244121
    filsafat rabu 09.00

    Setuju dengan apa yang dikatakan rumput bahwa kita selalu diperbudak oleh pikiran kita sendiri.memang susah mengendalikan pikiran kita sendiri.
    Yang bis akita lakukan hanyalah melakukan sesuatu-sesuatu sesuai dengan proporsi pikiran kita.
    Reply
  44. reni nur aini
    07301244036
    p.mat swa c 07
    pend filsafat matematika
    rabu 09.00-10.40

    yah,menurut saya dengan berseragam ada baiknya juga.misalnya saja dengan siswa sekolah,ap jadinya jika mereka mengenakan seragam sekolah,akan terjadi kesenjangan sosial di kalangan siswa (yah memang dengan berseragam idak bisa sepenuhnya menghilangkan kesenjangan,tapi paling tidak mengurangi kesenjangan),jika siswa dibebaskan berpakaian akan tampak si kaya dan si miskin.dan akan muncul berbagai bentuk dan warna,yang belum tentu kesemuanya sopan.
    Reply
  45. Ass.
    realita yang berkembang sekarang ini penuh dengan kepalsuan, kebohongan di semua lini kehidupan dan inilah yang menyebabkan disharmonis.
    sebetulnya yang meruntuhkan gotong-royong, kerjasama, kebenaran dikalagan budaya timur disamping yang dipaparkan diatas adalah mulai disepelekan peran pendidikan karakter baik ditingkat sekolah maupun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
    Reply
  46. PM B, PPs UNY
    Mengatasnamakan seragam ada untung, juga ada ruginya. Pasukan Drumbad kalo ga seragam "rasa"nya lucu. Terkaat "perasaan" Namun yang paling penting ada keseimbangan antara rasa dan cipta. terima kasih.
    Reply
  47. Nurel Amelya
    10708259016
    Pend.Sains Kalsel 2010

    Assalam...
    Memang benar sang powernow terus berusaha mendoktrin bangsa ini dengan cara yang tak terasa tapi berdampak pada sikap skeptisisme masal, semua terlena dengan kemudahan, sehingga dia memperbudak dan diperbudak bentuk.
    Masalah besar adalah ketika powernow sudah merasuki sistem...segala sistem kehidupan.

    Semoga kita tidak termasuk orang yang terlena dengan umpan powernow.
    Reply
  48. p.mat B(10709251031)

    Memperbudak dan di perbudak bentuk...
    ada kalanya aturan itu perlu di terapkan hanya saja jangan sampai aturan itu mendzolimi salah satu di antara kita karena kita hidup saja harus berpedoman pada ALLah karena tanpa pedoman pasti kita akan terus mengikuti napsu kita yang tak pernah puas akan sesuatu.
    di sebutkan di atas bahwa Ciri-ciri pokok dari krisis mutidimensi adalah Ketidakberdayaan Bentuk mungkin ini adalah kurangnya pemahaman kita akan sesuatu.
    Reply
  49. memperbudak dan diperbudak bentuk, seakan-akan sama tetapi sangat berbeda arti. memperbudak berarti kita yang punya kendali terhadap bentuk sedangkan diperbudak berarti bentuk yang memiliki kendali. Terkendalinya sesuatu dikarenakan masih dalam alam "seakan-akan..", padahal pemikiran tersebut justru menjerumuskan dalam kefatamorganaan. Yang semestinya 'belum bisa', dengan kata-kata 'seakan-akan bisa' artinya lebih condong pada 'bisa'.
    Kepalsuan-kepalsuan seperti itulah yang harus kita penjarakan.
    Semoga langkah bangsa ini tidak menuju pada fatamorgana, sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi seluruh komponen negara kita tercinta...
    Reply
  50. Saya bertanya kepada rumput”apakah perubahan bentuk bersifat irreversible seperti pertumbuhan pada tumbuhan yang setelah tinggi maka tidak mungkin bisa jadi rendah lagi” jika jawaban nya ya maka sebentar lagi Matadara akan membawa kabar gembira kepada powernow
    Reply
  51. Assalamu'alaikum wr wb

    Sebagai bangsa, kita memang sudah merdeka. Tetapi, sebagai individu, apakah kemerdekaan itu sudah benar-benar menjadi milik kita? Jika kita hidup dijaman perbudakan; maka pertanyaan ini masih sangat relevan. Saat ini, kecil kemungkinan ada orang lain yang memperbudak kita. Karena itu dilarang. Tetapi, masalah manusia jaman sekarang adalah; memperbudak diri mereka sendiri. Kalau kita diperbudak oleh orang lain, maka Komnas HAM, Polisi, Mahasiswa, dan juga Pak RT akan berduyun-duyun membebaskan kita dari perbudakan itu. Tetapi, coba kita pikirkan; siapa yang akan membebaskan kita jika yang memperbudak kita itu adalah diri kita sendiri?
    Reply
  52. Trisniawati(10709251030)
    PPs Pendidikan Mtk Kelas B

    Sayasetuju dengan elegi ini, banyak yang sudah tergantikan sekarang..misalnya gotong royong diganti arisan, berkunjung diganti dengan sms, dsb...apakah boleh saya katakan bahwa itu salah satu dampak kemajuan teknologi sehingga manusia menjadi malas...bahkan untuk bersilaturrahim pun dia enggan karena ada teknologi...bagaimana menurut pendapat bapak mengenai hal ini?Bagaimana cara mengatasinya?...
    Reply
  53. Dalam kehidupan memang selalu ada yang memperbudak dan yang diperbudak. Sama istilahnya dengan ada hak dan kewajiban, ada rangsangan dan respon, dll. kalau tidak seperti itu tidak ada hidup.
    Reply
  54. Wahai rumput, bagaimanakah mengatasi semua ini????
    Reply
  55. Tidak sedikit fenomena yang terjadi di sekitar kita bahkan bisa saja kita sendiri termasuk di dalam nya. Apakah kita diperbudak, atau memperbudak sesuatu hal. Kita harus mematuhi aturan yang ada namun kita juga harus tahu untuk apa sebenarnya aturan itu dibuat, salah-salah kita sendiri terkena imbas buruk dari aturan tersebut.
    Reply
  56. Saya tertarik dengan pernyataan siswa pemakai sepatu, bagaimana tanggapan bapa mengenai aturan yang dibuat sekolah, mengenai keseragaman untuk siswa yang bertujuan supaya tidak ada jurang pemisah antara siswa mampu dan kurang mampu?
    Reply
  57. Disadari atau tidak kita memang diperbudak atau memperbudak bentuk, bagaimanakah caranya kita agar tidak terjerat perbudakan tersebut?
    Reply
  58. Assalamu'alaikum..
    Bismillah..Wallahu'alam..Sungguh beruntung orang yang diperbudak namun ia tidak sadar dan tidak merasa diperbudak..karena semuanya itu hanyalah permainan..dan permainan itu ada waktunya nanti akan berakhir..
    Reply
  59. Assalamualaikum Wr.Wb
    Sebenarnya siapa yang memperbudak dan siapa yang diperbudak???Setiap manusia sebagai makhluk social selalu memperbudak dan diperbudak oleh dirinya sendiri, manusia selalu memperbudak dirinya dengan berbagai harapan, impian, khayalan, serta fatamorgana. Manusia sendiri juga selalu diperbudak oleh hawa nafsunya, jadi antara memperbudak dan diperbudak adalah dua hal yang hanya sedikit dibatasi oleh ruang dan waktu. Dalam hidup bermasyarakat kita harus selalu mengikuti aturan agar kita dapat bergaul dengan baik, demikian juga dalam lingkungan sekolah, kantor dll selalu ada aturan dan peraturan yang dibebankan dan kita harus menyesuaikan agar tidak dianggap sebagai pemberontak, lalu sebenarnya siapa yang memperbudak dan diperbudak???Kita sendirilah pelakunya.
    Reply
  60. Assalamualaikum Wr.Wb
    Sebenarnya siapa yang memperbudak dan siapa yang diperbudak???Setiap manusia sebagai makhluk social selalu memperbudak dan diperbudak oleh dirinya sendiri, manusia selalu memperbudak dirinya dengan berbagai harapan, impian, khayalan, serta fatamorgana. Manusia sendiri juga selalu diperbudak oleh hawa nafsunya, jadi antara memperbudak dan diperbudak adalah dua hal yang hanya sedikit dibatasi oleh ruang dan waktu. Dalam hidup bermasyarakat kita harus selalu mengikuti aturan agar kita dapat bergaul dengan baik, demikian juga dalam lingkungan sekolah, kantor dll selalu ada aturan dan peraturan yang dibebankan dan kita harus menyesuaikan agar tidak dianggap sebagai pemberontak, lalu sebenarnya siapa yang memperbudak dan diperbudak???Kita sendirilah pelakunya.
    Reply
  61. Perkembangan jaman yang semakin pesat dalam segala hal memang secara tidak kita sadari mempengaruhi pola hidup kita juga,,,Tidak semuanya bisa kita ambil dan kita serap, adakalanya kita harus membuang jauh jauh segala perkembangan yang tidak cocok bagi diri kita, masyarakat kita ataupun bangsa kita.
    Mungkin itu yang bisa kila lakukan untuk meminimalisasikan adanya perbudakan,,,memilih dan memilah segala hal.
    Reply
  62. Faujiah Herlina PMat2010 Kelas BNovember 2, 2010 4:23 AM
    Assalamualaikum WrWb
    Kadang keseragaman itu perlu, tetapi dalam hal tertentu misalnya ketika kita melaksanakan ibadah haji atau umrah, kita memakai kain ihram. maka di sana tidak ada lagi perbedaan antara rakyat biasa, pejabat, dokter, doktor,profesor, guru, buruh, orang desa, orang kota, artis, pengacara, jaksa, anggota DPR, polosi, tentara, jendral, mentri, bahkan presiden, semua sama. Jadi memandang sebuah keseragaman pandanglah dari segi kebermaknaannya. Kalau tidak maka keseragaman tersebut akan memasung kreatifitas seseorang.
    Reply
  63. Retno Ayuningtyas
    10708251041, PSn C

    Ass...
    Bukannya manusia dari awal sudah diperbudak oleh nafsu, karena itu adam & hawa telah mendapat hukumannya.
    Dan sampai sekarang kita memang telah diperbudak & memperbudak sesuatu yang seharusnya tidak perlu.
    Tapi mengapa semakin kuat seseorang akan membuat seseorang itu semakin sok jago, semakin kaya seseorang pun akan membuat orang itu akan menjadi sOmbong, layaknya powernow...
    Kenapa setiap kelebihan yang dimiliki kebanyakan orang malah disalah gunakan bukan dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang..
    Reply
  64. Assalamualaikum...
    Membaca elegi ini, ada 2 pertentangan dalam diri saya, yang pertama setuju bahwa kita memang tanpa disadari sudah diperbudak dan memperbudak bentuk, terpaku pada aturan, hukum dll.. Tapi disisi lain saya berpendapat bahwa aturan dan hukum itu memang harus ada dan kita wajib menjalankannya, khususnya bagi yang beragama Islam, kita sudah diatur untuk mengerjakan shalat, puasa dll.. Atau dalam negara, hukum dan aturan berlaku, bahkan posisi kita sebagai mahasiswa juga diatur oleh ketentuan universitas...
    Jadi tinggal kita menyikapi jangan sampai kita diperbudak dan memperbudak bentuk yang mengarah pada hal yang negatif...
    Wassalam
    Reply
  65. ass..
    wah hebat sekali tipudaya yang dilakukan oleh power now, mulai dari tokoh pemimpin bangsa sampai rakyat jelata semua terkena imbasnya. kenapa kita bisa begitu rapuhnya? sampai-sampai disegala bidang tidak luput dibawah pengaruh power now. inikah yang dinamakan bentuk penjajahan baru??
    Reply
  66. Ass.wrwb..
    Memperbudak dan doperbudak rasanya terdengarnya sudah biasa. Apalagi dalam memperjuangkan hidup, tak jarang manusia saling memperbudak bahkan kadang rela diperbudak.Yang lebih berbahaya ketika kita yang memperbudak diri sendiri,paling tidak bukan untuk hal yang bersifat negatif.Semoga kita tidak diperbudak oleh hafa nafsu setan yang ada di hati kia.Sehingga kita tetap bisa meminimalisir sifat yang buruk dari dalam diri. Amiin
    Reply
  67. Itulah dampak yang ditimbulkan oleh modernisasi. Bangsa kita belum siap menghadapi perubahan global dan tantangan dunia,segala macam perubahan wujud dan bentuk yang ditimbulkan oleh powernow tidak disaring dan diadopsi habis-habisan. Sistem pendidikan yang kita terapkanpun merupakan adopsi dari sistem pendidikan powernow, apakah sudah melalui penelitian?
    Reply
  68. Merasa cukup dengan apa yang ada menghindarkan dari jadi budak dan memperbudak.
    Reply
  69. Ass...
    Sekarang sang powernow sudah mulai memperbudak bangsa dengan hal2 yang sangat di sukai yang tanpa disadari akan menghancurkan diri bangsa ini. Jadi selektiflah terhadap segala sesuatu dengan menggunakan pikiran dan hati yang selalu dihiasi dengan keikhlasan...
    Wassalam...
    Reply
  70. Assalamu’alaikum Bapak

    Bangsa Indonesia ternyata sudah sebobrok itu. Hidup tak punya pegangan, semua hal diputar balikkan sehingga sulit mengetahui mana yang benar dan yang salah. Korupsi terjadi di mana-mana sehingga orang yang kaya bertambah banyak, yang miskin jg bertambah banyak.
    Astaghfirullah..semoga kita selalu berpegang pada Nya agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal demikian
    Terima kasih Bapak,maap atas segala khilaf
    Reply
  71. PM.B/10709251037

    sungguh kekuatan powernow yang tidak terkira.
    apakah benar pak ini akan menjadi konflik tak terkendali seperti yang dikatakn rumput?. sepertinya "iya" bahkan saya tidak dapat menghentikan ketergantungan saya terhadap teknologi karena saya membutuhkannya.
    Reply
  72. 10708259037 (PSn KS 1)

    Inilah kenyataan yang kita hadapi dalam kehidupan saat ini, dmana kita tidak menyadari bahwa secara tidak langsung kita diperbudak oleh apa yang namanya aturan dalam suatu sistem dan kemajuan teknologi yang membantu kita dalam kehidupan kita sehari-hari.
    Reply
  73. Ass..wr.wb
    Dampak globalisasi telah menjajah Indonesia sampai ke pelosok. Krisis multidimensi yang dialami bangsa ini sangat sulit untuk diobati. Oleh sebab itu lindungi dan bekali diri dan keluarga dengan ilmu agama agar kita tidak mudah tergoda dengan fatamorgana kemajuan teknologi. Pendidikan karakter tanpa politisasi memang kebutuhan bangsa yang mutlak harus segera terwujud.
    Reply
  74. Memperbudak dan diperbudak. Dua kata yang tak terpisah satu sama lain. "Memperbudak" terlihat seperti satu sisi yang menguntungkan dan "Diperbudak" tampak salah satu sisi yang dirugikan.Namun pada hakekatnya keduanya sama jeleknya.
    "Keseragaman" terlihat baik, adil, sama dsb. Pada sudut pandang tertentu memang baik. tapi ada kalanya keseragaman itu ditempatkan pada posisi yang salah, misalnya keseragaman standar kelulusan, dengan soal yang sama pada daerah atau kondisi lingkungan yang berbeda, sarana prasarana yang berbeda, pendidikan pengajar yang berbeda, kemampuan siswa yang berbeda dsb. Masa harus diseragamkan?? itu kan tidak adil dan justru menimbulkan konflik yang berakibat pada Skiptisisme masal dan menjurus pada Ambivalensi.dan Itulah sebenar-benar krisis multidimensi bangsa kita.
    Ya..........inilah bangsaku, kapan bisa berubah dan mandiri? Setahun...dua tahun... atau n tahun mendatang. Kita pun tak tau....apakah negara ini masih mempunyai bentuk nantinya???
    Reply
  75. Ass...
    Modernisasi dan kemajuan teknologi memang tidak bisa dihindari, tinggal bagaimana kita menyikapi...apakah larut dengan itu atau memanfaatkannya dengan tidak menghilangkan nilai-nilai budaya kita yang telah ada...
    Wassalam...
    Reply
  76. Bagaiamanpun kita saling ketergantungan. Manusia sebagai makhluk sosial tentu harus bersosialisasi dan memerlukan orang lain. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentunya kita perlu pemikiran dan bantuan orang lain. Selain itu keteraturan dan keseragaman tidak berarti kita selalu diperbudak. Keseragaman menunjukkan bahwa kita sebagai makhluk sosial, namun keteraturan jangan sampai mematikan inovasi, kita terus berfikir kritis, kita terus berinovasi, kita perlu teknologi, karena untuk berinovasi, menemukan teknologi kita juga memerlukan teknologi. Itulah hidup bermasyarakat, ada hak dan kewajiban yang harus di penuhi.
    Reply
  77. Rasanya tidak belebihan dengan pernyataan diperbudak atau memperbudak bentuk. Pada dasarnya selama kita terikat ruang dan waktu kita cenderung diperbudak dan memperbudak bentuk.
    Reply
  78. Diperbudak atau memperbudak yang menyebabkan hidup dalam ambivalensi dan dalam kepalsuan mungkin ada baiknya diperbaiki mulai dari pendidikan dini.
    Kita mungkin produk pendidikan yang menyebabkan kita menjadi Diperbudak atau memperbudak tetapi sebagai insan terjun dalam dunia pendidikan baiknya memulai pendidikan kita menjadi bersifat kontesktual dan konstruktivis dalam pendidikan dini.
    Hidup dalam kepalsuan yang menyebabkan semuanya serba seakan-akan benar-benar merupakan gejala timbulnya mitos.
    Reply
  79. skeptisisme, ambivalensi, disharmoni, krisis multidimensi hasil kerja sang powernow. Hanya iman dan takwalah benteng dari segalanya.
    Reply
  80. Terima kasih elegi Bapak merupakan refleksi bagi saya, tanpa sadar selama ini saya sudah memperbudak atau diperbudak oleh bentuk. Karena semuanya ada yang mengatur dengan tujuan untuk menguasai bangsa kita.
    Bangsa kita sudah mengalami krisis multidemensi dan skeptisisme masal, ciri budaya bangsa kita pun hilang berganti dengan budaya barat. Semoga kita selalu dilindungi Allah SWT.
    Reply
  81. setelah saya baca elegi ini, saya ternya termasuk orang yang saudah memperbudak dan di perbudak tentunya. yah mau bagaimana lagi pak, saudah jadi tututan. saemoga kiata selalu dalam lindunganNya, dan banyak-banyak beristigfar tentunya
    Reply
  82. Assalamu'alaikum, Wr. Wb.
    “Memperbudak atau di perbudak bentuk”, memang seri dialami secara tidak sadar oleh semua orang termasuk saya sendiri bahwa kita memperbudak atau di perbudak bentuk. Namun kita hidup tidak bebas sesuai apa yang kita inginkan akan tercapai, karena kehidupan tidak selalu berada dalam kejayaan ada kalanya kita berada paling bawah. Jadi memperbudak atau di perbudak bentuk, tidaklah suatu permasalahan besar karena kita hidup ada aturan-aturan yang telah diberikan oleh Alloh SWT. Apabila kita diberi kebebasan hidup (melakukan apapun semua kita) apakah kita selalu mengharapkan kebahagian, namun kehancuran yang akan menghampiri kita. Apabila manusia akan selalu bahagia dapat membuat kita sombong karena kita sebagai manusia tidak akan merasa puas dengan apa yang telah kita peroleh selama ini.
    Semoga kita di beri ketebalan iman dan takwa oleh Alloh, Amin......
    Wasalamu'alaikum, Wr. Wb
    Reply
  83. diperbudak atau memperbudak,sebuah kata yang menurut saya sebab akibat, kenapa budaya bangsa kita bergeser seperti yang disebutkan diatas ?apakah mungkin kita terlena dengan tipu daya kepalsuan yang kita hadapi sekarang ini, maka lebih baik kita fokuskan pikiran kita untuk mengatasinya dalam menjalaninya dan kita fokuskan hati kita kepada Dzat Yang Maha Nyata ALLAH Robbul A'lamin.
    Reply
  84. Eva Susanti(07410032 UPY)

    Assalamu'alaikum wr.wb

    Dalam elegi memperbudak atau diperbudak bentuk tampak terlihat jelas bahwa yang berkewajiban selalu diperbudakbentuk dan yang mewajibkan selalu memperbudak bentuk. hal ini menggambarkan bahwa orang yang berkuasa saat ini selalu menang diatas penderitaan yang dikuasai tanpa terkecuali.

    saya merasa skeptisisme memang sudah melanda bangsa ini, dan yang saya takutkan akan menjadi ciri khas bangsa ini.Skeptisisme masalpun di indonesia ttelah terjadi, nyata, kongrit, dan bahkan lebih dan dampak dari hal tersebut sangat terasa, ada yang merasa sangant terbebani, namun ada juga segelincir orang dengan ikhlas melakukannya.

    Pak apa yang harus kita lakukan dengna bangsa ini agar terhindar dari skeptisisme dan ambivalensi?

    Mudah-mudahan Tuhan senantiasa bersama orang-orang yang sabar dalam menghadapi segala situasi dunia yang fana ini. Amiin...

    Wassalamu'alaikum wr.wb.
    Reply
  85. Sri Lestari (07410065)
    Pend. Matematika UPY

    Assalamu’alaikum, hidup dalam aturan-aturan memang sangat tidak menyenangkan, yang ada hanyalah rasa tertekan yang mendalam, tidak bebas, tidak bisa berargumen/ mengemukakan pendapat. Semua itu bisa dirasakan seperti pada jaman yang sudah maju seperti saat ini.
    Jaman sekarang memang sudah berkembang sangat pesat, lebih maju dibandingkan jaman-jaman dahulu kala. Orang menyebut jaman sekarang ini sebagai jaman modern, semua serba ada. Semua keadaan diubah secara drastic, semua serba praktis tetapi ada satu sisi yang yang amat disayangkan karena kebaikan-kebaikan juga berubah menjadi keburukan, kebersamaan berubah menjadi kesenjangan. Sehingga semua ini berdampak pada hidup bangsa yang tidak tentram karena ulah pemimpin yang teerlalu banyak aturan yang mengikat, menekan dan merugikan bangsa .
    Wassalamu’alaikum
    Reply
  86. Elegi ini menggambarkan bagaimana kebijakan yang diambil oleh seorang yang lebih berkuasa "bukanlah sebagai sebuah kebijakan" tetapi menjadi batasan yang memperbudak apa yang dikuasainya. Hal ini sungguh terjadi apabila guru ataupun sang bagawat terlalu determinis terhadap siswa dan cantrakanya. Sikap determinis yang akhirnya merubah suatu bentuk kebijakan menjadi bentuk lainnya ini layaknya sifat seorang pedagang HP yang melakukannya karena ingin mendapatkan keuntungan dari misi pejualannya.
    Lalu apakah untungnya guru melakukan "perubahan bentuk" dari kebijakannya tersebut? maka seribu alasan akan bermunculan, lebih mudah, lebih murah, lebih menguntungkan, ... dan semua nilai lebihnya yang apabila dicermati dengan lebih seksama maka akan kelihatan bahwa kemudahan yang dimaksud hanya untuk kepentingan dirinya, lebih murah kelihatannya, padahal tidak, lebih menguntungkan bagi mereka saja, ...

    Seingga segala kemudahan dan keuntungan yang didapatkan hanyalah semu tanpa makna.
    Reply
  87. Dari elegi ini, artinya kita tanpa sadar telah tertipu dan dibutakan oleh sang powernow.. kita dibuat menjadi bangsa yang konsumtif... yang senang mengikuti trend tanpa tau esensinya... kita dibuat lupa untuk mau membuat sendiri, membangun sendiri... tanpa sadar kita telah diperbudak dari segala aspek, dengan selalu berkiblat pada sang powernow...
    Diperbudak dan memperbudak, mengatur dan diatur... adalah keadaan yang selalu berpasangan... sayangnya ita cenderung menjadi objek yang dikenai.. yang diperbudak, yang diatur...
    Reply
  88. inilah yang disebuat dengan pengembangan yang menghancurkan
    budaya instansi menjadikan krisis multidimensi
    krisis multidimensi seakan membawa pada efisiensi waktu
    namun, krisis multidimensi akan menghilangkan subtansi atau esensi atau makna-makna pada fungsi
    yeyogyanya kebudayaan ini harus diubah.terutama pada makna dan esensi fungsi
    Reply
  89. Saya juga mengalami yang namanya diperbudak bentuk. Sebagai contoh, pada saat ujian kenaikan kelas, rapat dewan guru menetapkan bentuk soal ujian adalah pilihan ganda. Sekarang ada yang namanya tes bersama yang diselenggarakan oleh Dinas pendidikan kecamatan atau kabupaten. yah...mirip-mirip UN. Katanya sang power now, tes semacam ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa di daerah tersebut. Tapi, siapa yang menyusun soal? Pengawas. Guru tidak dilibatkan.
    Reply
  90. assalamu a'laikum...
    Setelah menelaah elegi ini, memang tidak salah klo selama ini di rasa-rasa kita telah memperbudak bentuk diperbudak oleh bentuk...
    bagaimana kita harues mensiasatinya??????????????????
    Reply
  91. yang tidak kalah pentingnya adalah jangan sampai kita diperbudak nafsu. nafsu akan sifat egois merasa benar sendiri apa saja yang dilakukannya, marah jika ada orang lain yang mengingatkan kesalahannya, rakus tidak peduli apakah barang yang dimilikinya itu diperoleh dengan cara benar atau tidak, sombong tidak mau menerima nasihat orang lain, riya selalu ingin dipuji dan disanjung, dan dengki jika melihat ada orang lain hendak menyainginya
    Reply
  92. Suhartini (10709251028)

    Assalamualaikum........
    Menurut saya, memperbudak atau diperbudak bentuk adalah suatu hal yang tidak asing bagi diri kita. Jadi semua itu tergantung bagaimana kita menyingkapinya.

    Wassalamualaikum............
    Reply
  93. Asw.......
    Menurut saya, memperbudak atau diperbudak tidak asing lagi di kehidupan kita dan intinya sekarang ini bagaimana kita menyikapi kata memperbudak atau diperbudak itu,,,,
    misalnya kita jangan sekali-kali aku diperbudak pekerjaan, tapi sebaliknya akulah yang harus memperbudak pekerjaan. Arti lain tunaikanlah kewajiban sebagai hamba dengan sebaik-baiknya.
    Reply
  94. Ahmad Rosyim (08144100053)
    UPY
    Assalamu’alaikum…
    Kondisi Negara kita yang seperti ini menyebabkan setiap orang-orang seakan telah diperbudak oleh semua bentuk-bentuk yang ada, khususnya mengenai perbandingan benda-benda dalam negri dan luar negri, mungkin ini yang menjadi tujuan dunia barat pada dunia timur tidak menggunakan pengaruh terang-terangan dan besar melainkan menggunakan pengaruh-pengaruh seperti produk-produk yang fungsinya mempengaruhi pola pikir manusia.
    Reply
  95. Shering untuk iin syam anggraini .
    Menurut Dr. Marsigit dalam perkuliahan filsafat pendidikan matematika, beliau berpesan sebaik-baiknya manusia adalah dia menjadi saksi atas dirinya dan orang lain dimana saja. Untuk menjadi seorang saksi diperlukan kemampuan mensintesa suatu fakta dengan hasanah berpikir yang benar. Jika kita hanya memperhatiakan diri kita saja berarti kita belum sanggaup menjadi saksi untuk orang lain. Maka menjadi wajiblah menghiasi diri dengan ilmu itu sendiri. Sehingga kita juga open minad terhadap sesuatu yang telah terjadi disekitar kita.
    Reply
  96. Karakter asli dari powernow adalah penghisap. Dia buat jebakan-jebakan untuk menjebak mangsanya (kaum tribal). Jebakan yang dibuat oleh powernow sebenarnya nyata. misalnya. Dia membuat teori-teori palsu mengatas namakam para ahli dan sebagainya. Kemudian silaulah bangsa kaum tribal. kemudian bangsa kaum tribal mengadopsinya teori tersebut tetapi harus ijin (bayar) dengan negara powernow. Tetapi ketika beberapa saat teori itu diterapkan muncul masalah. Lagi-lagi powernow menawarkan diri sebagai dokter. lagi-lagi pakai uang. Contoh konkritnya adalah senjata ampuh powernow untuk merauk kekayaan alam kaum tribal yakni IMF. IMF dianggap dokter oleh kaum tribal ternyata IMF telah melakukan mal praktek. Kasihan kaum trribal....
    Reply
  97. Negara kaum tribal adalah negara sakit. kaum tribal secara sadar di jadikan objek oleh powernow untuk mengeruk kekayaan alam dari kaum tribal. Mesin-mesin penghasil dolar itu bernama: exson mobile, Sheel, Freeport, IMF, dll. katalisatornya wakil-wakil kaum tribal dengan memberikan ijin eksploisasi unlimited.
    Reply
  98. Shering Untuk Ibu Rakhmawati (Pmat Kalsel)
    Salah satu yang membuat powernow betah di negara kaum tribal dalah keberhasilnya menanamkan paham fatalism. Padahal masalah yang dihadapi itu real dan faktanya 10000000000000 % didepan mata. Perubahan iatu haruas dilakukan. Benar kita harus menjadikan iman sebgai landasan dalam berbuat tetapi haruas ada ikhtiar untuk mengusir powernow dari negeri kaum tribal.
    Reply
  99. Shering untuk Bapak ANGGIT PRABOWO
    Inilah salah satu pemahaman yang ditanamankan oleh powernow. Hukum rimba. dan memang role of the game dari sistem powernow memang demikian. Dan itu tertanam dengan kuatnya di hampir setiap penduduk kaum tribal. Tabiat asli orang timur adalah tolong-menolong. tetapi nilai-nilai ini telah tergusur. Tergusurnya salah satu nilai ini kareana himpitan materi. dan powernow telah berhasil menciptkan suasana rhukum rimba.
    Reply
  100. aslm.

    pak marsigit.
    tugas yang kemarin kita kumpulkan ke bapak,,, sekarang sudah saya masukkan ke dalam blog. nama blognya "elegi embun-embun enjang, lan jejawah sonten" di dalam blog ini ada beberapa keterangan tentang tugas-tugas perkuliahan saya.
    makasih atas bimbingannya
    Reply
  101. Mungkin memang beginilah perputaran bumi ini. Ada yang diperbudak ada yang memperbudak. ada yang kaya ada yang miskin. semuanya selalu berpasangan. Seandainya itu bisa berjalan harmonis dan salaing menguntungkan menurut saya boleh-boleh saja.
    Reply
  102. Memperbudak dan diperbudak sangat dekat dengan kehidupan kita. Masyarakat mewujudkan ketentraman dan keteraturan dengan membuat peraturan. peraturan ada dampak positif dan negatifnya. dampak positif menjadikan manusai yang tertib, disiplin, dan tanggung jawab. Namun dampak negatifnya membuat orang menjadi seragam, melakukan dan menginginkan sesuatu yang sama. Sehingga membentuk manusia yang tidak kreatif dan kritis dan menjadikan manusia pengekor atau penganut pada peraturan. padahal kehidupan terus berjalan dan dibutuhkan keberanian untuk melakukan hal-hal yang baru dan melakukan inovasi untuk mengetahui hasil yang lebih baik.
    Tidak bisa menjadi diri sendiri sehingga banyak kepalsuan.
    Reply
  103. kekuatan kapitalisme sebagai penguasa di era post post modern ini memang luar biasa,... tak khayal semua orang terperdaya olehnya,... talak ukur panduan adalah materi (dibaca bentuk), sehingga kalau perbuatannya tidak menghasilkan materi maka itu bukan perbuatan yang harus dilakukan, sungguh mengerikan... dan ini pun secara tak langsung juga mengena pada diriku yang berada dikehidupan sistem yang hancur ini,.. ku hanya bisa berdoa semoga bisa terlindungi dan tidak terporosok jauh dalam perbudakan bentuk akibat kekuatan powernow yang merajalela,..
    Reply
  104. maaf pak, mau bertanya, prevalen dan imanen itu apa ya pak,.. (saya belom bisa memahami kata ini)
    trimakasih sebelumnya,..
    Reply
  105. Assalamu'alaikum...

    Maaf Pak, agak rumit mencerna cerita ini. Tetapi bila berhubungan dengan memperbudak dan diperbudak,sepertinya kita banyak melakukan kata tersebut memperbudak dan diperbudak dalam urusan dunia.

    Padahal kita semua adalah Abdi Allah, jadi rasanya lebih tepat semuanya dilakukan krn Allah,krn dlm surat Adz Dzariyat ayat 56 tertulis :"tidak ku ciptakan Jin dan manusia kecuali untuk menyembah/ beribadah kepadaku". Jadi rasanya semua yg kita lakukan dalam rangka ibadah kepada Allah swt.

    wallaahu'alam bish Showab.
    Wassalamu'alaikum
    Reply
  106. Nuryadi, S.Pd.Si
    S2 PMAT A

    itulah kita sebenarnya sudah terkukung dalam suatu sistem pendidikan yang tidak mungkin pikiranku mampu menelaah semua pikiranmu. alhasil dengan produk sistem pendidikan yang sudah di sepakati kita telah menjadi budak pendidikan dan dengan sistem itu pula guru-guru menerapkan ke siswanya itulah memperbudak.
    Reply
  107. Nuryadi, S.Pd.Si
    S2 PMAT A

    sangat sulit kita lepas dari jeratan black hole dunia pendidikan. sistem pendidikan kita telah menjerat atau dijerat. Siapa yang bisa keluar dari jeratan itu yang memang diinginkan.
    Reply
  108. Ibrahim, S.Pd. (10708251043)January 24, 2011 9:08 AM
    Assalam'mualaikum Wr. Wb.
    Dalam konteks sempit, mungkin dapat saya artikan bahwa memperbudak adalah sifat dari kesombongan sang powernow, sedangkan diperbudak adalah kelinci percobaan sang powernow.Tetapi aturan dan peraturan yang telah disepakati bersama untuk kemajuan yang logis diterima oleh akal dan insya Allah diredahi oleh Allah SWT, itu saya rasa bukan termasuk dalam istilah memperbudak dan diperbudak, kecuali sang powernow yang melanggar peraturan.

    Dalam perjalanan hidup manusia, dia juga bisa bersifat sebagai sang powernow kekuasaannya dan juga bisa bersifat sebagai kelinci percobaan nafsunya.
    Dewasa ini hal-hal seperti itu merupakan sesuatu biasa terjai dalam diri kita. Sebagian dari kita rata-rata telah diperbudak oleh hawanafsu dan juga rata-rata telah mempopolerkan sang powernow kesombongannya.
    Contoh misalnya, orang-orang yang bergerak di bidang hukum secara sadar atau tidak sadar, mereka sendiri yang melanggarnya. Dalam bidang keagamaan misalnya "kasus dana Abadi umat", seperti yang terjadi pada berita-berita tahun lalu, apadahal mereka lebih tahu aturan-aturan dunia-akherat, toh mereka sendiri yang melanggarnya.

    Jadi kesimpulannya karena manusia itu lebih dominan hawanafsu daripada hati dan akal logisnya.
    Hanya manusia-manusia yang mampu mengendalikan hawanafsu dan mampu mempergunakan hati dan akal pikiran yang jernih untuk hidup, mungkin itulah manusia-manusia yang berkualitas dalam hidupnya.
    Reply
  109. Febriyani
    UPY.Pen.Matematika
    07410034,,sem VII

    Diperbudak oleh keadaan, sistem,waktu,bentuk semua itu saya alami...,,tapi inilah realita yang ada di dunia ini. Kadang tersadar tak mau diperbudak tapi kadang hawa nafsu ini lebih besar daripada rasa sadar.,,
    Reply
  110. Sekolah:
    kenapa aku harus menggunakan kurikulum yang sperti ini. Padahal aku tidak suka. Kenapa muridku harus ikut UN. Mengapa harus orang lain yang menguji muridku, padahal aku yang mengajarnya selama ini. Aku yang selalu mendukung mereka, aku yang sebenar-benarnya tahu kemampuan mereka, mengapa orang lain yang harus menyatakan mereka lulus atau tidak mengapa bukan aku.
    Penguasa pendidikan:
    Hai sekolah…kurikulum dan UN adalah kebijakanku. Ketahuilah kurikulum itu wajib dilaksanakan di seluruh negeri kekuasaanku. Keahuilah dengan kurikulum seperti itu semuanya akan seragam. Jika semuanya seragam maka hatiku akan senang. Ketahuilah karena yang seragam itu mudah dibuat, lebih sederhana membuatnya, lebih mudah untuk dinilai, lebih murah jadi yang masuk ke kantongku lebih banyak….
    Reply
  111. "terbelenggu sistem" hal inilah yang dapat saya tangkap dari elegi ini. birokrasi yang berbelit-belit, mekanisme yang bertahap-tahap dan masih buanyaak lagi hal sederhana yang menurut saya justru dibuat rumit hanya untuk melambangkan kekuasaan .
    berkuasa harus memerintah
    berkuasa harus terlihat wah
    hal-hal inilah yang selalu terdoktrin di dalam benak para pemimpin kita di atas sana.jadi wajar saja jika sistem sellau memperbudak kita.
    Reply
  112. "terbelenggu sistem" pesan inilah yang dapat saya tangkap dari elegi ini. birokrasi yang berbelit-belit, mekanisme yang bertahap-tahap, seta masih buanyaaak lagi hal seserhana yang menurut saya justru dibuat rumit hanya untuk melambankan kekuasaan . maklum saja bagi para pemimpin kita:
    berkuasa harus memerintah
    berkuasa harus wah
    Reply
  113. Orang yang diperbudak oleh sesuatu adalah orang yang kurang bersyukur. Tetaplah jadi orang baik dan kritis akan keadaan. Sebagai pendidik, ya sebagai pendidik yang bijaksana, jangan asal mau diperbudak oleh peraturan yang mungkin tidak sesuai dengan situasi dan kondisi siswa dan sekolah..
    Reply
  114. Moh.Supratman
    10709251036

    Ass.Wr.Wb.
    Hawa nafsu itu senang akan penghargaan, pujian, kemuliaan, kehormatan, dan harga diri. Setan senantiasa akan memperdaya diri kita melalui harga diri dan kehormatan. Demi mempertahankan kehormatan dan harga diri biasanya kita akan dibisiki setan untuk selalu berpenampilan hebat dengan pakainan mahal-mahal, kendaraan mewah dan sebagainya. Pendek kata, dari hari ke hari kita akan disibukkan oleh tipuan setan tersebut sehingga tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan uang berapapun hanya karena ingin dihargai manusia tanpa peduli bagaimanan pertimbangan hisabnya di akhirat kelak.
    Wassalam....
    Reply
  115. sungguh sebenarnya perbudakan tidaklah benar dalam bentuk apapun. tapi sekarang mungkin kita tidak terasa sedang diperbudak. keadaan juga dapat memperbudak kiat. masa juga dapat memperbudak kita. semua dapat memperbudak kita jika kita tidak bisa menguasainya. padahal jika kita tahu.... sesungguhnya kita telah menjadi sebagian dari masterpeace dari ciptaan tuhan.... manusia adalah wakil tuhan yang berada di jagat raya ini. tetapi jika kita rasakan sekarang ini, banyak kita yang terbua dengan segala apa yang berada di depan kita. kita tidak bisa memanajemen apa yang seharusnya kita atur, semoga kita menjadi orang yang sadar akan keadaan ini........ marilah kembali ke fitrah kita bahwa manusia adalah wakil tuhan di bumi. dan setiap orang tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan kemerdekaannya......
    Reply
  116. Nur kholifah 07410027 UPY
    Ass.Wr.Wb.
    Inilah hidup yang kita jalani, perbudakan tidak terlepas dari hidup ini.
    Rosulullah saja membenci perbudakan.
    Marilah kita berfikir positif dengan selalu dekat dengan-NYA...
    Reply
  117. seharusnya manusia yang memperbudak alat...
    bukan alat yang memperbudak manusia
    Reply
  118. Assalamu’alaikum Warakhmatulahi Wabarakatuh…..Edi Muji Hartono UPY (08144100104)
    Perkembangan jaman telah menuntun seseorang untuk memilih untuk berubah atau tetap. Sebagai bangsa perubahan jaman harus disikapi dengan bijak tanpa meninggalkan cirri khas bangsa yang telah melekat. Bangsa harus dapat mengikuti perkembangan dunia internasional. Untuk orangnya sendiri perkembangan yang ada harus dapat menyaring hal-hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang dianggap buruk. Kita jangan sekali-kali terbawa oleh arus perkembangan jaman yang buruk, hal ini akan berakibat buruk pada kehidupan kita dan bangsa kita. Sebagai pribadi yang kuat dan bangsa yang mandiri harus dapat mengikuti perkembangan jaman dengan arif dan bijak…..
    Reply
  119. Tutik Shahida"p.mat swa 08"February 25, 2011 6:01 PM
    TUTIK SHAHIDAYANTI
    08301244031
    P. MAT SWA 08

    Assalamualaikum wr. wb...
    "ELEGI MEMPERBUDAK ATAU DIPERBUDAK BENTUK"
    Menurut saya... memperbudak atau diperbudak sudah begitu nyata dan sering kita jumpai di kehidupan yang fana. semua penuh dengan keragu-raguan dan ketidakpastian, kebohongan demi kebenaran dsb..
    tapi sesungguhnya memperbudak atau diperbudak itu hanyalah angan-angan, tidak tampak jelas atau bahkan hanya seperti sebuah mata air di gurun pasir. karena memperbudak atau diperbudak adalah hal yang tidak dapat di nilai.
    ketika seseorang dikatakan diperbudak oleh orang lain, maka belum tentu orang yang dikatakan diperbudak itu merasa diperbudak, karena dia merasa ikhlas tanpa ada kata merasa diperbudak.
    Begitu juga dengan orang yang dibilang memperbudak orang lain, padahal belum tentu orang itu memperbudak, karena yang dia inginkan adalah mengarahkan orang itu dengan kasih dan sayang agar lebih baik.
    jadi menurut saya, " MEMPERBUDAK DAN DIPERBUDAK BENTUK" adalah hal yang demikian diatas. terimakasih pak.
    Wassalamualaikum wr. wb.
    Reply
  120. Filsafat Pend.Matematika P.Mat Sub 2008

    Menurut saya dalam elegi ini kita terlalu banyak diperbudak oleh apa yang berada di sekitar kita. Tetapi bagi saya mungkin akan lebih baik bila diri seseorang diperbudak oleh dirinya sendiri sehingga mampu berfikir secara matang apa yang akan diperbuatnya nanti.
    Reply
  121. memang, manusia mudah diperbudak oleh sesuatu dan manusia yang lain yang lebih berkuasa suka memperbudak. Semuanya secara sadar atau tidak, memang ada di dalam kehidupan. Manusia jaman sekarang kebanyakan lebih menggunakan pikirannya dan menenggelamkan hatinya, sehingga lebih mudah diperbudak oleh manusia-manusia yang dianggap "lebih".
    Reply
  122. Ass....
    Dalam elegi ini disebutkan bahwa manusia sering dam mudah untuk diperbudak ataupun memperbudak suatu hal secara sadar ataupun tanpa kita sadari. Lalu apakah kedua hal tersebut buruk dan apa yang harus kita lakukan agar tidak terjenak ke dalamnya?
    Reply
  123. Wisnuningtyas Wirani
    08301241011
    P. Mat Sub 08

    Menurut saya diperbudak atau memperbudak masih bisa ditoleransi apabila kita mengetahui batas-batasnya. Sampai sejauh mana kita diperbudak maupun memperbudak. Jika tidak ingin diperbudak, hanya kita sendiri yang bisa mengendalikan diri agar tidak diperbudak terus menerus. Saling menghargai satu sama lain dan berpikiran terbuka menjadi salah satu kendali diri.
    Reply
  124. Disadari atau tidak, kita memang telah, sedang diperbudak. dalam hal apa ? banyak sekali, tergantung bagaimana kita menghadapinya. Tetaplah jadi diri kita sendiri agar kita terhindar dari semua itu. tetap berpegang teguh pada Agama Allah sehingga kita tahu batas-batas kalau kita diperbudak. dunia modern atau gaya barat telah memperbudak kita dalam banyak hal. misalnya gaya berpakaian dan teknologi. akan tetapi semua itu bagaimana kita memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk berbuat kebaikan. Apabila kita tidak tahu batasannya, maka celakaah kita. Tetap Pada keyakinan kita, dan jadikan itu sebagai fondamen dari apa yang kita lakukan. Keikhlasan berdoa dan memohon ampun adalah satu-satunya cara kita untuk tahu apakah kita memperbudak atau diperbudak. karena dengan pertolongaNya lah kita akan bisa melakukan itu semua. Mudah-mudahan. Amiin.
    Reply
  125. assalamu`alaikum...

    memang sekarang ini manusia semakin memperbudak dan diperbudak oleh kemajuan zaman...
    orang-orang yang mempunyai kekuatan, ilmu dan kekuasaan semakin seenaknya memperbudak, sedangkan kaum-kaum lemah dan kurang berilmu hanya ikut2an saja alias diperbudak...
    sebenarnya menurut saya, memperbudak dan diperbudak boleh2 saja,, selama masi dalam batas yang wajar dan tidak meninggalkan sesuatu yang seharusnya kita kerjakan atau dengan kata lain tidak meninggalkan kewajiban kita...
    Reply
  126. Ria Intan Permatasari
    08301241017
    P.mat Sub'08

    menurut saya, ini kembali lagi kepada hawa nafsu manusia..
    sejauh mana orang bisa mengendalikan hawa nafsunya,,
    ketika hawa nafsu sudah dapat dikendalikan, maka tidak ada "memperbudak dan diperbudak"..
    Reply
  127. memperbudak dan diperbudak adalah hal yang sangat banyak terjadi di kehidupan kita bahkan memperbudak dan diperbudak terhadap suatu bentuk pun terjadi. Menurut saya memperbudak dan diperbudak wajar-wajar saja terjadi asalkan masih dalam batas-batas tertentu, dan kita harus tetap menghargai dan menghormati satu sama lain.
    Reply
  128. Ya ya,,saya menyadari banyak orang termasuk saya sendiri telah diperbudak dan memperbudak. Namun, tergantung bagaimana cara kita memanfaatkan dan menyikapi bentuk-bentuk modern yang ada sekarang. Selain itu, kita juga harus memiliki basic ketimuran yang kuat dulu agar kita tidak mudah terpengaruh dengan penjajahan cara baru ini. Jadi kita tidak mengalami degradasi sikap dan pemikiran.
    Reply
  129. identitas diri yang kuat yang bia menangkal semua pengaruh buruk dari luar.. memang bangsa kita sekarang sedang mengalami krisis dan degradasi mental,, tapi saya yakiin, setiap usaha yang dilakukan, walaupun sekecil apapun, pasti akan ada hasilnya..dan kepercayaan itu memberikan kekuatan,,,
    Reply
  130. Dibuatnya sistem peraturan sifatnya untuk mengatur agar komponen-komponennya berjalan rapi dan tidak saling tabrakan.
    Kata memperbudak atau diperbudak itu karena orang yang memperbudak maupun orang yang diperbudak ingin mematuhi peraturan yang telah disepakati.
    Jadi tidak ada yang dirugikan satu dengan yang lainnya.
    Reply
  131. memperbudak dan diperbudak itu semua tergantung dengan diri masing-masing manusia. karena semuanya itu berbalik lagi pada manusia itu sendiri..
    jika kita pintar memilah-milah ataupun menyeleksi setiap apapun yang datang ke diri kita inssalloh kita akan terhindar dari "diperbudak".,
    Reply
  132. Hemi eviana fitri
    P mat sub 08
    08301241034

    Kehidupan di Indonesia sudah mulai mengalami krisis multidimensi akibat ulah bangsa barat yang telah menguasai kehidupan kita. Bangsa barat berhasil menguasai kita karena kecanggihan teknologinya. Selama ini kita hanya hidup sebagai objek dari mereka. Kita banyak diperbudak oleh kecanggihan teknologi mereka. Untuk itulah agar kita bisa terhindar dari krisis multidimensi yang semakin lama akan menghancurkan bangsa ini, kita harus membekali diri kita dengan landasan yang kuat, agar tidak mudah mengekor atau mengikuti tren begitu saja tanpa tahu dan peduli baik atau buruk akibatnya.
    Reply
  133. aslkm...

    salah satu upaya bangsa barat dalam menjajah kita adalah dengan membuat kita ketergantungan dengan mereka...mereka mempengaruhi kita dengan budaya mereka, menjadikan kita lebih memilih budaya mereka...maka untuk menjaga bangsa kita dari perbudakan dunia luar, kita harus senantiasa berfikir kritis...
    Reply
  134. (Nevi Narendrati/p mat swadana 2008)
    Ass.wr.wb.
    Tidak selalu orang lain, bahkan kita bisa memperbudak diri sendiri. Misalkan melakukan hal yang tidak sejalan dengan hati, namun karena merasa ‘terpaksa’, gengsi, dsb, maka kita melakukannya. Bukankah begitu sama dengan ‘memperbudak’, Pak? Mohon koreksinya.
    Setiap orang memang mempunyai hak yang sama, tapi jangan menggunakannya untuk memperbudak atau diperbudak.
    Kemudian, untuk memerangi perbudakan oleh powernow, kita harus terus meningkatkan dan mempraktekkan kecerdasan spiritual, intelektual, maupun sosial kita.
    Wass.wr.wb.
    Reply
  135. Kita seharusnya waspada terhadap bangsa powernow . Kita seharusnya jeli karena kita dapat berpikir kritis serta mampu. Jangan sampai diperbudak oleh bangsa powernow yang penuh dengan kepalsuan belaka. Jadilah diri sendiri dan bangsa yang mempunyai kepribadian. Selagi ada kemauan pasti ada jalan.
    Reply
  136. mutiah rahmatil fitri (08301244003)
    pend. matematika 2008

    Elegi di atas menyiratkan makna bahwa memperbudak dan diperbudak telah merajalela dalam kehidupan kita. Begitu gampangnya orang diperbudak oleh perkembangan teknologi,. Suatu bangsa dengan semena-mena memperbudak bangsa lain. Untuk itu kita harus selalu berpikir kritis dalam menghadapi segala sesuatu agar kita tidak diperbudak oleh siapapun,..
    Reply
  137. Keberagaman adalah variasi, ada perbedaan maka akan ada juga bermacam-macam pilihan. Artinya perlu dipikirkan dan diselidiki sebelum mengambil keputusan. Namun yang menjadi masalah ketika pihak tertntu cenderung memilih hal-hal yang sifatnya seragam, yang diutamakan hanya karena pertimbangan teknis, tapi tidak melihat pada aspek manfaat dari tujuan masalah itu sendiri. Tentunya hal ini membatasi dimensi pemikiran seseorang ketika dihadapkan pada suatu pilihan, pikiran yang terbatas oleh dimensi ruang dan waktu ternyata dikomando oleh praduga yang sifatnya serba instan dan mementingkan ego pribadi.
    Reply
  138. Assalamu 'alaikum....
    Sungguh manusia saat ini diperbudak dan memperbudak zaman. Betapa tidak, manusia kerap kali memiliki ketergantungan oleh budaya asing yang justru hal tersebut belum tentu bermanfaat untuk diri mereka. Manusia senantiasa diperbudak oleh setan lewat hawa nafsu mereka sendiri yang akhirnya kalah dan melakukan sesuatu yang negatif atau buruk. Manusia kerap kali terpaku akan suatu hal sehingga tidak memikirkan ada hal yang alin yang lebih baik. Sungguh harusnya kita semua terbangun dari posisi dimana kita diperbudak dan memperbudak kita.
    Reply
  139. m. putrining tyas
    08301241037

    ternyata masih banyak saja bangsa yang belum sadar bahwa kita telah dikuasai power now. yang haus kita lakukan saat ini adalah agar bagi kita-kita yang sudah sadar bahwa negara ini kembali dijajah ialah dengan menyadarkan yang belum sadar agat segera tahu, dan kita mampu mengubah nya menjadi lebi baik. semoga misi ini berhasil. amin
    Reply
  140. Saya masih bingung memahami dari maksut ilustratsi memperbudak dan diperbudak...
    Tapi yang saya tangkap adalah adanya peningkatan variansi media untuk melaksanakan suatu fungsi tentunya memang berhubungan dengan bentuk...
    Reply
  141. KOMENTAR
    ANIF ARDHIANSYAH
    08301244027
    PENDIDIKAN MATEMATIKA

    Memperbudak dan diperbudak, dua hal yang pasti dijalankan dalam waktu bersamaan dengan 1 subjek maupun lebih dari 1 subjek. Tujuan menjadi hal yang diperhitungkan dalam memperbudak atau diperbudak. Semoga kita pun sadar apa itu budak dan mengapa itu perlu muncul disini..
    Reply
  142. ASRI MULAT RAHMAWATI
    08301244036
    PENDIDIKAN MATEMATIKA SWADANA 2008
    Assalamu’alaikum

    Di jaman yang modern ini sang Powernow telah menguasai bumi bahkan diri kita telah dikuasai, sebagai contohnya kita mengikuti apa yang mereka lakukan,jadi sepertinya kita menjadi budak sang Powernow. Apa yang kita lakukan dengan menggunakan banyak syarat yang pada akhirnya hanya meminta kita melakukan apa yang diinginkan powernow. Itulah kepandaiannya dan kecerdikannya, powernow mampu menggelabuhi semua orang yang akan dikuasainya tanpa terlihat menguasai. Seakan – akan sang powernow tidak berperan dalam hal tersebut. Semakin maju IPTEK di negeri kita, semakin mundur moral bangsa kita. Kita jadi sering mengikuti perubahan jaman oleh budaya barat yang kurang sejalan dengan kebudayaan timur. Banyak hal – hal tentang budaya yang jaman dahulu itu merupakan budaya yang baik ataupun kebiasaan yang baik ternyata malah diganti dengan kebiasaan modern yang mengurangi budaya kita. Sebenar – benarnya kita telah kekhilangan sedikit dari kesadaran akan jati diri kita di budaya timur ini.
    Reply
  143. NOKA SETYA MAHARANI
    08301244013
    PEND. MATEMATIKA

    Berkembangnya teknologi rasa-rasanya sudah disalahgunakan fungsinya. Bisa memutarbalikkan semuanya. Baik menjadi tidak baik, tidak baik menjadi baik. Semua itu terjadi karena kekurangan pekaan kita akan akibat-akibat yang akan timbul dari perkembangan dunia ini. Ada hal yang pengen saya tanyakan pak, apakah ketika kita menjalankan kewajiban kita sedang diperbudak aturan itu? Padahal sebagai manusia sudah barang tentu mempunyai batasan-batasan berperilaku, dan aturan itu pastilah untuk membatasi tingkal laku manusia agar tidak melampaui batasnya.

    Terima kasiih^^
    Reply
  144. Sebagai pemimpin yang baik hendaklah kita meneruskan program para pendahulunya,dengan catatan programnya baik dan tepat.Jangan membuat program baru yang justru membuat kita menjadi semakin terpuruk,karena harus mengawali dari nol.Maka sebagai manusia yang bjak seharusnya kita bisa legowo pendapat orang lain.
    Reply
  145. Segala sesuatu yang kita lakukan dengan ikhlas akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Dan jika sesuatu itu kita lakukan dengan berat hati maka semua yang kita lakukan juga akan memperoleh hasil yang seakan-akan....
    Kemajuan teknologi dan globalisasi yang terjadi sekarang ini dimungkinkan oleh penggunaan media elektronik dalam mengirim dan menerima informasi. Dan yang menjadi efek atau dampaknya ialah menyusutnya ruang dan waktu...
    Strategi kita adalah mencermati fenomena-fenomena perubahan yang terjadi, mengambil kesimpulan dari fenomena-fenomena tersebut, kemudian merancang langkah strategis sebagai antisipasi agar kita tidak diperbudak dan memperbudak segala sesuatu yang berubah disekitar kita...
    Reply
  146. Meita Fitrianawati
    083012144015
    P.Mat Swa 08


    hal yang dapat saya petik dari elegi ini adalah sebenarnya kita telah dijajah kembali oleh teknologi dan globalisasi....
    powernow yang telah menguasai pikiran kita membuat kita berpikir segalanya instan..
    dan hal yang kita lakukan sekarang adalah kuatkan dan bangunlah logos yang tangguh agar dapat kita dapat mengendalikan pikiran kita dari kekuatan teknologi dan globalisasi yang merajalela.
    dan mohon petunjuk kepada Allah agar senantiasa kita selalu dalam lindunganNya..amin
    Reply
  147. Maaf Pak,.saya masih belum begitu paham dengan elegi ini..
    memperbudak dan diperbudak tergantung sikap manusia itu sendiri..Yang terpenting bagaimana agar kita jangan sampai diperbudak oleh perkembangan zaman yang salah kaprah.
    Reply
  148. Terkadang kita tidak menyadari bahwa kita telah atau bahkan sedang memperbudak dan diperbudak oleh bentuk. Seharusnya kita melakukan sesuatu itu dengan dilandasi niat dan keikhlasan. Dan keikhlasan itu akan muncul dan terlihat jika segala sesuatunya berasal dari diri sendiri. Bukan dari orang lain ataupun hal lain.
    Reply
  149. Apakah semua ke-tegel-an kita terhadap sesama saudara itu buah karya sang PowerNow??? Tanpa campur tangan sang PowerNow, benarkah kita akan masih tetap 'bersih'? Atau semua ke-tegel-an itu sejatinya juga bersumber dari kita sendiri, sementara peran PowerNow hanya sekedar sebagai pendukung, pemberi fasilitas, pemberi contoh??? Entahlah.
    Reply
  150. Assalamu’alaikum wr. wb
    Kadang, penyeragaman bukanlah semata-mata demi kesenangan atasan, tetapi bertujuan agar tidak menampakkan kesenjangan sosial yang ada. Selama dibebaskan untuk berlaku sesuai kepribadiannya sendiri, saya rasa seragam penampilan bukanlah masalah. Saya belum paham arti prevalen dan imanen. Dari elegi ini, saya mendapat pesan bahwa kita tidak boleh melihat dan mementingkan segala sesuatu dari sisi bentuk melainkan makna. Di zaman sekarang, batas antara yang benar dan yang salah sudah semakin kabur. Mungkin itu dikarenakan kita sudah diperbudak bentuk.
    Reply
  151. Terkadang manusia selalu ingin keluar dari lingkar kehidupan yang tidak kita senangi, jika tidak bisa maka yang akan dilakukan hanyalah bergumam menyesali keadaan. Daripada seperti itu, lebih baik kita mencoba untuk memahami lingkar itu, mencari celah-celah kebaikan diantara penuhnya pikiran negatif kita terhadapnya. Dari celah yang kecil itu, jika dipelajari secara terus menerus maka akan menjadi sebuah lubang putih yang besar yang akan menggantinya.
    Reply
  152. Nampaknya skeptisisme juga telah merambah pada kalangan generasi muda yang telah kehilangan pedomannya.
    Reply
  153. Siti Rahayu
    08301244055
    Pend. Matematika Swa ‘08

    Assalamu’alaikum…
    Dalam hidup di dunia ini kita sebenarnya telah diperbudak dan memperbudak. Di kehidupan bermasyarakat ada suatu aturan yang harus dipatuhi untuk mewujudkan ketertiban, ketentraman dan keteraturan. Peraturan itu bisa berdampak positif dan negatif. Dampak positif yakni bisa membuat hidup menjadi tertib, disiplin, dan tanggung jawab. Namun dampak negatifnya membuat orang menjadi seragam atau sama. Sehingga membuat manusia menjadi tidak kreatif dan kritis karena hanya menurut pada peraturan yang telah ada. Padahal dalam kehidupan ini dibutuhkan keberanian untuk melakukan hal-hal yang baru dan melakukan inovasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari yang sebelumnya.
    Reply
  154. Asslamkum Wr. Wb.

    Memang itulah yang terjadi di kehidupan ini, manusia telah menjadi budak bentuk. Seorang rela menjadi bukan dirinya saat harga diri menjadi hal yang benar-benar dicari sdan menjadi sebuah yang bisa dipamerkan. Kita mesti menjadi seorang yang A agar menjadi baik di mata-mata Aisme, kita harus menjadi B agar menjadi disukai oleh Bisme, kita harus mencukur rambut kita model C, berbicara dengan cara D dan seterusnya dan seterusnya….
    Reply
  155. Kenyamanan yang dirasakan seringkali membuat kita tidak mau dan mampu beranjak meninggalkan rasa nyaman tersebut. Hal tersebut justru berbahay bagi kita karena secara tidak langsung kita menutup adanya perubahan, perbaikan, ilmu, dsb. Segala sesuatu yang sudah baik apabila tidak terus diperbaiki akan menemukan keburukan-keburukannya karena masa atau jaman pun terus berkembang dan berubah. Tuntutan jaman berubah sehingga kita tidak bisa hanya stagnan menyikapi perubahan tersebut. Perubahan ke arah yang lebih baik meskipun itu sulit kenapa tidak?
    Reply
  156. ERNI GUSTIEN VIRGIANTI
    PPS UNY 2011 PMAT A(11709251046)
    Elegi Memperbudak atau Diperbudak Bentuk?

    Krisis multidimensi yang melanda Negara ini dikarena oleh karakter yang lemah, hati dan keyakinan yang mulai lemah. Sehingga dengan mudahnya kita dapat diperdaya bahkan diperbudak oleh bentuk, hanya karena bentuk terkadang kita lupa dengan hakekat dari bentuk itu sendiri. Dampak luas yang terjadi pergeseran-pergeseran makna dari bentuk tersebut. Diperbudak bentuk akan cendrung membuatkan melakukan segala sesuatu untuk bentuk tersebut bahkan dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Semoga kita bukanlah salah satu pelaku dalam krisis multidimensi tersebut..
    Reply
  157. Secara sadar ataupun tidak maka “memperbudak dan diperbudak bentuk” memang semakin terjadi pada waktu sekarang, tentunya dengan alasan adanya tuntutan perubahan zaman. Padahal seharusnya bukanlah kita yang ikut terbawa arus perubahan zaman, namun justru seharusnya kitalah yang mampu untuk mengendalikan dan menjalani setiap perubahan yang ada, yang tentunya perubahan itu merupakan perubahan kea rah yang lebih baik. Namun demikian, yang terjadi saat ini memang sedang dalam posisi yang serba sulit, dengan adanya krisis multidimensi itulah yang memberikan implikasi bagi kita untuk tetap pada posisi memperbudak dan diperbudak bentuk.
    Reply
  158. Satriawan PM A (11709251035)

    Sadar atau tidak sebagaian kita di perbidak oleh bentuk, kita memilih sesuatu berdasarkan bentuk, berdasarkan model bukan manfaat, tidak peduli kita apakah yang kita lakukan dapat bermanfaat atau tidak yang penting bentuknya menarik. manyak orang yang ingin mendapatkan keuntungan menjual makanan yang bentuk dan warnanya menarik tetapi mereka tidak menyadari betapa berbahayanya perbuatan mereka yang memberikan warna pada makanan yang dijual dengan pewarna tekstil.
    demikian juga RPP, yang di utamakan adalah bentuk, harus sesuai dengan format yang telah di tentukan. artinya jika RPP sudah srelesai dibuat sesuai dengan format maka itu sudah cukup, kita terkadang tidak mementingkan pelaksanaannya dilapangan, RPP hanyalah sebagai pelengkap administrasi saja.
    Reply
  159. Ummi Aisyah 11709251049 PMAT A PPS UNY 2011
    Assalamu’alaikum
    “Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). “Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah ta’ala menyerahkannya kepada kalian untuk diurusi kemudian Allah ingin melihat bagaimana sikap kalian terhadapnya. Maka berhati-hatilah dari fitnah dunia dan wanita.” (HR.Muslim). “Sangat mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak didapatkan kecuali pada diri orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur. Dan apabila dia mendapatkan kesusahan maka dia akan bersabar.” (HR. Muslim)
    Reply
  160. Asalamu'alaikum wr wb
    Terasa sulit hidup di negara yang diperbudak dalam arti seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Dari sisi ekonomi negeri kita suadah di perbudak oleh hutang luarnegeri yang kata-nya lunak namun cepat dan pasti segera mengeruk sumberdaya alam. Dari sisi politik mlah parah penjahat narkobapun dilepaskan karena kalah secara politik. Dari sisi budaya banyak iming-iming idola, makanan gak bergizi, football, fashion berkiblat kebarat semua.

    Bebas dan merdeka dalam arti seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya, mandiri, bebas dari hutang, kreatif dan inovatif dan dekat dengan Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini